Part 11

3.3K 374 53
                                    

Haechan tengah memasak saat Sungchan tiba-tiba memasuki dapur, "apa yang kau masak hyung?" Tanya Sungchan yang kini berbisik di telinga Haechan, Haechan tersenyum sambil menoleh menatap Sungchan. "Aku membuat bulgogi, kau juga ada jadwal pagi bukan, kalau begitu lekas bersiap" ucap Haechan lembut.

Sungchan termenung menatap wajah cantik Haechan dihadapannya, "Sungchan woy" jerit Haechan di telinga Sungchan hingga membuat lelaki tampan itu tersentak.

"Kau melamun apa pagi-pagi" tanya Haechan dengan nada usil.

Namun Sungchan hanya tersenyum malu, "wajahmu" jawabnya pelan.

Haechan terpaku sesaat, "wajahku?" Tanya Haechan memastikan, yang dijawab anggukan mantap oleh Sungchan.

"Wajahku kenapa?" Tanya Haechan heboh seraya mencoba mengaca pada gelas, ia khawatir wajahnya kotor sehingga Sungchan menatapnya seintens itu.

Sungchan menggenggam tangan Haechan, "Wajahmu cantik" ujar Sungchan yang membuat Haechan terdiam, telinganya lambat laun berubah warna menjadi warna merah.

Pak

Haechan memukul dada Sungchan pelan, "pagi-pagi kau berani menggombali ku" ujar Haechan malu. "Mandi sana" usir Haechan lalu membalikkan badannya dari Sungchan. Sungchan mencium pucuk kepala Haechan lalu berlari dari sana, Haechan sempat tertegun sebentar sebelum menggelengkan kepalanya pelan.

Set..

"Ada apa lagi Sung...." Ucapan Haechan terputus kala ia hapal aroma siapa yang tengah memeluk pinggangnya sekarang. Posisi Haechan yang membelakangi orang itu membuatnya tidak sadar akan siapa yang memeluknya.

Haechan akan melepaskan pelukannya ketika ia merasakan rasa hangat dari sosok tersebut, "Jeno kau sakit?" Tanya Haechan cemas.

Jeno menumpukan kepalanya di leher Haechan, "kepalaku pusing" ujar Jeno pelan. Haechan langsung membalikkan badannya yang membuat pelukan Jeno padanya langsung terlepas.

Haechan menempelkan tangannya di kening Haechan, "kau demam juga wajahmu pucat, ayo makan setelah itu minum obat biar nanti siang kau bisa ikut syuting" ujar Haechan seraya menarik Jeno untuk duduk di kursi makan.

Haechan menyiapkan makanan untuk Jeno dengan cepat, ia juga memposisikan duduk di hadapan Jeno. "Ayo makan" perintah Haechan saat ia lihat Jeno hanya menatap makanan yang ada didepannya.

"Jeno, ayo makan!" Perintah Haechan lagi, karena gemas Jeno yang tak kunjung memulai maka Haechan langsung meraih sendok dihadapan Jeno dan menyuapi pemuda itu.

"Aaaaa" titah Haechan yang langsung dituruti oleh Jeno, Jeno tersenyum lembut pada Haechan yang sibuk menyuapinya. "Dulu aku selalu iri padanya karena kau akan selalu menyuapinya di hadapan ku, Haechan kau berhasil membuatku mencintaimu lagi" batin Jeno seraya tersenyum lembut.

"Dan sekali lagi aku jatuh cinta karena senyuman mu" tambahnya dalam hati. Jeno menyelesaikan makannya hanya dalam waktu sepuluh menit, Haechan menatap puas pada piring yang dipegangnya telah kosong.

"Pergi ke kamar, akan ku bawakan obat nanti" tambah Haechan, ia langsung berdiri dan membersihkan piring kotor yang dipegangnya. Namun kepala Jeno terlalu pusing jadinya dia justru menumpuhkan kepalanya di meja.

Haechan menatap aneh pada Jeno yang justru terlelap dengan posisi duduk di meja. "Jeno-ya" panggil Haechan pelan, "badannya malah semakin panas" bisik Haechan khawatir.

"Jeno kenapa?" Tanya Renjun yang datang bersama Sungchan, "Dia sakit, sudah makan tadinya kusuruh untuk istirahat di kamar dia malah tidur disini" ujar Haechan, "Sungchan bisa tolong bawa Jeno ke kamar, nanti aku akan menyusul" ucap Haechan.

1543 : I Still ❤️ ¥ou ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang