1

3.6K 225 21
                                    

Park jonggun atau yamazaki jonggun adalah pemilik dri perusahaan yamazaki's corp, jonggun lebih dikenal dengan marga park daripada yamazaki.

Pewaris satu satunya keluarga yamazaki, perusahaan miliknya sudah mempunyai banyak cabang di penjuru dunia.

Menjadi seorang ceo perusahaan besar tentu bukan hal yang mudah, uang tidak semata mata masuk kedalam rekening milik jonggun. Ada banyak tenaga, waktu dan usaha yang harus jonggun dan ayahnya keluarkan agar perusahaan ini bisa sebesar sekarang.

Jonggun meletakan berkas yang sedaritadi ia pegang, hari ini ada banyak jadwal meeting dengan perusahaan lain. Tetapi asistennya yang saat ini dibutuhkan malah memilih untuk mengundurkan diri dri pekerjaannya, walaupun ia harus membayar sanksi karena telas melanggar kontrak kerja yang telah ditentukan.

"sial, jadwal jadwalku jadi berantakan" jonggun memijit pelipisnya "hah.. Harusnya aku segera mencari asisten baru kemarin"

Jonggun merasa ini semua sangat melelahkan, rasanya... Ia hanya ingin bersantai dirumah tanpa ada berkas berkas menyebalkan yang selalu ada dimejanya.

Ia menghela nafasnya lalu meraih ponsel genggam diatas meja, mencari kontak dengan nama 'gimyung' sepupunya. dan langsung menelpon pemilik kontak tersebut.

"halo kak? Tumben menelpon, ada apa? "

"carikan asisten, tidak perlu yang paling bagus, cari yang dapat dipercaya dan dapat melakukan pekerjaanny dengan baik. Dan hari ini harus sudah ada, saya sedang sibuk. Kau tau kan kalau kau tidak melakukan pekerjaanmu dengan baik?"

"baik kak, siang ini asisten anda akan segera tiba"

Jonggun menutup telepon sepihak, dan kembali mengurus berkas berkas yang belum diselesaikan itu.

Sementara itu, gimyung segera menghubungi temannya yang sudah berpengalaman dalam bidang ini, temannya itu sudah lama berhenti bekerja diperusahaan dan memilih bekerja direstoran milik pamannya.

Mereka bertemu di cafe dekat rumah gimyung.

Sesampainya disana, gimyung segera mencari temannya itu, gimyung mengalihkan atensinya saat sebuah suara menyapa dirinya.

"haii gim, lamaa ga ketemu! Gmna kabar lo?"

Itu kim jungoo, teman SMA nya, mereka dulu bisa dibilang akrab.

Gimyung membalas sapaan jungoo. "ohh haii! Kabar gue baik, lo gimna?"

"baik kok, ayo duduk disana" tunjuk jungoo ke arah salah satu meja, sedangkan gimyung hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka berdua duduk di meja yang ditunjuk jungoo tadi.

"jadi, kenapa lo tiba tiba ngehubungin gue?" tanya jungoo ke gimyung.

"kakak sepupu gue lagi nyari asisten baru, trus siang ini harus udah ada, kalau nggak dia pasti ngaduin soal cewe² itu ke ayah, lo mau gak jadi asistennya goo?"

"asisten? Ah gue gak bisa, sekarang gue masih kerja direstoran milik om gue" jawab jungoo.

"ayolah goo, bukannya lo pernah jadi asisten sebelumnya? Bukannya ini bagus? "

"maaf gim, gue suka kerjaan gue yang ini"

"lo yakin? Ini perusahaan besar tau, Lagipula cuma lo yang bisa gue percaya. Kalau gue gk bawain dia asisten buat kak gun, dia pasti bakal aduin gue soal cewek² itu"

"wahhh, lo masih sering main cewek ya?? Lo gda bedanya ya sama ayah lo"

"Ah..ahahhaa gitu deh, gue cintai mreka semua, jadi gimana?? Lo mau? "

"haahh.... Yaudah deh, hanya untuk sementara kan? "

"entahlah, mungkin iya, dia mungkin akan mencari asisten yang lebih profesional, jadi lo tenang saja"

"okee gue mau"

"kalau begitu nanti siang lo bisa langsung kesana, ini kartu kak gun"

"okee, gue siapin berkas lamarannya,terima kasih gimmy".
.
.
.
Siangnya, jungoo pergi ke perusahaan yang gimyung maksud.

Setelah sampai, jungoo segera masuk ke dalam dan menghampiri meja resepsionis.

"permisi nona, apa kau tau ruangan park jonggun?"

"anda kim jungoo?"

Jungoo mengangguk sebagai jawaban.
"boleh saya melihat berkas yang anda bawa tuan kim?"

"tentu nona, silahkan"

Ia membaca semua berkas berkas yang jungoo bawa.

"baik tuan, mari ikuti saya"

Jungoo mengangguk, mreka berdua berjalan menuju ruangan yang dimaksud, setelah sampai, sang resepsionis mengetuk pintu ruangan tersebut.

Tok.. Tok.. Tok

"permisi tuan, apa saya boleh masuk"

"ya silahkan" terdengar sahutan dri dalam.

Sang resepsipnis masuk dengan diikuti jungoo dibelakangnya.

"permisi tuan, ini kim jungoo, asisten baru anda" ucap siresepsionis

Jonggun mengangguk.

"kalau begitu saya izin keluar"

Setelah sang resepsionis keluar, jungoo tersenyum kepada bos barunya

"haloo pak, saya kim jungoo, saya yang akan membantu anda mulai sekarang, mohon kerjasamanya" ucap jungoo seraya menampilkan senyum manisnya

Jonggun mengalihkan atensinya ke arah jungoo, melihatnya dri atas sampai bawah.

Jonggun menyerahkan jadwal jadwal meeting hari ini kepada jungoo.

"susun ini"

"......."

"kenapa hanya diam? Kau tidak mengerti? "

"ah maaf pak, akan saya lakukan" ucap jungoo sambil tersenyum kikuk.
.
.
.
Setelah menyusun semua jadwal hari ini, jungoo segera menghampiri bos barunya itu.

"pak jadwal sudah selesai saya susun, dan di jam 14.30 bapak ada jadwal meeting dengan perusahaan hostel"

"baiklah"
.
.
.
.
Sudah tiga bulan jungoo bekerja di dibawah kendali park jonggun.

Jungoo sedikit kesal, pasalnya bos nya itu orang yang sangat dingin, jarang sekali dia berbicara banyak,dia juga tipe orang yang cuek.

Jungoo jadi sedikit mempunyai ide untuk menjahili bos nya itu.

"pak"

"hmm? "

"pak liat saya dongg"

Jonggun menatap jungoo, mengangkat alisnya bertanya.

"muka bapak jangan datar gtu dong, saya kan jadi takut" jungoo mempout kan bibirnya.

Jonggun mengernyit kan alisnya, ada apa dengan asisten nya itu? Kenapa menjadi terlihat sok imut begitu.

"ada apa denganmu, apa kau sakit huh?"

"ishh ya ngga lah pakk, saya kan cuma bosen liat muka bapak yang gtu gtu aja, sekali kali bapak tuh senyum kek kayak gini nihh". Jungoo tersenyum manis, menunjukan deretan gigi putih rapi miliknya.

Melihat senyum manis asistennya, pipi jonggun menjadi sedikit kemerahan dan panas, dan jantungnya... Jantungnya ntah knapa berdetak lebih cepat.

Jonggun berdehem "ekhmm, memangnya kamu siapa menyuruh nyuruh saya? "

Jungoo mengembungkan pipinya.

Jonggun merasa pipinya kembali panas, kenapa hari ini asisten nya jadi aneh? Apa dia sedang kerasukan?

"sudahlah, lanjutkan saja pekerjaan mu"
.
.
.
Tbc.

siapp Pakk! ll GungooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang