5

2K 180 11
                                    

"jungoo bangun"

Jungoo membuka matanya perlahan saat seseorang menepuk pelan pipinya.

"hng?"

Jungoo memegang rahangnya yang terasa sakit.

"sshh minum"

Jonggun segera mengambil minuman yang ada dimejanya, lalu memberikan nya ke jungoo.

Jungoo meminum air itu hingga tandas. "ughh sakit banget". Sunguh tenggorokan nya terasa sangat sakit sekali.

Jungoo mengalihkan atensinya ke arah jonggun, sedetik kemudian ia tersadar dan langsung turun dari pangkuan jonggun.

Wajah jungoo terlihat merah menahan marah, tangannya mengepal siap untuk meninju atasannya itu.

Sedangkan jonggun hanya tersenyum melihat ekspresi jungoo.

"kenapa liatin saya kayak gtu?" ucap jonggun.

Jungoo hanya membalasnya dengan tatapan tajam.

"apasih goo? Biasa aja dong liatinnya, saya tau kok saya ganteng" ucap jonggun sambil tersenyum kecil.

Jungoo menatap jijik jonggun, apa apaan dia itu cih. "terserah saya mau pulang"

"tidak, kau masih belum boleh pulang" ucap jonggun.

"persetan dengan itu semua, saya mau pulang!" ucap jungoo.

"kamu ingin saya pecat?"

Jonggun menghentikan kalimatnya sejenak, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah jungoo. "lalu.. Saya juga bisa membuatmu tidak diterima dimanapun" lanjutnya.

Jungoo mendorong wajah jonggun. "saya juga bisa melaporkan anda, atas tindakan anda tadi, tuan park jonggun" ucap jungoo sambil tersenyum sinis.

Jonggun tertawa. "bagaimana caranya kau melaporkan aku? Sedangkan aku bisa saja menutup mulut para polisi itu? " ucapnya dengan nada meremehkan.

Jungoo menggertakan giginya "lalu apa yang kau mau sialan?"

Jonggun mengambil gelas berisi kopi miliknya, lalu meminum kopi itu dan menaruhnya kembali. Jonggun berdiri dari kursinya, lalu mendekati jungoo. Menarik tubuhnya untuk ia peluk "kamu" bisik jonggun ditelinga jungoo.

Jungoo diam membeku, pipinya memerah dan jantungnya berdetak kencang. Dia berusaha melepaskan pelukan jonggun dipinggangnya. Lalu dengan cepat ia menaruh tangannya di dahi jonggun.

"bapak sakit ya?" ucap jungoo, masih dengan semburat merah dipipinya.

Jonggun mengerutkan keningnya, apa apaan jungoo ini? Kenapa dia malah bertingkah aneh?.

"maksudmu? Saya sehat"ucap jonggun sambil menyingkirkan tangan jungoo dari dahinya.

"ahh bukan! Berarti bapak suka sama saya kan?? Yakann??" ucap jungoo sambil menaikturunkan alisnya.

Semburat merah padam muncul di pipi jonggun. "apa-apaan itu, itu tidak mungkin!" ucap jonggun.

"ah yang bener? Trus kenapa bapak bilang kalau bapak mau saya?trus bapak juga meluk meluk saya" ucap jungoo sambil tersenyum remeh.

"kamu mau saya hukun kayak tadi? Saya malas mencari asisten baru, hanya itu. Kenapa kau sangat geer?" ucap jonggun

"t-tadi?" benar, soal tadi! Kenapa jungoo malah lupa soal itu!

"iya tadi, kau mau saya hukum seperti tadi? " jonggun tersenyum miring.

"tentu saja tidak! Kau gila?" teriak jungoo dengan wajah merah padam.

"kenapa? Apa kau tidak suka saat penis saya masuk kedalam mulutmu yang cerewet ini?" ucap jonggun sambil mengusah kedua belah bibir jungoo.

Junggo menepis tangan jonggun yang berada dibibirnya, perkataan jonggun sangat kotor, tapi kenapa ia tidak bisa menjawabnya?.

Jonggun tersenyum kecil. "ah yang tadi itu menyenangkan, aku akan mengirimkanmu hadiah. Karena sudah membuat saya lumayan puas dengan mulutmu"

"hadiah?"

"yah, besok, sekarang lanjutkan pekerjaanmu" ucap jonggun
.
.
.
"pak semua udah selesai, saya izin pulang" ucap jungoo setelah mengerjakan semua pekerjaanny hari ini.

"ya, boleh" jawab jonggun.

"kalau begitu saya izin permisi" ucap jungoo, lalu berjalan keluar ruangan.

Jonggun berfikir sejenak, apa dia harus mengantar jungoo? Atau tidak? Ah lagipula jungoo biasa pulang sendiri kan? Dan juga... Kenapa dia malah berfikiran untuk mengantar asistennya itu?.

".....t-tunggu jungoo" ucap jonggun menghentikan langkah jungoo yang hendak keluar.

"iya pak? Kenapa? Saya mau pulang pak, masa bapak mau nambah kerjaan saya lagi?" ucap jungoo.

"ck bukan itu bodoh" jawab jonggun

"bagus deh pak, terus kenapa??" ucap jungoo

Rona merah tipis muncul dipipi jonggun. "pulang dengan saya, saya antar kamu pulang" ucap jonggun.

"..........."

"BAPAK GA SALAH PAK? PAK BAPAK KENAPA PAKK?!! BAPAK KERASUKAN APA?!!" heboh jungoo.

Jonggun mengusap telinganya yang berdengung akibat suara jungoo. "berisik sialan, kamu mau pulang bareng saya apa tidak?"

Jungoo hanya cengengesan "hehe, boleh pak, lumayan gperlu bayar ongkos taxi"

Jonggun berdiri dari kursinya, ia menggenggan tangan jungoo sambil berjalan keluar ruangan, sedangkan jungoo hanya kaget tangganya digenggam jonggun, jonggun sendiri masih blum sadar apa yang sedang dia lakukan.

'ini pak park ini kenapa? Jangan jangan emng bneran suka sma aku? Astaga haruskah aku senang😦?? ' batin jungoo

"pak, pak park" ucap jungoo

"ya?" jawab jonggun.

Jungoo melirik tangannya yang digenggan jonggun. "tangan saya" ucap jungoo.

"tangan kamu? Kenapa?" ucap jonggun sambil melirik kearah tangan jungoo, ia dengan refleks melepas tangan jungoo.

"ekhm, saya gk sengaja" ucap jonggun, ia kembali berjalan menuju parkiran.

"pfft" sedangkan jungoo hanya menahan tawanya melihat kelakuan bossnya itu sambil berjalan mengikuti jonggun.

Tbc



siapp Pakk! ll GungooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang