Kehidupan Kedua

963 106 15
                                    

[Full Name] adalah seorang mahasiswi terpelajar. [Name] sudah mulai menginjak semester 7 dan mulai melakukan kegiatan skripsi. Sudah 217 halaman yang telah [Name] buat sekarang dan itu cukup melelahkan. Bahkan jam makan dan jam tidur [Name] sudah tidak teratur lagi.

Tepat pukul 23:40 [Name] menghentikan kegiatan skripsinya dan memilih untuk melanjutkannya di esok hari. [Name] mematikan komputernya dan meregangkan tubuhnya seolah-olah melepaskan penatnya. Berhubungan [Name] belum mengantuk, [Name] memutuskan untuk melanjutkan membaca buku komik "Attack on Titan". Tidak terlalu lama mungkin sekitar 10 menit untuk menyelesaikan bacaanya karena hanya sekitar 20 halaman yang tersisa.

Setelah membaca [Name] menutupnya kembali dan menaruh buku tersebut di atas meja belajarnya. [Name] bergumam setelah itu "endingnya benar benar diluar dugaan"

Singkat kata akhir cerita tersebut tidak sesuai ekspetasinya. Dalam posisi duduk [Name] membenamkan kepalanya dengan kedua tangannya di atas meja belajar lalu memejamkan matanya.

"Aku ingin mengubah cerita kalian" Gumam [Name] penuh harapan lalu ia tertidur dengan lelap.

***

Suara berisik dari kicauan burung membuat [Name] terbangun dari tidurnya. [Name] melilipkan matanya untuk mendapatkan penglihatan yang jelas. Aneh, [Name] hanya melihat sebuah pohon besar di depannya. Perasaan [Name] tadi sedang tertidur di atas meja belajar. [Name] pun bangun dari posisi tidurnya dan mencoba untuk mengambil posisi duduk, lalu [Name] melihat ke sekitar.

[Name] terkejut bukan main, sebuah pemandangan yang familiar ini pernah [Name] lihat sebelumnya.
[Name] juga melihat sebuah tembok besar yang berada di sekitaran pandangan [Name]. Tidak salah lagi [Name] sedang berada di dunia "Attack on Titan".

Tapi bagaimana bisa?

Dan anehnya lagi [Name] sekarang menjadi seusia Eren,Armin dan Mikasa waktu di episode 1. Tempat [Name] terbangun pun adalah tempat saat Eren terbangun dari mimpi buruknya. Anehnya [Name] tidak melihat Eren ataupun Mikasa disana. Kemungkinan Eren dan Mikasa sudah pergi lebih dulu. [Name] pun bangkit dan pergi menuju ke perdesaan. Kalo tidak salah ingat para anggota Survey Corps akan kembali dari ekspedisi.

Berhubungan [Name] sedang mengenakan jubah berwarna merah, ia menutupi kepalanya dengan tudung jubahnya. [Name] pun masuk ke dalam perdesaan. Sambil berjalan [Name] mengecek semua kantong di pakaiannya dan alhasil [Name] menemukan sebuah kantong kecil yang terikat di samping kiri celananya. [Name] yang penasaran pun mengambilnya dan membuka kantong tersebut dengan cara meregangkan tali yang mengikati pada kantong kecil tersebut. Ternyata isi di dalam kantong tersebut adalah sebuah kepingan emas yang hampir memenuhi kantong tersebut. [Name] terkejut bukan main, baru pertama kali ini [Name] sedang memegang kepingan emas sebanyak itu.

Setelah melihat hal tersebut [Name] berpikir sejenak. Saat semua warga Wall Maria berpindah menuju ke Wall Rose akibat jebolnya dinding Maria akibat Colosal Titan, semua orang terlihat kesulitan untuk mendapatkan jatah makanan. Setelah mengingat kejadian tersebut [Name] memutuskan untuk segera menggunakan semua kepingan emas itu untuk membelikan semua kebutuhan yang diperlukan. [Name] pun memasukkan kembali kantong yang berisi kepingan emas itu kedalam saku celananya lagi.

Tidak lama kemudian terdengar suara bel yang begitu kencang dari arah gerbang yang dapat didengar oleh seluruh warga desa Wall Maria yang artinya anggota Survey Corps telah kembali dari ekspedisi. [Name] pun pergi menuju ke arah sumber bel tersebut, setelah sampai banyak orang-orang yang turut ikut menunggu kehadiran para anggota Survey Corps kembali. [Name] sudah tahu bakal banyak cacian maki dari warga saat melihat para anggota Survey Corps tidak mendapatkan hasil apa apa dan malah banyak korban yang jatuh dalam ekspedisi tersebut.

Dalam scene ini [Name] juga merasa kesal melihat semua warga memaki para anggota Survey Corps. Apa hebatnya coba? Mereka telah susah payah berjuang demi menggali informasi di dunia luar sana, sedangkan mereka hanya bisa mengkritik tanpa harus berpikir terlebih dahulu.

Kesal, tapi mereka akan menerima akibatnya

[Name POV]

Tepat di barisan depan aku berdiri menanti para anggota Survey Corps lewat. Aku juga dapat melihat Eren dan Mikasa berdiri di atas kotak kayu di belakang orang-orang. Persis dengan animenya Eren memaparkan wajah senyumnya sedangkan Mikasa dengan wajah khas datarnya.

Tak lama kemudian para anggota Survey Corps pun lewat, ada beberapa anggota yang terluka bahkan ada yang kehilangan anggota tubuhnya. Dan sesuai dugaan banyak sekali kritikan yang keluar dari mulut warga di sekitarku. Menjengkelkan

Tak lama kemudian pandanganku terahlihkan oleh seseorang. Seorang pria bertubuh besar dengan rambut blonde tersisir rapi Erwin Smith yang sedang menunggangi kuda menuju ke arahku, ia tampak sangat murung sekarang. Saat ia melewatiku ia memandangiku sejenak dengan kecepatan kuda yang begitu pelan. Aku turut memandanginya juga dengan tatapan polos.

Karena ia begitu murung aku pun sedikit menghiburnya dengan cara mendikasikan hatiku padanya. "Danchou..." Lalu aku tersenyum hangat padanya saat mengucapkan kata itu. Saatku pikir mungkin aku adalah orang yang aneh saat melakukan hal itu, namun ia sedikit terkejut dan membelalakkan sedikit matanya lalu ia membuang mukanya perlahan mengarah ke depan.

Apakah ia tidak menyukainya?

Setelah komandan tersebut telah pergi dan yang tersisa hanyalah pasukannya aku pun pergi meninggalkan tempat tersebut, karena aku sudah tidak tahan lagi mendengar cacian maki dari orang orang disana. Itu semua membuatku merasa jengkel. Entah kemana aku harus pergi yang terpenting aku harus pergi menjauh dari sana.

Change Story [AOT × Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang