11. Zemira's Disappointment

1.5K 188 23
                                    

Setelah semua yang ia hadapi selama seharian penuh, nyatanya Zemira tidak bisa beristirahat dengan tenang walau sudah mandi. Ia sangat lelah, tetapi ia terganggu dengan pemikiran keberadaan Atlas dan apa yang laki-laki itu lakukan bersama Zafira. Sampai detik ini tidak ada satu pun dari mereka yang menghubungi Zemira, sekadar untuk berbasa-basi saja tidak, apalagi saling memberitahukan bahwa kedunya bertemu hari ini. Gadis itu meyakini dua orang tersebut sangat sibuk dan membuat Zemira resah karena tidak tahu harus bagaimana sekarang.

Zemira turun dari ranjang dengan hati-hati agar tidak mengganggu teman sekamarnya setelah berpikir selama sepuluh menit. Ia buru-buru mengganti pakaian, tidak lupa memakai sweater karena udara malam cukup dingin. Baik paviliun asisten maupun gedung rumah utama sangat sepi, semua sudah tidur saat tengah malam seperti ini. Dan Zemira berjalan pelan-pelan lewat pintu belakang demi tidak menciptakan suara berisik sedikit pun. Zemira tahu dirinya nekat, tetapi ia tidak mau hanya sekadar diam tanpa melakukan usaha sedikit pun. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka yang Tuhan beri untuknya.

Sambil berjalan, Zemira menghubungi Atlas. Laki-laki itu tidak langsung menjawab, butuh waktu hingga tiga panggilan untuknya menyahuti Zemira. Zemira yang sudah memesan taksi online menjadi yakin ke mana ia harus menuju setelah ini.

"Hei, Zemira."

Lagi, Zemira terganggu karena suara Atlas yang jernih, tidak seperti seseorang yang baru bangun. Kemungkinan yang dapat Zemira simpulkan adalah ... Atlas dan Zafira masih bersama, duduk, mengobrol, atau bisa jadi melakukan hal-hal yang membakar dada Zemira ketika dibayangkan.

"Aku tidak bisa tidur, Atlas. Hari ini sangat menguras tenagaku."

"Ketiga tuan muda menyusahkanmu, ya?"

Zemira berpura-pura bersedih karena pekerjannya yang melelahkan.

"Bisakah kau datang mencariku? Sekedar berjalan-jalan sebentar atau bawa aku ke rumahmu untuk beristirahat beberapa saat. Rasanya aku ingin memelukmu, Atlas."

"Itu ... itu mustahil, Zemira."

"Kenapa? Ah, aku baru ingat. Bukankah kau bilang Ayah dan Ibu menginap di rumah Bibi Marly hari ini? Jadi, kau bisa menjemputku, bukan?"

"Hemmm. Begini, Zemira. Kurasa itu bukan ide yang bagus. Tidak baik untuk seorang gadis keluar dari rumah malam hari, bukan? Dan membawamu ke rumah di jam seperti ini juga sangat tidak enak dilihat tetangga."

Hati Zemira sakit saat mengetahui kemungkinan bahwa Atlas mempunyai alasan lain, bukan semata-mata karena khawatir Zemira keluar rumah tengah malam. Padahal laki-laki itu yang sering mengajak Zemira bertemu diam-diam di malam hari, lalu membawakan beberapa camilan kesukaan Zemira. Di lain waktu, Atlas sering mengatakan ide gilanya untuk membawa Zemira menginap—jika gadis itu mau. Kini saat ia menawarkan diri, Atlas malah menolaknya.

"Aku mengerti."

Zemira memutuskan sambungan telepon saat taksi pesanannya datang. Tak lama setelah itu, Atlas menghubungi Zemira. Gadis itu sengaja tidak menjawab hingga dia sudah dekat dengan rumah Atlas.

"Kau marah, Sayang? Maafkan aku, tapi ini untuk dirimu sendiri."

Supaya aku tidak mengetahui yang sebenarnya, bukan?

Zemira tersenyum miris pada pemikirannya sendiri.

"Aku hanya berpikir bisa pulang ke rumah hangatku di saat aku benar-benar lelah."

"Zemira, aku sungguh menyesal untuk itu. Sebagai gantinya, 'rumahmu' akan mendatangimu besok, bagaimana? Aku akan menyempatkan diri untuk ke sana setelah pulang kerja dan membawa semua makanan yang kau inginkan. Aku juga sudah akan tidur, Zemira. Hari ini cukup melelahkan."

Rare CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang