Pagi ini, jungoo mengawali harinya dengan mandi dan memakai kemeja putih polos dan celana bahan untuk bekerja, lalu dilanjut membuat sarapan untuk dirinya dan adiknya, kim miru.
Jungoo tinggal berdua dengan adiknya, sedangkan orang tua mereka sudah lama meninggal.
Setelah selesai menyiapkan sarapan mereka, jungoo segera memanggil sang adik yang sedang berada dikamarnya.
"woii mir! Sarapan udah siap, cepwt kesini!"
"iyaa bangg! Bentar lagi nyari bandana aku!"
Sembari menunggu miru, jungoo menyiapkan dua kotak bekal makan siang untuk dirinya, dan jonggun.
Setelah bandana nya ketemu, miru segera menghampiri kakaknya itu untuk sarapan bersama.
Ia melihat jungoo sedang menyiapkan 2 kotak bekal? Untuk siapa?.
"lah kok bawa 2 bang bekalnya?" tanya miru.
"oh? Ini buat bos abang, dia naikin gaji abang klo abang suapin dia pke bekel yang abang buat setiap hari" jawab jungoo
"HAH? terus abang mau gtu?!" teriak miru.
Jungoo mengusap telinganya yang berdengung mendengar teriakan miru.
"sshh apasih mir? Gausah teriak juga kli, iya abng mau, kan gaji abang bisa naik, lagian juga kan abang cuma suapin dia" ucap jungoo.
"naik sih naik, tapi klo bos abang udah punya istri gmna? Terus istrinya tau klo abang suapin suaminya tiap hari? Abang mau dituduh pelakor?"
Tubuh jungoo menegang. benar, kalau pak park jonggun punya istri gmna? Bisa hancur nama baik jungoo, ia tidak mau kalau nanti ada berita 'seorang asisten menjadi simpanan bosnya', kan ga lucu.
"astagaa, abang lupa soal itu, terus gmna?"
"gini deh, abang kasih aja bekel yng ini, trus abang bilang kalau ini yang terakhir, soalnya abang gamau kan di tuduh pelakor?" ucap miru.
Jungoo mendadak lesu. "tapi gaji abang gajadi naik dong"
"isshh gapapa, daripada dituduh pelakor"
"yaudah deh" jawab jungoo dengan lesu.
Setelah itu mereka memakan sarapan mereka, lalu pergi, miru pergi sekolah, dan jungoo yang pergi kerja.
.
.
.
Siangnya, jonggun dan jungoo kembali ke kantor, setelah meeting dengan client perusahaan."pak sebentar lagi istirahat makan siang, mau saya siapkan?" tanya jungoo ke jonggun yang sedang membereskan berkas yang ada di mejanya.
"ya"
Setelah itu jungoo segera menyiapkan bekalnya dan jonggun, meletakannya diatas meja sofa.
Jonggun melihat jungoo yang menyiapkan makanan di meja sofa, dahinya mengernyit, kenapa dia meletakannya disitu? Bukan kah kemarin dia bilang akan menyuapinya kalau ia naikan gajinya?
"kenapa kau meletakan nya disitu? Duduk disamping saya dan suapi saya, bukan kah saya sudah menaikan gaji mu?" Tanya jonggun
"ehh maaf pak, sepertinya anda tidak perlu menaikan gaji saya, dan... Sepertinya ini bekal yang terakhir untuk bapak, saya juga tidak bisa menyuapi anda lgi"
Jonggun menatap tajam jungoo. "kenapa tidak bisa?"
Jungoo yang ditatap seperti itu jadi gugup. "saya takut istri anda tau lalu marah, dan menuduh saya merebut anda"
jonggun mengernyit kan alisnya lagi, istri?, istri apa? Jonggun kan belum menikah, punya kekasih saja tidak, paling hanya bermain dengan para jalang.
"istri apa? Saya belum punya kekasih, apalagi istri"
KAMU SEDANG MEMBACA
siapp Pakk! ll Gungoo
Hayran Kurgu"Muka bapak jangan datar gtu dong pak, saya kan jadi takut" . . "kamu ngomong terus dri tadi, mending pijitin saya" "siapp pak!, bagian mana yang mau di pijit pak? Jungoo siap memijit bapak!" "pijit penis saya pakai mulut kamu" . . . ⚠18+, bxb ⚠ceri...