Bab 10_Kehidupan Pengantin Baru

2K 80 0
                                    

Bismillah..

Halo yeorobun!! Nunaa_Lyy kembali dengan ya.. sayangnya udah mulai gak jelas lagi sih ini alur cerita, but it's okay. I'm fine, gwenchana.

harapannya.. kecil aja sih, semoga karya ini bisa disukai oleh banyak orang dan itu udah lebih dari cukup kok buat saya, haha.

Selamat membaca!!
-




Hari ini langit tampak cerah, seperti biasa suasana pondok pesantren yang ramai dipadati santri kini menjadi tontonan baru bagi melly. Gadis—tidak, tidak. Wanita, wanita yang terbiasa hidup dalam kesendirian, keheningan dan tanpa ada aktivitas keramaian dalam hidup–nya selama bertahun-tahun lama–nya, kini harus membiasakan diri dengan segala keramaian yang selayak–nya ada dilingkungan pesantren.

Suasana pagi yang biasa–nya melly sambut dengan keheningan kini berubah 180°. Ibadah yang selalu dilaksanakan seorang diri ditempat sunyi sekarang sudah berubah, kehadiran gus azzam yang merubah segala–nya. Contoh kecil–nya, mulai hari ini dan seterus–nya usai melaksanakan ibadah subuh.. mereka akan mengaji, memasak lalu berolahraga dan sarapan bersama.

Sebagai putri tunggal yang sudah lama ditinggal orang tua, hidup sendiri dikota rantau membuat melly lebih banyak merenung dan memikirkan hal negativ. Kehidupan melly sebelum–nya dimulai dengan ibadah, bersih-bersih dan langsung berangkat ke kampus. Tidak ada sarapan, tidak heran jika sekarang ia merasa aneh saat diajak sarapan oleh suami–nya.

Wanita se–asam lambung ini harus bergelut dengan pola hidup sehat. Oh tidak.

"Sayang.." panggil Gus Azzam tiba-tiba muncul dihadapan melly yang sedang termenung di–ambang pintu rumah sembari memegang sapu lidi, tadi–nya berniat untuk menyapu halaman namun ternyata sudah bersih

Melly tersadar, sedikit terkejut dengan kemunculan gus azzam dan beruntung–nya sapu lidi milik–nya tidak sampai berubah menjadi sapu nenek sihir yang bisa terbang.

"Eh.. iya, kenapa kangmas?" tanya Melly

Gus azzam bergeleng sembari mengambil alih sapu lidi ditangan melly dan meletakkannya diteras "Kenapa melamun? Mikirin apa?" tanya Gus Azzam

"Enggak, gak mikirin apa-apa. Oh ya, kangmas kenapa balik lagi? Bukan–nya tadi mau ngajar?" jawab Melly kemudian balik menanyai gus azzam

"Tadi–nya memang ingin mengajar, tapi dipertengahan jalan ketemu abah" ujar Gus Azzam

"Terus? Kenapa emang–nya kalau ketemu abah?" tanya Melly

Gus azzam mendesis "Biasa–nya kalau ketemu abah gak akan kenapa-napa, tapi sekarang beda. Kangmas langsung diusir, disuruh pulang sama abah" jawab Gus Azzam

Melly bergeleng pelan, cukup pantas untuk dikasihani suami–nya ini "Sabar ya, mungkin abah lagi gak mood liat muka kangmas"

Kedua mata gus azzam membelalak "Gak mood? Gak mood lihat muka kangmas yang ganteng ini?" tanya Gus Azzam dengan dramatis–nya

Desisan melly terdengar, ingin protes karena gus azzam yang narsis tapi nyata–nya memang wajah suami–nya itu tampan.

"Salah–nya kangmas dimana?" tanya Gus Azzam kemudian

"Mungkin.. karena kangmas gak ikut sholat subuh berjama'ah dimasjid?" jawab Melly mencoba menebak situasi

"Masa iya?" tanya Gus Azzam sembari berpikir keras mencari tau alasan dibalik abah syaban yang mengusir–nya untuk kembali pulang

Melly mengangkat bahu–nya dengan acuh "Kenapa gak ditanyain langsung aja ke abah?" tanya Melly memberi usulan

"Enggak dulu, kangmas takut diusir abah lagi" jawab Gus Azzam menolak usulan melly

Melly bergeleng pelan "Very sad.."

"Zira tunggu!!!"  bukankah itu suara Gus Asgara?

Reflek gus azzam dan melly menoleh ke sekeliling mereka, mencari keberadaan gus asgara yang mungkin akan datang kembali bersama ning zira. Dan ternyata memang benar, abang beradik itu terlihat sedang berjalan menuju kerumah mereka.

"Ya allah, apa lagi kali ini?" gumam Gus Azzam langsung menarik melly masuk ke dalam rumah untuk bersembunyi

"Kang—"

"Hustt.." sela Gus Azzam langsung menempelkan jari telunjuknya pada bibir istri–nya itu "Kamu mau dibikin pusing sama zira?" tanya Gus Azzam sembari berbisik

Reflek melly bergeleng, belum siap mental–nya sebagai seorang introvert akur untuk berurusan dengan ning zira yang super duper extrovert.

Gus azzam menjauhkan jari telunjuknya, sedikit bergeser kearah jendela untuk melihat situasi diluar sana dan ajaib–nya disaat yang sama dibalik jendela ada ning zira yang menatap–nya dengan tak suka.

"Astaghfirullah!" kaget Gus Azzam langsung memegang dada–nya dramatis

"Abang!!! Buka! Buka, abang!!!" pekik Ning Zira dari luar rumah

Melly berbalik badan, menghadap pintu. Ingin langsung membuka pintu rumah namun disaat itu ada gus azzam yang mencegah–nya.

"Tapi dik zira—"

"Biar kangmas yang urus, dek ayu istirahat aja sana" ujar Gus Azzam menyela

Mengapa melly harus istirahat? Memangnya dia kenapa?

"Kenapa harus istirahat? Emang–nya aku kenapa?" tanya Melly

Bukan–nya menjawab lebih dulu, gus azzam malah menggendong tubuh melly ala bridestyle dan membawa–nya ke kamar. Benar-benar ingin istri–nya itu beristirahat.

Melly didudukkan secara perlahan diatas kasur dan barulah gus azzam menjawab pertanyaan–nya "Memang–nya harus kenapa-napa dulu baru bisa istirahat?" ujar Gus Azzam menjawab dengan pertanyaan

Oh, astaghfirullah.

Setelah sesaat bisa bersuara untuk membela diri, kini untuk pertama kali–nya melly kembali dibuat bungkam. Dosen hukum itu telah dibungkam oleh seorang gus yang merupakan suami–nya sendiri.

Melihat istri–nya yang kembali bungkam setelah cukup banyak berdialog—lebih cocok disebut mengajukan pertanyaan dibanding berdialog dengan–nya, gus azzam pun terkekeh. Kini wartawan pribadi–nya itu sudah kembali kalem seperti saat pertama mereka bertemu.

Disini melly kalem namun diluar masih ada ning zira yang mereog.

Tokkkk! Tokkk.. tokkk!!

"Abang.. bukain gak? Kalo enggak zira nangis nih?!" ujar Ning Zira memberi ancaman

Tidak jauh dibelakang zira, ada gus asgara yang tampak bergeleng. Sangat lelah menghadapi adik perempuan–nya ini.

"Ya allah, semoga jodoh hamba tidak seperti zira ya allah.. semoga jodoh yang engkau siapkan untuk hamba seperti kakak ipar yang memiliki sikap tenang, ya allah. Amiin ya rabb.."



-
Percaya atau tidak untuk sampai diakhir bab ini begitu banyak drama yang harus dilalui sebagai penulis, entah itu mencari ide untuk alur–nya seperti apa.. mengumpulkan mood agar tulisan–nya tidak kacau, berkelahi dengan asam lambung dan keributan emak-emak.

Belum lagi tugas rumah tangga, hadehh..

Sedikit harapan perjuangan ini tidaklah sia-sia, jadi.. ayo vote

Azzamelly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang