13

1.5K 169 15
                                    



Arya berdebar debar. Karena saat ini rombongan keluarga Sastra sedang berkunjung ke rumah.

Ibu dan pak RT nampak kelimpungan saat menjamu mereka.

Bingung juga harus menjamu apa ke orang kaya.

Tapi om Baron menenangkan, mereka bilang suasana di rumah ibu saja sudah sangat nyaman, apalagi teh buatan ibu dan Arya ini sangat enak dinikmati.

Suasana hangat yang kental kini terasa antara dua keluarga itu. Menyatu menjadi harmonis.

Topik pembicaraan saat ini adalah meminta izin ibu, untuk merestui kedua bujang yang ingin bersatu itu.

Ibu hanya mengangguk, beliau mengusap puncuk rambut Arya kemudian berkata...

"Ibu sayang sama Arya, apa yang Arya suka akan berusaha ibu berikan. Tapi mohon maklum saja ya jika Arya sering merepotkan, kembalikan saja pada ibu jika dia nakal."

Sebenarnya banyak sekali yang ibu berikan, semuanya menjadi terharu dan senang disaat yang bersamaan.

Terharu karena melihat kasih sayang ibu Arya yang begitu besar.

Dan senang karena ibu nampak bijak sekali menghadapi ini.

"Hanya... hubungan seperti itu akan banyak rintangannya. Ibu sudah tanya Arya, tapi sekarang ibu mau mendengar jawaban nak Sastra."

Ibu menatap lembut kearah Sastra dan tersenyum. Menunggu jawaban yang akan Sastra berikan.

Dengan yakin dan serius, Sastra menghadap ibu Arya dan menjawab.

"Sastra janji akan menjaga Arya, bu. Gak akan Sastra biarkan Arya kesakitan, tidak nyaman apa lagi membuatnya sedih. Sastra akan selalu berusaha untuk Arya."

Sastra berhenti sejenak hanya untuk melihat Arya yang kini sedang malu malu melihat kearahnya seperti anak perawan saja.

"Sastra yakin ibu gak butuh omongan, makannya Sastra akan buktikan semua itu buat Arya. Jadi, Sastra harap ibu bisa percayakan Arya kepada Sastra."

Hanya kalimat sederhana seperti itu yang Sastra berikan. Tapi semuanya begitu percaya karena Sastra mengucapkannya dengan penuh keyakinan dan perhatian.

Ibu tersenyum kemudian mengangguk.


Kedua keluarga kecil ini kemudian melanjutkan acara beramah tamah sampai tidak terasa membahas hal yang berat.


Arya masih tidak percaya.

Ia merasa bermimpi!

Perasaan baru kemarin deh dia salah paham, perasaan baru kemarin ia terjebak dengan cinta satu malam bersama Sastra karena prasangkanya yang salah.

Padahal rasanya baru kemarin, semuanya terasa masih baru.


Tapi kini ia sedang menyiapkan hal besar, untuk hidup kedepannya bersama Sastra.

Undangan mulai disebar walau hanya kepada orang terdekat yang dipercaya.

Tempat mulai disiapkan keluarga Sastra, beserta tiket dan perlengkapan ke Belanda.

Pakaian untuk hari yang sakral itu sudah diatur sedemikian rupa. Begitu pas dan sangat serasi, membuat Arya kini menjadi seperti pangeran dadakan. Pangeran yang benar benar tampan!


Arya tidak bisa berhenti bergetar ketika pantatnya kini sedang duduk di bangku pesawat.

"Bu, gimana kalau kapalnya jatuh terus kita semua jatuh ke laut. Arya gak jadi kawin dong."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prasangka AryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang