Jimin terbaring lemah tak perdaya di atas ranjang tua. Bibirnya terlalu kelu...matanya sakit sedari kemarin menangis, tubuh dan hati tidak akan pernah bisa di bohongi...betapa sakitnya di dalam sana...seakan Jimin dapat merasakan mereka berteriak kencang atas apa yang di lakukan Yoongi. Jimin tidak bisa berjalan, menggeser perlahan tubuhnya saja tidak bisa. Doa untuk Tuhan tidak terjawab....mungkin salah satu doa yang masih memiliki keraguan akan kebesaran Tuhan pelindung segala makhluk dimapun berada dan dalam keadaan apapun. Jimin tidak marah bahkan tidak berhak marah....ia hanya kecewa pada dirinya sendiri yang masih meragukan sesuatu yang memang ada di depan mata.
Yoongi masuk ke dalam kamar tersebut. Duduk di pinggir ranjang dengan membawa nampan berisikan makanan untuk diberikan pada Jimin, ia juga membawa P3K . Yoongi membalikkan tubuh Jimin dengan kasarnya guna mengobati luka luka terbuka dari punggung Jimin. Jimin mendapat perlakukan manis? Tidak....Yoongi mengambil satu botol alkohol kemudian menyiramnya pada punggung Jimin.
" akhh....h...hyung...sakit" Jimin meremat bantal dengan tubuh menggelinjang menerima rasa sakit dan panas pada kulit punggungnya. Gosokan kapas yang kencang membuat Jimin semakin kesakitan dan bahkan Jimin hendak memukul Yoongi tapi tangan lebam itu di cengkram oleh Yoongi.
" kau akan menghajarku?"
" Iya hyung!! Hiks....aku seorang manusia yang masih memiliki hati dan pikiran...kenapa kau memperlakukan diriku selayaknya hewan?" Jimin
" bukankah apa yang kita lakukan akan segera mendapatkan karma? Kau sudah mendapatkannya...kabur dari diriku maka ini balasannya...lagi pula kau tidak berhak mengatur diriku, tubuh ini milikku sekarang" Yoongi
" siapa yang mengatakan tubuh ini milikmu?? Dia adalah milikku akan selalu menjadi milikku....kau orang tidak berperasaan tidak pantas mendapatkannya" Jimin melepaskan cengkraman Yoongi dan beralih pada kerah lehernya. Jimin mencengkram kuat disana untuk menyalurkan rasa sakit yang ia derita sejak bersama Yoongi belakangan ini
" hyung....."
" aku sudah selesai mengobatimu...kau bisa lanjutkan sendiri, jangan lupa untuk makan...sudah ku bawakan kemari" Yoongi
" biarkan saja disana...membusuk dan basi" Jimin
" benar benar tidak ingin makan? Benar benar tidak ingin menyentuh makanan yang sudah aku bawakan kemari?" Yoongi mengambil nampan itu lagi. Jimin hanya menatap dirinya tanpa ekspresi seakan sudah malas. Yoongi mengkat tinggi nampan itu....melemparnya ke arah Jimin, jelas semuanya jadi kotor dan berantakan.
" kau seharusnya bisa memanusiakan manusia!! " Jimin
" ingat sesuai karma...aku akan baik jika kau baik...dan aku akan buruk jika kau juga buruk, habiskan makananmu sebelum kita pindah ke kota lain" Yoongi
" apa kau sudah menjadi seorang pengecut yang takut jika pihak keamanan sedang mengedarkan pencarian?? Bahkan kau sekarang sudah menjadi seorang boronan....tidak mungkin bisa lepas kali ini" Jimin
" jika aku bisa lepas dari jeratan pihak keamanan...maka apa yang akan kau lakukan?? Apa yang ingin kau serahkan padaku selain tubuhmu ini hm?" Yoongi mencengkram kuat rambut Jimin dan mendepatkan wajahnya.
" aku menyumpahi dirimu akan kegagalan yang terjadi....itu yang akan...kau dapatkan" Jimin
" ku dengar jika seseorang menyumpahi orang lain..maka akan berbalik pada dirinya sendiri...bukankah begitu Barista Park?" hembusan nafas Yoongi menerpa wajah Jimin, bahkan kedua bibir mereka bersentuhah
" lepaskan cengkramanmu!" Jimin
Yoongi melepasnya. Tapi ia mencabut rambut Jimin dalam jumlah banyak dan di pamerkan di hadapan Jimin. Yoongi tertawa seperti orang gila pada saat Jimin menitihkan air mata. Dimata Yoongi, Jimin tetaplah cantik mau dalam keadaan berbusana atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER THE CLOSING SHIFT- YoonMin√
Short StoryKisah awal mula Park Jimin membantu seorang pria mencari ponsel dekat dengan rumah susun.....berakhir menjadi seorang stalker yang memiliki obsesi berat terhadap Park Jimin.