Chapter: Forty One

1.9K 488 63
                                    

"You know I reign supreme, nah you can't imitate her."
Rei Ami Dictator

*

Daemon melakukannya. Pemuda itu berhasil meyakinkan Bara untuk menjadi karyawan tetap di HS Publishers bahkan sebelum genap sebulan. Bagaimana bisa? Tanyakan pada Laras yang kerap memuji-muji kinerja Daemon di depan bos besar alias suaminya sendiri.

Laras senang dengan hasil layout bukunya yang sangat-sangat diperhatikan. Editing-nya pun tidak asal. Tidak menimbulkan banyak "protes" dari Laras ketika naskahnya diperlihatkan lagi pada sang penulis. Perempuan itu juga meminta Bara untuk menambahkan jabatan Daemon sebagai pembuat cover karena ia melihat potensi dalam sosok menjulang tersebut.

Bara mengatakan jika tugas Daemon bisa diputuskan oleh Ronald karena masalah penerbitan bukan ranahnya, tapi lagi-lagi Laras "mampu" membuat Bara berbicara langsung dengan manager HS Publishers yang menjadikan Daemon sekarang...

Banyak kerjaan.

Daemon menghela napas lega saat desain sampul yang diminta Laras dan telah didiskusikan terlebih dulu bersama perempuan itu, telah selesai. Bersyukur Laras tidak meminta banyak hal. Ya, khas Lavandel June. Hanya logo yang tidak dimiliki siapa pun, serta pemilihan font judul yang elegan tapi tetap mudah dibaca.

Meski merasa lelah karena menangani banyak kerjaan, Daemon tidak mengeluh sedikit pun. Baginya, lebih baik capek karena kerja terus dibandingkan capek mencari pekerjaan. Lagipula, naskah yang masuk ke penerbitan HS ternyata tidak sebanyak itu. Perusahaan kini benar-benar selektif. Harus naskah yang berpotensial dijadikan series yang bisa diterima, tidak semua naskah seperti yang sudah-sudah. Dan kebanyakan, naskah Lavandel June atau yang lebih dikenal sebagai bu bos besar di gedung ini.

Di balik maskernya, Daemon tersenyum mengingat bagaimana cerita orang-orang di sini tentang Laras yang perfeksionis soal bukunya. Mereka sempat kewalahan mendengarkan permintaan seorang Lavandel June yang kadang sulit direalisasikan seperti sampul yang logo dan judulnya terbuat dari foil berwarna gold, rose gold, silver, atau bahkan hologram. Terkadang juga perempuan itu ingin sampulnya berbentuk amplop di mana bisa menyimpan surat-surat rahasia untuk pembaca. Bahkan paling ekstrem, Laras ingin sampul bukunya kosong melompong. Dengan catatan, kertas yang dipilih harus usang dengan tumpahan cairan kopi dan pressed dried flower lavender yang kemudian dilaminating.

Apa tidak pusing?!

Pasalnya, mereka itu bukan penerbit besar! Sekalipun berada di naungan HS Entertainment, tetap saja HS Publishers berbeda. Fokus perusahaan pada series dan sebagainya, bukan buku. Mereka tidak bisa memanjakan penulis seperti penerbit lain yang selalu memberikan hal ekstra. Dan Ronald telah memberi pengertian akan hal tersebut pada Laras secara langsung.

Namun, alih-alih paham. Laras justru mengadu pada Bara dan mengomeli sang suami karena tidak memaksimalkan HS Publishers. Ujung-ujungnya, Ronald juga yang kena amuk oleh Bara karena membuat Laras marah padanya. Serba salah.

Meski begitu, cara tersebut selalu berhasil membuat Bara memberikan kebebasan untuk pihak penerbit dalam menggunakan modal demi para penulis, khususnya Lavandel June.

Dan dengan hadirnya Daemon, mau tidak mau menjadi keuntungan juga untuk penerbitan HS walaupun awalnya semua orang memberi pandangan tidak senang pada pemuda itu. Wajar saja, Daemon masuk dan bergabung dalam perusahaan tanpa melewati tahapan seperti karyawan lain. Mereka menganggap Daemon di sini karena keuntungan. Tapi melihat bagaimana cara Bara memperlakukannya sama seperti yang lain, serta kemudahan yang mereka semua alami karena tidak lagi harus berurusan langsung dengan Lavandel June, mereka pun menerima Daemon dengan senang hati.

DANGER: The Devil Wears High Heels #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang