chapter 3

388 37 6
                                    



Jealous

Disclaimer : J.K Rowling

Pair : Draco M. & Harry P.

Rate : M

Genre : Romance / Angst

Warning : LEMON, SLASH, OOC, Modifiate Canon.

Normal PoV

.

#

.

Pemuda tinggi itu berjalan sendiri sepanjang koridor dimana hanya ada beberapa siswa yang menghabiskan waktu sore mereka sambil menunggu waktu makan malam di aula besar. Kesendirian merupakan sesuatu yang berharga untuknya mengingat dia begitu benci keramaian.

Dia berjalan dengan gayanya yang begitu sempurna, nyaris tak ada cacat yang ditemukan pada diri pemuda itu selain sifat angkuh yang menjadi ciri khasnya. Dia tak mempedulikan bisik-bisik para murid perempuan yang mencoba mencari perhatiannya dengan gaya mereka yang berlebihan, dan hanya dengusan kesal yang keluar dari bibir tipisnya saat para gadis yang bertingkah bak fangirling itu tertawa centil - dan itu terdengar begitu mengerikan di telinganya - saat dia melintas didepan mereka.

Mata abu-abunya menangkap sosok pemuda yang duduk sendiri di bibir jendela besar yang ada di koridor samping tersebut. Perlahan dia mendekati pemuda itu dari belakang, "Melihat sesuatu yang menarik, Harry?" tanyanya pelan.

Pemuda yang ternyata adalah Harry Potter tersebut sedikit terlonjak mendengar sapa dari belakangnya, "Draco, berhenti mengejutkanku," gerutunya pada Draco Malfoy, pewaris tunggal keluarga Malfoy yang tersohor di dunia sihir itu.

Draco mengernyitkan keningnya, "Mengejutkanmu?" tanyanya heran, "Bukankah kau saja yang terlalu tenggelam dalam lamunanmu?"

"Aku tidak melamun," bantah Harry sambil kembali melemparkan pandangannya lurus ke depan.

Draco tersenyum tipis dan duduk disamping Harry dengan arah pandang yang bertolak belakang, "Keberatan kalau kutemani?" tanyanya lagi.

Harry mengedikkan bahunya, "Asal kau simpan tongkat sihirmu baik-baik karena aku sedang tak ingin ribut."

Draco mendengus, "Aku cuma ingin menemanimu, Harry, separah itukah anggapanmu?" kata Draco kesal.

Harry terkekeh pelan, "Bicara apa kau ini? Kau bisa menemaniku kapanpun kau mau," jawabnya ringan tanpa melihat pada pangeran Slytherin itu.

Dada Draco berdebar halus mendengar kata-kata pemuda yang telah menjadi kekasihnya selama beberapa bulan ini, walau mereka sempat berpisah sebentar karena alasan konyolnya. Ya, mereka telah mengakhiri permusuhannya saat perang berakhir. Hukuman satu tahun penjara untuk orang tua Draco yang mengharuskan mereka tinggal bersama selama empat bulan telah mengubah semuanya.

"Kenapa diam?" tanya Harry heran melihat pemuda itu tak berkomentar apa-apa.

Draco tersenyum samar dan memandang mata emerald Harry yang bersinar terang, "Tidak," jawabnya singkat.

Harry memandang wajah pemuda di sampingnya itu dengan seksama, tak susah membuatnya jatuh cinta pada Draco. Sifatnya memang angkuh dan sering kali menyebalkan. Dia selalu memandang sinis pada orang lain tetapi sorot abu-abu itu selalu hangat saat memandangnya. Sifatnya yang over protective justru membuat Harry tersanjung karena dia merasa dicintai. Tangan putihnya yang selalu menepis uluran tangan orang lain terasa begitu lembut saat memeluknya, dan bibirnya yang selalu mengucapkan kata-kata pedas terasa memabukkan saat menciumnya.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang