eight

1 0 0
                                    

Flashback

Prang duag awsh

"PAPAA!?"

"Pa - papa?"

Taptaptaptap

"Hiks pa papa"

"Ma maaf"

Dor

Kesadarannya menghilang ketiganya pergi dengan tatapan sulit di artikan. Ketakutan, itu yang mendominasi.

"Ab abang udah panggil ambulan iya ambulan dikit lagi sampai"
"Hiks papa"
"A aku bakal berubah iya aku bakal jagain Ata kaya abang sama papa jaga ata! papa harus lihat aku berubah ya. Nanti penjahat tadi pasti abang tangkap iya papa ha ---"

"I . . Innalillahi hik w wainnaillahi roji un --"

Kesadarannya pun perlahan tumbang, diikuti derap kaki memenuhi ruang. Beberapa orang berdatangan membopong sang kepala keluarga beserta sang bungsu.

Sudah seminggu, semenjak kepergian sang kepala keluarga disusul berita meninggalnya sang sulung. Sakit pukulan bertubi tubi ditambah luka fisik yang diberikan sang ibu. Lelah, ingin menyerah dengan keadaan.

"Cepat bersihkan halaman depan bumi! kamu ini sudah saya beri tempat tinggal, saya beri makan masih gak tau berterimakasih kamu ya!"
"I iya mah, bakalan bumi bersihin"
"Bagus seharusnya kamu ikut saja abang sulung kamu itu, cih memalukan!"

Tidak bisa membantah, salah kata sedikit berujung hukuman tragis. Tiada malam tanpa jeritan dari sang bungsu. Berjalan lunglai dengan kantung mata yang benar benar menghitam. Menahan sesak dan perih di sekujur tubuh.

"Lo gimana si?!? gua kan udah bilang buat belikan susu rasa Vanilla lo kira ini susu buat lo?! Cewe gua gasuka rasa Taro!"

Tubuhnya menggigil menahan dinginnya guyuran susu tadi. Baju putihnya berubah menjadi putih keunguan. Luka memar disekitar lengan terasa perih. Senyuman kecil menghiasi wajah cantiknya, sembari berujar.

"Abang, susu buat kakanya dikeresek putih, kan sudah At -- Bumi taruh di kamar abang. Kenapa abang malah masuk ke kamar bumi sambil ambil susu kotak bumi?"

"Oh, ayo sayang"

Jawaban perih yang ia dapatkan, lalu cewe tadi hanya tersenyum miring dan membisikan beberapa kalimat.

"Mending mati deh lo, penampilan gaseberapa soksokan mau jadi adeknya Alviz, ga banget ewh"

Senyumannya merekah dan kemudian menggangguk patuh, kakinya berjalan menuju ruangan kotor mengambil lap basah dan mulai membersihkan bekas keributan tadi.

Altabumi G.A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang