Haii kembaliii lagiii guyss
Bagaimana keadaan kaliannn?
Kalo ada typo mohon maaf yaa gess
"Mau sesempurna apa dirimu, jika mereka sudah benci. Kamu jelaskan pun mereka tak akan paham."
🚀🚀🚀
Waktu terus berjalan tanpa henti, jika diminta untuk kembali ke masa lalu, apakah seseorang menginginkannya? Impian itu terus mengalir pada diri Radhyan sedari umur tujuh tahun hingga belasan tahun seperti sekarang. Ia menggambarkan sebuah roket mini untuk menjelajahi waktu. Namun, itu hanya hayalan belaka.
"Gue mau ke bulan! Setidaknya gue bisa tenang sendirian di sana!" Kalimat itu keluar saat Radhyan sadar jika ia tak bisa mengubah atau kembali ke masa lalu, tetapi setidaknya lewat sebuah roket itu Radhyan bisa merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Kecintaan Radhyan pada benda-benda angkasa memang sudah melekat padanya saat pertama kali melihat bintang bersama Mama dan Papanya. Namun, tidak dengan sekarang karena semuanya telah berbeda.
Selang beberapa menit, Radhyan merasa sedikit bosan dengan aktifitasnya, padahal pekerjaan rumahnya menumpuk belum ia selesaikan. Tak ingin berlama-lama akhirnya Radhyan menutup buku yang ia beri nama 'Sang Surya' kemudian ia simpan di rak bukunya. Selepas itu diambilnya earphone yang tergeletak di atas kasur dan Radhyan langsung bersender pada kursi balkon kamarnya.
Hampa, dingin, dan tenang. Itu yang Radhyan rasakan. Radhyan menarik ujung bibirnya hingga tercipta sebuah senyuman tipis di sana. Sederhana saja Radhyan hanya butuh ketenangan dan ia bisa bersyukur akan itu, cukup dengan kehilangan Mamanya saja. Dari sana Radhyan menjadi lebih bersyukur karena masih diberikan kehidupan oleh Tuhan, tetapi tak sempurna tanpa seorang Ibu, Ibu yang melahirkan Radhyan ke dunia, yang merawatnya sampai balita, seseorang yang mengajarkan Radhyan pertama kali akan kehidupan. Namun satu hal yang Radhyan dambakan, ingin tumbuh dewasa lewat pelukan hangat sang Mama.
Radhyan terus tersenyum sambil mendongakkan kepalanya, ketenangan itu mengingatkannya akan mendiang sang Ibu yang pertama kali mengajaknya melihat bintang. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama.
Pintu kamar Radhyan di gedor beberapa kali dengan keras oleh seseorang di luar sana."Sialan, kenapa ketenangan di hidup gue terus diganggu?" Ujar Radhyan dengan mood yang sudah berubah, padahal moodnya baru saja membaik.
Radhyan yang merasa kesal pun jadi masa bodoh dengan bunyi berisik dari pintu yang tak kunjung ia buka. Radhyan terus menikmati alunan lagu pada earphonenya hingga suara berisik itu pergi. Namun sayangnya, saat Radhyan iseng membuka WhatsApp, malah umpatan amarah yang tertera pada pesan paling atas.
Hal tersebut membuat emosi Radhyan naik, buliran bening dari matanya mendadak menetes karena menahan amarah. Bersamaan dengan itu, ia tambah suara earphonenya hingga volume tinggi. Tak peduli dengan apa pun, Radhyan hanya butuh satu hal. Cukup dengan ketenangan saja.
🚀🚀🚀
"Kue, kue apa yang kalo di coba bisa bikin lo tambah bad mood?" Tanya Kanisa di awal pagi ini. Ia hanya iseng bertanya dengan sahabatnya yang terlihat tak bersemangat menjalani hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
PISTROPHILE
Novela JuvenilSingkatnya ini hanya tentang Radhyan yang ingin menjelajahi Galaxy dan Khaula yang ingin mengisi ruang hampa di semestanya. Namun tak sesederhana itu, terdapat banyak kejutan ketika mereka disatukan dalam orbit kehidupan. Tak dapat disangkal, karena...