Part 12

3.3K 363 25
                                    

Jeno memandang sendu pada Haechan yang menangis, Cup "Jangan menangis, aku tidak suka" bisik Jeno lirih setelah memberi kecupan singkat di bibir Haechan. Membuat Haechan langsung berhenti menangis saat itu juga.

"Jeno" rajuk Haechan pelan yang membuat pemuda tampan itu tersenyum kecil, "dulu aku selalu berharap untuk dapat melihat hal ini" ujar Jeno yang membuat Haechan menatapnya dengan bingung.

"Hal apa?" Tanya Haechan penasaran.

"Kau merona karenaku" bisik Jeno yang semakin membuat Haechan merona malu.

"Jadi kau pacarku sekarang?" Tanya Haechan penuh harap.

Jeno mengangkat alisnya, "memang kita pacaran?" Tanya Jeno yang membuat Haechan menatapnya dengan kesal.

"LEE JENO KAU.." Sentak Haechan dengan kesal lalu mengalihkan pandangannya kesamping agar tidak menatap pada Jeno.

Jeno mengulum bibirnya karena tingkah imut Haechan, ia yang tadi berbaring di samping Haechan kini mulai naik keatas tubuh Haechan dengan menindihnya tanpa cela.

Haechan menatap Jeno terkejut ketika tubuh mereka sangat dekat seperti ini, ia bahkan meneguk ludahnya kasar melihat wajah Jeno tepat di depannya. "Tampan" bisik Haechan tanpa sadar.

"Dan kau cantik" balas Jeno memuji Haechan, "dan si cantik ini milikku, be mine Haechan Lee" ujar Jeno tulus penuh perasaan.

Haechan memandang wajah Jeno dengan bahagia, "aku mau" cicit Haechan pelan.

Muuaaacchhh

Haechan langsung mengecup bibir Jeno lama, membuat Jeno tersenyum senang menatap Haechan. Jeno bangkit perlahan namun tidak berpindah posisi lebih tepatnya dia hanya memberi ruang antara dirinya dan Haechan.

Jeno menatap Haechan dalam yang dibalas tatapan yang sama oleh Haechan, tangan Haechan lalu memeluk leher Jeno sebelum ia menutup matanya. Dengan pelan wajah Jeno mendekati wajah Haechan, sebelum akhirnya bibir mereka berdua bertemu.

Jeno menikmati saat-saat bibirnya dan bibir Haechan menempel, dengan perlahan ia hisap bibir atas Haechan bergantian dengan bibir bawah Haechan. Tangan Jeno mengelus pipi Haechan dengan lembut, ternyata perasaannya pada pemuda ini selama bertahun-tahun masih sama.

Haechan yang awalnya hanya diam kini mulai berani membalas ciuman Jeno dengan sama lembutnya. Bahkan pelukan Haechan di leher Jeno malah semakin erat membuat jarak yang ada diantara mereka semakin tipis.

Jeno melepaskan pagutannya di bibir Haechan lalu menatap Haechan dengan sayang, "aku sangat mencintai mu, tolong jangan tinggalkan aku" pinta Jeno dengan nada lirih membuat Haechan memandang sendu pada sosok tampan itu.

"Aku tidak akan meninggalkan mu, tidak akan pernah" jawab Haechan yang membuat Jeno tersenyum.

"Ughhh" ringis Jeno tiba-tiba sembari memegangi kepalanya yang kembali terasa pusing.

"Jeno-ya kenapa?" Tanya Haechan khawatir, "kepalamu sakit lagi?" Lanjut Haechan.

Jeno memindahkan tubuhnya dan berbaring di samping Haechan, "hm, sepertinya begitu" jawab Jeno seraya memijat kepalanya pelan, namun tiba-tiba tangan Haechan yang memijat kepalanya dengan lembut.

"Kau perlu minum obat ku ambilkan dulu ya" ucap Haechan yang langsung berlari keluar kamar Jeno.

Haechan memasuki dapur dengan panik, segala tempat ia periksa hanya untuk mencari obat sakit kepala. Jisung, Chenle, Renjun dan Jaemin memandang bingung pada Haechan yang panik sekali.

"Apa yang kau cari?" Tanya Renjun pada Haechan.

"Obat sakit kepala" jawab Haechan singkat.

Renjun memandang jengkel pada Haechan, "kotak obat selalu disini Lee Haechan, apa yang kau cari di lemari makanan itu" omel Renjun yang langsung menyadarkan Haechan.

1543 : I Still ❤️ ¥ou ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang