Bab 7: Adore You

1.2K 167 29
                                    

"I want to see you for a long time

Let's just stay this way"

- Adore You 'iKON


Siapa yang tidak bertanya-tanya jika yang mengajukan taruhan malah menawarkan diri sebagai pengganti yang kalah? Oh, jelas Jeno dan Jaemin tidak akan melewatkan keanehan tersebut. Bayangkan saja Lee Haechan si paling tidak suka mengalah mau pasang badan turun ke bawah menggantikan Renjun yang baru saja keluar dari kamar dengan selimut melingkar di pinggang. Bukan makin heboh dengan gelagat aneh sahabatnya itu. Sejak kapan pemuda yang hari ini berulang tahun tersebut menjadi perhatian dan sedikit posesif?

"Kenapa kamu memakai selimut?" Jeno tidak melewatkan pertanyaan yang membayangi kepalanya sejak kemunculan Renjun diantara mereka. Yang ditanya memilih menutup muka dengan kedua tangan, tak ingin menjawab karena dia pun sama tidak tahunya.

"Aku tidak pernah melihat Haechan seperti itu." Jaemin merapikan kartu uno yang masih berserakan, terlalu syok sampai terlupakan begitu saja.

Renjun sedikit membuka jarinya, mengintip di balik sana karena penasaran maksud dari ucapan Jaemin. "Seperti apa?"

"Seperti tadi." Sengaja sekali ia menggantung jawaban agar membuat frustasi pria itu. karena tidak ada gunanya menjelaskan apapun, Renjun tak akan sadar. Toh Jaemin tidak bodoh alasan kenapa selimut tersebut harus melingkar di pinggang dan menutupi kaki Renjun. Rupanya diam-diam Haechan punya jiwa protektif yang gila.

"Aku tidak mengerti." Renjun masih menuntut, tidak sangka malah mendapat jawaban mengambang. Ada terlalu banyak rahasia yang tidak ingin mereka jelaskan tapi malah membuatnya tambah penasaran.

"Tapi Renjun, jika dilihat-lihat kamu sangat bukan tipe Haechan." Bukannya menyelesaikan satu pembahasan, tiba-tiba Jeno menambah pernyataan yang membuka topik baru. Ia memang sedari tadi sibuk menganalisa apa yang membuat Renjun spesial selain wajah imutnya.

Dada Renjun agak mencelos karena tanpa angin dan hujan Jeno menamparnya dengan fakta yang cukup menyakitkan. Ah, sial... Kenapa dia malah tersakiti?

Jaemin jadi ikut memiringkan kepala, memperhatikan seksama si penulis yang langsung salah tingkah. Sejujurnya dia tidak suka diperhatikan begitu intens, tapi dua pemuda ini sungguh menakutkan sampai takut untuk membuang muka. "Benar, kamu terlalu imut."

Kerutan di dahi Renjun muncul, tidak paham mengapa mereka membahas topik ini dengan serius. Dan juga, ia jadi bingung harus bereaksi seperti apa mendengar jika ia terlalu 'imut' untuk jadi tipe ideal Haechan. Kebohongan ini sungguh berakar kemana-mana sampai sahabat-sahabat Haechan berpikir jika Renjun adalah 'calon kekasih' baru.

"Biasanya Haechan lebih memilih yang punya fitur tegas."

"Terkadang tinggi dan sedikit berotot."

Makin sakit kepalanya dengan komentar yang seakan menyerangnya. Sungguh Renjun tidak peduli! Ia saja harus membayar pria itu untuk bermain pacar-pacaran ini dengan Haechan. Tidak ada hubungannya dengan tipe ideal. "Kami hanya teman! Jangan berpikir terlalu jauh. kumohon!"

Jaemin menutup mulutnya yang sempat menganga, tidak seperti Jeno yang membiarkannya terbuka. Entah sudah berapa lama menjalin hubungan sampai kompak sekali dalam urusan terkejut. Pasangan yang cocok.

"Wah, sepertinya Haechan sudah jatuh di bawah kakimu. Tidak ada kliennya yang diberi perhatian sebanyak itu karena refleks belaka."

Ucapan Jaemin sama-sama menghantam dua orang lainnya, membongkar kenyataan yang sedari tadi ditahan untuk keluar. Jeno menyikut kekasihnya, memberi tanda jika sudah kelewat batas dalam berucap. Apalagi Renjun yang jauh lebih syok.

Icarus FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang