Part 8

237 14 4
                                    

"selamat pagi" sapa Bulan setelah menuruni anak tangga.

"Pagi juga dek" balas Langit.

"Cepet makan, nanti kamu telat ke sekolahnya" ucap bundanya.

"Iya bun."
°
°
°
°
°
"Pagi para jametie" sapa Bulan kepada teman-temannya.

"Jametan lo ya Lan" ucap Gerhana dengan malas.

"Dih Na gak ngaca, lo ratu nya jamet ya" balas Bulan sambil melipat tangannya di dada.

"Cih, mana ada" ucap Gerhana, kemudian membuang muka.

"Ada sayang ada."

"Gak ya, lo tuh jamet premium."

"Lo."

"Lo."

"Lo Lan."

"Lo lah Na."

"Udah, sesama ratu jamet mending diem" kini giliran Hujan yang berbicara sambil mengemut lollipop nya.

Bulan dan Gerhana hanya memandang sinis Hujan.

╺ַ╌ི̈──╌ֵ─┅╼╼╼⃘۪۪⃖❆⃘̸۪۪⃗╾╾╾┅─ֵ╌──╌ַྀ̈╸

Jam istirahat Bulan dkk ke kantin bareng. Setelah sampai, Bulan melihat Bintang yang melambaikan tangan kearahnya.

"Sini Lan" suruh Bintang.

"Kenapa ya pak?" Tanya Bulan setelah sampai di meja Bintang.

"Duduk sini saja"

Bulan melihat kearah dua orang yang ada di meja "tapi pak?"

"Udah gak papa, kamu sama temen kamu duduk saja."

Mau, tidak mau Bulan dkk akhirnya duduk bersama Bintang dan kedua temannya.

"Pada mau makan apaan, biar gue pesenin" ujar Jupiter.

"Terserah deh, samain aja semua" ucap Senja.

"Oke, tunggu."

Sambil menunggu Jupiter kembali, mereka sibuk dengan urusan masing-masing hingga sebuah suara terdengar.

"Kenalin saya Regulus Petir Blythe, sahabat Bintang" ucap Petir memperkenalkan diri kepada Bulan dkk.

"Saya Fajar Bagaskara Anderson, sekertaris pak Bintang" ucap Fajar.

"Bulan."

"Venus."

"Hujan."

"Gerhana."

"Senja."

"Jupiter" sambar nya setelah kembali membawa nampan berisi makanan.

"Bukannya nama lo Jupli ya" ucap Hujan.

"Heh cebong, Jupli idung lo monyong. Nama bagus-bagus lo ganti" ngegas Jupiter.

"Serah gue lah, yang lain manggil nya juga Jupli kok" ucap Hujan tak mau kalah.

"Ay liat, masa nama aku di ganti" adu nya pada Venus.

"Bener toh yang di bilang Hujan, kan kamu emang suka dipanggil Jupli ay" balas Venus dengan wajah tak berdosa nya.

"Ay mah, bukannya belain pacar sendiri" ngambek Jupiter.

"Utututu ayang aku ngambek, maaf ya sayang yaaa."

Teman-teman nya hanya memutar bola mata malas melihat interaksi kedua sejoli tersebut.

"Cium dulu" ucap Jupiter sambil menunjuk pipinya.

Plak

"Ini lagi disekolah, gak usah aneh-aneh" sinis Venus.

"Ekhem, lihat-lihat sikon juga kali" ujar Gerhana sambil memutar bola matanya malas.

Yang lain hanya terkekeh kecuali Bintang, tatapan Fajar dan Senja bertemu.

Deg

"Aduh yaampun jantung gue kok dag-dig-dug ya, bismillah jodoh" batin Senja.

"Cantik" ucap Fajar dalam hati, kemudian tersenyum.

"EH EH DIA SENYUM KE GUE?! ADUH MAMA TOLONG ANAK MU SALTINGG" jerit Senja dalam hati, sambil menahan senyumnya yang hendak muncul.

"Pak Fajar kenapa natap Senja kayak gitu?" Tanya Hujan kepo.

Fajar gelagapan, "ah eh eng-enggak kok" ucapnya gugup.

Hujan hanya manggut-manggut dan kembali memakan makanannya.

"You're mine!" Bisik Petir kepada Hujan yang sedang makan.

Uhukk

Uhukk

Uhuk

"Eh Jan lo gak papa? Pelan-pelan dong kalo makan, gak bakal ada yang minta juga kali" ucap Gerhana panik sambil memberikan minumannya.

Hujan menerima minuman tersebut, kemudian meminumnya hingga tersisa setengah.

"Engga, gue gak papa. Makasih" ucap Hujan sambil tersenyum.
°
°
°
°
°
"Maksud bapak yang di kantin tadi apa ya?" Tanya Hujan penuh selidik.

"Kamu ini pura-pura tidak paham apa gimana?" Tanya Petir balik.

"Loh pak, saya kan lagi nanya kok malah nanya balik sih" kesalnya.

Saat ini Hujan tengah berada di taman belakang sekolah bersama Petir, sehabis makan tadi ia langsung mengajak Petir pergi.

"You're now mine" tekan Petir.

"Gak bisa git-".

"Tidak menerima penolakan baby" smirk nya.

"Dasar om-om pedo."

"Gak papa, yang penting kamu suka."

"Cih, ada saya bilang suka sama bapak?"

"Gak papa kalo kamu belum suka sama saya, yang penting saya suka kamu."

"Sinting."

╺ַ╌ི̈──╌ֵ─┅╼╼╼⃘۪۪⃖❆⃘̸۪۪⃗╾╾╾┅─ֵ╌──╌ַྀ̈╸

Bulan menatap langit dengan mata berbinar, "bintang nya cantik ya?" Tanya nya meminta persetujuan Bintang.

Saat ini keduanya sedang berada di balkon kamar Bulan.

"Cantik banget" ucap Bintang menyetujuinya, namun tatapan matanya menatap kearah Bulan dengan senyuman yang tak pernah luntur.

Bulan yang merasa diperhatikan sedari tadi pun menoleh, sepersekian detik mereka berdua saling menatap dalam mata masing-masing.

Bintang mendekat, mengikis jarak diantara keduanya. Salah satu tangannya menarik pelan pinggang Bulan agar lebih dekat.

Cup

Bulan memejamkan mata, terpaan semilir angin seakan meminta keduanya untuk saling memberi kehangatan.

Bintang menarik pelan tengkuk Bulan. Ia melumat bibir Bulan lembut, lalu memeluknya.

Bulan merasakan lumatan tersebut, dan membalas pelukan Bintang. Ia menikmati pelukan yang hangat tersebut, kemudian tak lama melepasnya.

Bulan menatap Bintang, dan tersenyum sangat manis. Bulan menarik dagu Bintang pelan, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Bintang. Ia mengecup bibir Bintang mesra, dan mulai memangut bibir Bintang sembari memperdalam ciuman.

Mereka akhirnya terhanyut kedalam ciuman panas tersebut.

•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•─̇••─̇•─̇•─̇•─̇•─̇•

senin, 29 agustus 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweet TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang