04. Belajar Bareng [Beneran]

418 48 2
                                    

"Kiriii," ucap Jay sedikit teriak. Jisung langsung memberhentikan motor nya, padahal ngga harus di gituin juga dia udah tau.

"Kiri, kiri. di kira angkot apa"

Jay nyengir "Reflek hehehe"

Jisung geleng-geleng trus turun dari motornya setelah parkir di garasi.

"MAMAH!!!!!!"

"......"

"Mah?"

"Owh ya lupa." Jay merogoh kantung celananya lalu mengeluarkan sebuah kunci, yang Jisung yakini adalah kunci rumah.

Capek banget Jisung ngeliat kelakuan pacar lucu nya.

'Klek'

Terbuka lah pintu rumah Jay yang gelap. Tidak ada siapa-siapa, karena mamahnya sedang bekerja. Jay hanya tinggal berdua. Ayah nya sudah tidak ada dan dia juga anak tunggal.

Mereka berdua belajar di kamar Jay. Duduk beralaskan karpet dan satu meja berbentuk lingkaran dengan ukuran yang kecil.

Sudah hampir satu jam Jisung menjelaskan materi yang akan di ulangan kan. Agak syok juga sebenarnya, Jay tidak paham apa-apa dan dia harus mengulang nya dari bab 1.

"Kerjain soal yang aku bikin, aku tau kamu bisa." Jisung menyerahkan satu lembar kertas pada Jay.

Jay mengerutkan dahinya tak suka "Males ah"

"Kerjain"

"Susah"

"Kamu blom baca soalnya"

"Tanpa di baca pun aku udah tau kalo ini soal yang susah buat di kerjain"

"Jay"

'Glek'

Jay terkesiap spontan membenarkan posisi duduk nya. Jisung yang memanggil nama nya dengan suara berat serta mata yang menatap tajam sungguh membuat nya takut.

"Iya aku kerjain soalnya, tapi satu aja ya?"

"......"

"I-iya! semuanya, semuanya aku kerjain"

Dengan perasaan jengkel Jay mengerjakan soal-soal yang di berikan oleh Jisung tadi. Dia pengen banget nangis, tapi malu. Dia ingat waktu kecil pernah nangis karena di ajari oleh mamah nya.

30 menit kemudian.

"Udah selesai"

Jay menyerahkan kertas soal itu kembali pada Jisung. Mood nya masih jelek, muka nya selalu ia tekuk.

"Hm," balas Jisung dan mulai memeriksa hasil kerja keras Jay.

Saat sedang menunggu ia teringat pada permen yang ia beli di kantin sekolah tadi, belum ia makan. Di keluar kan nya beberapa bungkus permen itu dan ia mulai memakannya satu.

nih permen apaan dah? rasanya ga enak gini

Meski rasanya begitu, tapi Jay tak langsung memuntahkan nya. Ia masih penasaran dengan rasanya, dia ingin menebaknya.

Jisung menoleh lalu heran dengan raut wajah Jay.

"Kenapa?"

"Permen yang aku beli rasanya aneh"

"Aneh?"

"Iya! pedes tapi buk—"

kan mint.

Kedua mata Jay membola. Ia belum menyelesaikan omongan nya tapi Jisung langsung menekan belakang kepalanya, membuat kedua bibir mereka bertabrakan dan menempel. Jay membuka sedikit mulut nya supaya lidah hangat Jisung dapat masuk kedalam mulut nya. Jay hanya diam saja otaknya sedang memproses apa yang tengah ia dan Jisung lakukan saat ini. Ia tersadar saat Jisung menjauhkan kepalanya serta permen rasa aneh tadi yang sudah hilang dalam mulut nya.

"Rasa rujak ternyata," ucap Jisung santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Jay membeku, ia malu dengan kejadian tadi. Karena demi apa pun selama mereka berpacaran, mereka tidak pernah berciuman dan itu yang pertama!.

"Da-dasar jorok!! kalo mau permen nya kan bisa minta!!!" pekik nya dengan muka yang merah sekali.

"Pasti rasanya bakal beda"

"Tapi g-ga gitu juga!!!"

Jisung terkekeh melihat wajah Jay yang memerah, lucu banget. Baru kali ini dia liat Jay yang begitu.

"Kok diem aja?"

"DIEM ish, ngeselin banget"

Membiarkan Jay yang masih merajuk. Jisung kembali pada kegiatan nya yang semula, memeriksa jawaban yang Jay kerjakan tadi. Baru sebentar meriksa ia mengambil satu lembar tisue lalu mengelap area bibir Jay, tau lah ya ngelap apaan.

"Kamunya diem aja, jadi berantakan"

"Ini kan yang pertama wajar kalo masih berantakan"

"Beneran yang pertama?"

'Bugh'

"Harus nya aku yang ngomong gitu ke kamu, dasar mesum"

Jay menonjok perut Jisung hingga pemuda itu mengaduh sakit. Lumayan juga si Jay. Tanpa rasa kasihan ia berdiri menuju tempat tidurnya lalu menenggelamkan wajahnya di bantal.

tbc

𝐒𝐨𝐟𝐭𝐲 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 || 𝐉𝐢𝐬𝐞𝐨𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang