Part 05

4.2K 445 101
                                    

Haechan sedang bersiap-siap di kamarnya ketika Jeno tiba-tiba masuk. Haechan menoleh sebentar dan menatap Jeno dengan pandangan datar. "Kenapa?" Tanya Haechan dengan nada datar.

Jeno menggeleng pelan, "tidak aku tunggu disini ya" pinta Jeno dan Haechan hanya mengangguk setuju. Selepas itu tidak ada lagi yang berbicara. Bukan Jeno tidak mau namun tampaknya Haechan yang sedang tidak mood berbicara dengannya.

"Haechan" panggil Jeno pelan, Haechan yang tadinya sedang berkemas menghentikan aktivitasnya sejenak, "wae?" Tanya Haechan tanpa menoleh pada Jeno.

"Tentang yang kemarin aku minta maaf, Jaemin benar tidak seharusnya aku berbohong padamu" ujar Jeno lirih.

"Haechan menggigit bibirnya pelan, "tidak masalah aku tahu kau pasti juga ingin bermain dengan temanmu yang lain" jawab Haechan, Haechan menoleh dan menatap Jeno yang duduk diranjangnya, "lain kali berkata jujur saja jika memang kau tidak bisa pergi, aku juga akan membenahi diri dengan tidak terlalu memaksamu" tambah Haechan dengan tersenyum manis.

Jeno tersenyum senang mendengar ucapan Haechan, dengan cepat ia berdiri dan memeluk Haechan dengan erat, "gomawo kau memang teman terbaikku" ujar Jeno dengan nada senang, tapi Haechan yang tadinya hampir membalas pelukan Jeno hanya menggantungkan tangannya di udara. "Teman ya" batin Haechan.

Jaehyun menatap Jeno dan Haechan yang tengah berpelukan dengan pandangan sendu, "Ehem, apa aku mengganggu?" Tanya Jaehyun dengan senyum lembut di wajahnya.

Jeno langsung melepaskan pelukannya dan balik tersenyum pada Jaehyun, sebenarnya ada rasa tidak ikhlas dalam hatinya saat harus melepas tubuh Haechan. Namun tidak mungkin ia tetap memeluk Haechan di hadapan Jaehyun kan.

"Tidak kok hyung" jawab Haechan membuat Jaehyun melangkah semakin masuk kedalam kamar Haechan, "kenapa?" Tanya Haechan pada Jaehyun yang kini ada dihadapannya.

"Johnny hyung sudah siap, kalian sudah ditunggu" jelas Jaehyun seraya memperhatikan Haechan yang langsung memasukan barangnya dengan cepat, tangan Jaehyun spontan membantu Haechan membuat pemuda manis itu tersenyum pada Jaehyun.

Sedangkan Jeno hanya dapat melihat saja interaksi keduanya yang terasa mengganggu di matanya. "Aku tunggu diluar" ujar Jeno lalu bergegas pergi dari sana, ia merasa semakin aneh karena berpikir Haechan tidak perlu tersenyum terlalu manis pada Jaehyun seperti itu.

Haechan menatap dan mengecek sekali lagi barang yang akan dibawanya, "sudah semua, kau yakin tidak ada yang tertinggal?" Tanya Jaehyun.

Haechan menggeleng, "sepertinya sudah semua, gomawo hyung sekali lagi" ujar Haechan. Jaehyun tiba-tiba memeluk Haechan dengan lembut, "bisakah kau melihat padaku Haechanie" bisik Jaehyun yang membuat Haechan mengerutkan keningnya bingung.

"Jangan menutup matamu pada perasaan yang kumiliki padamu" ucapan Jaehyun membuat Haechan melepaskan pelukan diantara mereka.

"Hyung" ujar Haechan lirih, Jaehyun menatap Haechan dengan mata berkaca-kaca, "aku tidak berniat memaksa mu hanya saja aku juga tidak sanggup melihatmu terluka setiap kali Jeno mengecewakan mu" tambah Jaehyun. "Biarkan aku mencintaimu, dan secara perlahan belajarlah untuk mencintai ku" tambah Jaehyun yang membuat Haechan bernafas dengan berat.

"Aku......" Bisik Haechan pelan karena sekarang dia bingung ingin mengatakan apa.

Cup

Jaehyun tiba-tiba mencium bibir Haechan yang membuat Haechan terpaku, bertepatan dengan Jeno yang membuka pintu kamar matanya terbelak melihat adegan dua orang disana yang nampaknya tidak sadar akan kehadiran Jeno. Jeno segera menutup lagi pintu kamar Haechan dan hanya berdiri diam disana sebentar, andai saja Jeno mau menunggu tepat saat dia pergi Haechan mendorong Jaehyun perlahan.

1543 : I Still ❤️ ¥ou ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang