Bab 30_Pilih Aku atau Dia?!

43 6 0
                                    

Bismillah..

Langsung ending enak kali ya? Hahaha.

--------



Dengan ragu gus azzam menganggukkan kepalanya, sebagai pembenaran atas tebakan yang melly berikan "Iya, tapi kangmas juga gak mau. Kangmas gak mau bikin hubungan rumah tangga kita jadi merenggang karena kehadirannya, kangmas gak akan datang kesana. Apalagi dengan maksud untuk membujuk wanita lain" ujar Gus Azzam

"Jadi kesimpulannya kangmas mau datengin apa enggak?" tanya Melly

"Enggak, dek ayu" jawab Gus Azzam dengan cepat

"Yakin?" tanya Melly dengan kedua mata yang memicing curiga

Reflek gus azzam ikut memicingkan kedua matanya yang memang kian rabun "Yakin dong" jawab Gus Azzam

Senyuman melly merekah, dengan senang hati ia mengandeng lengan kekar suaminya itu. Tampak posesif seolah-olah akan ada gadis lain yang datang dan merebut suaminya, walau mungkin kenyataannya memang demikian adanya "Good job, kangmas.." ujar Melly tiba-tiba

Kekehan gus azzam terdengar, sebelah tangannya yang menganggur lantas menyentuh sisa tepung yang sudah melly bereskan ke dalam wadah khusus. Mengambil cukup banyak tepung dalam jemarinya lalu dengan jahil ia pun mengoleskan tepung itu pada pipi sang istri.

"Kangmas?!" geram Melly tak mau tinggal diam dan langsung bergerak mengambil sedikit tepung untuk membalas ke-usilan suaminya

Dapur yang semula telah kembali bersih dan tersusun rapi lantas berubah menjadi kacau. Banyak tepung berserakan dilantai dan dinding, sedari dapur hingga beredar sampai ke halaman ndalem. Dengan wajah yang memiliki coretan tepung dan pakaian hitam yang kini berubah menjadi sedikit abu, akhirnya pasutri itu berhenti bermain kejar-kejaran.

Langit mendung yang mendominasi kini menjadi saksi, bukan saksi atas teguran umma zara dan abah syaban kepada melly juga gus azzam melainkan saksi atas kehadiran gadis bernama zahwa dan kedua orang tuanya yang terang-terangan meminta gus azzam untuk menikahi gadis itu walau nantinya akan berstatuskan sebagai istri kedua.

"Nak azzam, terimalah putri tunggal saya. Nikahi lah dia, saya ikhlas jika putri saya hanya menjadi istri kedua kamu asalkan saya bisa melihat dia hidup bahagia. Saya mohon, nak azzam. Saya mohon terimalah cinta tulus putri saya" ujar Ayahanda Zahwa secara tiba-tiba

Seolah tau dengan perasaan melly saat ini, suasana kian menggelap. Angin berhembus kencang dan tak lama rintik hujan pun turun membuat gus azzam langsung berinisiatif menarik lengan melly untuk berteduh diteras namun dengan segera melly menahan lengan gus azzam yang akan menariknya.

"Dek ayu⎼"

"Kangmas mau?" sela Melly langsung meminta jawaban

Gus azzam tampak bergeleng, jelas ia tau makna dari tatapan istrinya itu "Kangmas hanya butuh kamu, sampai kapanpun kangmas gak akan menghadirkan perempuan lain dalam rumah tangga kita. Jika pun ada, itu pasti putri kita, dek ayu" ujar Gus Azzam

"Tapi gus, saya cinta sama gus azzam!" ujar Zahwa berteriak tanpa rasa malu dari teras

"Bego! Cowok yang lo cinta udah punya istri tolol!" timpal Ramadhan yang berada dibelakang gus asgara

"Saya tidak peduli! Saya bisa menjadi istri keduanya" ujar Zahwa kini mendekat ke gus azzam dan melly, tak peduli sedingin apa cuaca saat ini dan sederas apa hujan yang turun menghantam mereka "Saya mencintai⎼"

"Itu bukan cinta, tapi obsesi" sela Melly lantas melepaskan cincin pernikahan yang sudah lama bersarang dijari manisnya "Sekarang pilih, kamu nikahin dia dan tinggalin aku atau⎼"

Gus azzam menyela dengan mengambil alih cincin yang melly genggam lalu kemudian memakaikannya kembali ke jari manis sang istri, menggenggam tangan melly dengan posesif lalu menariknya mendekat seolah menunjukkan bahwa yang akan berada disisinya hanyalah melly seorang dan tidak ada yang akan bisa menggantikan posisi wanitanya itu "Maaf, zahwa. Tapi saya tidak akan pernah memiliki istri lebih dari satu, saya tidak bisa menerima kamu. Saya yakin banyak pria yang mau menjadi suami kamu dan pria itu bukan saya, saya telah memiliki istri satu untuk selamanya"

"Tapi gus⎼"

Tadinya zahwa hendak mendekat namun disaat yang tepat ada melly yang langsung memasang badan untuk menghalanginya "Anda gak punya harga diri ya? Jelas-jelas suami saya menolak. Sadar, ini bukan cinta tapi obsesi" ujar Melly langsung menyela

"Tau apa kamu soal cinta dan obsesi?!" tanya Zahwa dengan nada bicara yang mulai tersirat emosi

"Saya cukup tau banyak tentang keduanya, saya tau definisi antara cinta dan obsesi. Seseorang yang mencintai pasti akan rela untuk mengikhlaskan orang dicintainya bahagia dengan pilihannya sendiri, sementara seseorang yang obsesi. Jangankan untuk mengikhlaskan, untuk mengontrol dirinya sendiri pun dia tidak bisa" jawab Melly dengan sangat tenang, tak ingin terbawa emosi dalam hal ini

"Bilang aja kamu gak mau berbagi cintanya gus azzam dengan saya, kamu takut gus azzam akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan saya bukan? Kamu pasti takut kalah siang dengan saya" ujar Zahwa

Melly terlihat bergeleng pelan, menatap gus azzam sejenak lalu beralih pada zahwa "Istri sah mana yang rela berbagi suami dengan wanita lain? Saya rasa tidak ada" ujar Melly lalu bergeser untuk berdiri disebelah gus azzam dengan kondisi tangan yang masih saling menggenggam "Saya tidak takut kalah saing dengan anda, saya akui anda memang memiliki paras yang cantik tapi saya juga berani bertaruh jika suami saya memilih anda.. maka saat ini juga saya nyatakan bahwa saya siap menyudahi hubungan pernikahan diantara kami" lanjut Melly langsung membuat gus azzam menatapnya dengan penuh keterkejutan

"Tidak! Sampai kapanpun kangmas tidak akan menyudahi hubungan pernikahan kita, dek ayu. Hubungan ini hanya akan disudahi oleh maut, hanya maut yang akan memisahkan kita" ujar Gus Azzam lantas beralih kepada ayah zahwa yang terdiam menyaksikan dari teras ndalem bersama kedua orang tua gus azzam, gus asgara dan ramadhan "Maaf, pak. Saya tidak bisa menerima putri bapak, apapun alasannya karena sebelum akad berlangsung pada saat itu. Saya telah bersumpah didepan makam ayah mertua saya bahwa saya tidak akan menduakan putri tunggalnya"

"Ini bukan hanya semata-mata tentang sumpah saya saja, tetapi karena saya memang hanya ingin menghabiskan seluruh sisa hidup saya dengan nazila. Saya tidak ingin menduakannya, saya hanya ingin nazila yang mendampingi saya hingga maut menjemput saya"

 -----------

Udah ya, byeeeeee!

Sampai jumpa di ending..

Azzamelly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang