nine

3 0 0
                                    

"Gimana?"

Senyuman yang indah

"Sini peluk kalau kangen gausah tsun gitu el"

Taptap

Langkah yang terkesan cepat memenuhi ruangan. Tergesa seakan tak ada hari esok untuk merengkuh tubuh mungil sang gadis. Ya ata telah sadar setelah kurang lebih 1 bulan berada dalam masa komanya.

"Maaf, maafin aku ya? gabisa jagain kamu"

Kekehan renyah mengisi seluruh ruangan

"Astaga semenjak kapan pakai aku kamu hem?"

Merah, itu yang menjabarkan wajah el saat ini

"Kangen, udah lama ga liat senyummu"
"Iyaa aku tau, hum mamah?"
"Mamah masi beli buah, katanya pengen peach, kamu mau?"

"MAUUUUU"

Senyum tulus terukir, tak terbayang akan datangnya hari ini. Hari yang selalu ia nanti, tidak, mamah juga menanti hari ini. Hari dimana Alviz dan sang ibu dijatuhkan hukuman dan hebatnya bertepatan dengan Bumi yang bangun dari tidur panjangnya. Kebahagiaan yang berlipat ganda bukan?

"Maaahh liat el nakal"

Dengusan terdengar jelas, dengan muka ditekuk. Padahal baru saja gadis itu mengamuk hebat dan mencakar sebagian lengannya. Sekarang merajuk manja dilengan sang ibu, sembari disuapin buah buahan.

"Kamu ya yang nakal liat tangan aku luka semua mah!"
"Uee amu yang nakal wuuu"

Senyuman sang ibu merekah dan mengusap kedua pucuk kepala nya bergantian.

"Kesayangannya mamah engga ada yang nakal, kamu habis dari ini tinggal di rumah mamah yaa. Mamah udah beliin kamu banyak boneka lhohh"

"YEEEEYYYYYY"

Kebahagian Bumi utama, itu batin keduanya. Rasa lelah, sakit terobati begitu aja dengan melihat senyuman Bumi yang cukup lama hilang. Berusaha menjaga senyumannya mulai detik ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Altabumi G.A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang