chapter 6

270 33 2
                                    



Farewell

Disclaimer : J.K Rowling

Pair : Draco M. & Harry P.

Rate : T

Genre : Romance / Angst

Warning : SLASH, OOC, Modifiate Canon.

.

#

.

Harry meremas selembar perkamen di tangannya lalu memasukkannya ke dalam tas, mata hijaunya memandang nanar pada kilau jernih permukaan danau yang memantulkan sinar matahari menjadi seindah kristal. Pikirannya melayang jauh meninggalkan raganya.

Banyak yang telah terjadi satu tahun ini, dan semua berjalan lancar. Hubungannya dengan Draco berjalan dengan mulus, dengan kedua orang tua Draco pun tak ada hambatan. Sekolahnya juga sudah bisa dibilang selesai, nilai akhir telah keluar dua hari yang lalu dengan hasil yang sangat memuaskan. Departemen Auror telah menerimanya sebagai calon anggota baru walau dengan syarat yang cukup berat, tapi Harry bertekat kalau dia ingin meneruskan jejak ayahnya, James Potter. Tapi ada satu yang menjadi pikirannya dan dia tak yakin bisa menyampaikan itu pada semuanya, terutama Draco.

Draco telah terdaftar sebagai anggota muda di kementrian juga, di departemen hubungan sihir internasional, departemen yang dibawahi oleh Lucius Malfoy, ayahnya sendiri. Melihat apa yang dilakukan oleh keluarga Malfoy saat perang terjadi membuat pihak kementrian kembali memberikan kepercayaan pada mereka untuk kembali menjabat.

"Kenapa kau suka sekali menghilang?" tanya sebuah suara yang entah sejak kapan telah berada dekat sekali dengannya.

"Draco?" katanya dengan sedikit gugup.

Draco mengenyitkan keningnya, "Kenapa?" tanyanya melihat Harry yang sedikit salah tingkah, lalu pemuda berambut pirang itu duduk di samping kekasihnya.

Harry menggeleng dan menatap lurus ke tengah danau, "Tidak, hanya terkejut," elaknya.

Draco mendengus kesal, "Sampai kapan kau akan terus melamun seperti itu?" kata Draco mengomentari kebiasaan Harry yang begitu suka tenggelam dalam lamunannya.

Harry tersenyum, "Salah sendiri kau tak ada di dekatku," jawab Harry sambil menyandarkan kepalanya di bahu Draco.

Draco memejamkan matanya, menikmati kehangatan Harry yang selalu mampu membuatnya merasa nyaman, "Kau kan bisa mencariku?" jawabnya tak mau kalah.

Harry tersenyum samar, "Tapi aku juga ingin kau yang mencariku."

Pemuda berambut pirang itu terkekeh pelan mendengar kekeraskepalaan Harry, "Baiklah, cukup, aku sedang malas bertengkar," jawabnya yang disambut tawa Harry.

Harry terdiam, dia semakin tak yakin bisa menyampaikan ini pada Draco, kebingungannya menjadi berkali-kali lipat dan dia memutuskan untuk membiarkan ini dulu, toh masih ada waktu satu bulan sampai mereka benar-benar lulus dari Hogwarts.

"Melamun lagi?" tanya Draco sambil mendongakkan wajah Harry agar menatapnya.

Harry memandang kilau kelabu itu, mata yang selalu memandang dingin tapi terasa begitu hangat saat menatapnya, sikap arogannya yang bisa begitu lembut saat memeluknya, bibir yang terbiasa mencela tapi terasa begitu memabukkan saat menciumnya.

"Harry..." panggil Draco lagi dan menyadarkan Harry dari lamunannya.

Pemuda berkacamata itu tersenyum lagi dan mengalungkan lengannya di leher Draco lalu mencium lembut bibir tipis kekasihnya, dia ingin mereguk semua rasa hangat dan nyaman yang selalu ditawarkan Draco padanya, mereguk semua yang telah menjadi miliknya.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang