Prologue

3.2K 266 14
                                    

A/N : pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak. Entah itu komen, vote dan follow. Thanks_

.

.

Bagi Jennie kehadiran Lisa adalah sebuah aib untuknya. Bahkan Ia ingin melenyapkan Lisa yang saat itu masih dalam perutnya. Tetapi sebagai sahabat yang baik Jisoo melarangnya. Bagaimanapun juga Lisa yang ada dalam rahim Jennie adalah anugerah. Ia layak untuk hidup. Jisoo berjanji akan merawatnya jika Jennie tidak meginginkan kehadiran Lisa. Membuatnya terpaksa mengandungnya meski Ia berharap Lisa pergi setelah dilahirkannya nanti. Tetapi nyatanya Lisa terlahir dengan normal dan sempurna. Membuat Jisoo yang selalu mendampinginya selama ini terharu karena bahagia.
Tidak dengan Jennie. Ia benar-benar membencinya. Ia segera memberikan Lisa pada Jisoo yang saat itu baru saja dilahirkannya. Bahkan tak diberi kesempat untuk merasakan asinya pertama kali, juga menghirup wangi tubuh dari seseorang yang sudah melahirkannya ke dunia.
Jennie bahkan mengirim Jisoo sekeluarga ke Amerika dan tak perlu kembali. Ia tak ingin mengetahui apapun tentang Lisa. Ia ingin kehidupan yang dijalaninya bebas tanpa beban. Hingga belasan tahu kemudian Jennie sangat ingin bertemu dengan Lisanya untuk kali pertama dan terakhir disisa hidupnya.

_______

Biar feelnya dapet dengerin dulu salah satu ost_dari Mamih Taeyeon "The Only One"


.

.

2004

"Jennie!! Apa yang kau lakukan!!"

"Membunuhnya. Bayi sialan ini seharusnya tak pernah ada!"

Ia meremas kuat baju dibagian perutnya agar terjadi pendarahan setelah meminum sesuatu. Tetapi usahanya gagal. Karena Jisoo selalu berhasil menyelamatkannya.

"Dia darah dagingmu, Jennie-ya. Apa kau tega membunuhnya? Kau__tidak pernah merasakan selama apa penantianku ingin memiliki anak?"

Jennie menatap tajam wajah sahabatnya yang kini tengah sama-sama hamil besar itu. Mungkin jika dihitung 3 bulan lagi Jisoo akan melahirkan seorang bayi perempuan hasil pemeriksaannya. Karena usia kandungan mereka hanya berbeda 3 bulan. Anak yang Ia nantikan kehadirannya selama 5 tahun bersama Jung Haein. Suaminya. Salah satu orang kepercayaan Jennie. Jennie sendiri bahkan yang menjodohkan mereka. Jika mereka bahagia, lantas kenapa Ia sendiri tak bisa bahagia saat akan menjadi seorang Ibu?

2005

"Aku tidak menginkannya. Kau sendiri yang memintaku untuk melahirkannya."

"Tapi Jennie-ya, setidaknya ijinkan dia merasakan asimu pertama kali. Ijinkan dia untuk mengenali orang yang sudah melahirkannya. Biarkan Ia merasakan kedekatanmu meski hanya sesaat saja. Aku mohon."

"Aku tak sudi. Jika kau tak suka___kau buang saja anak itu."

Bayi merah itu bahkan tidak dijinkan memeluknya sama sekali apalagi menyusui. Jennie bahkan segera keluar dari Rumah Sakit itu setelah melahirkan. Tak peduli dengan kondisinya yang masih lemah karena dalam pemulihan.

Sementara dengan suka cita Haein dan Jisoo memeluk bayi merah itu penuh kasih. Mereka berjanji akan merawatnya seperti Ia merawat bayi yang baru mereka lahirkan 3 bulan lalu. Dan menjadikan mereka saudara kembar penuh kasih. Tanpa perbedaan. Bahkan mereka'lah orang yang menangis bahagia saat mendengar tangisan bayi merah itu untuk pertama kalinya setelah dilahirkan di ruangan persalinan.

2022

"Selamat datang di rumahmu, Lisa-ya."

"Rumah? Ini bukan rumahku, Nyonya. Tetapi rumah dari teman baik ibuku. Jika bukan karena memenuhi keinginannya___aku tak akan sudi menginjakkan kakiku disini."

Senyuman yang mengembang itu berubah sendu. Sambutan hangat yang tadinya ingin Ia berikan penuh gembira kini mendadak sedih saat mendengar putrinya mengatakan hal yang membuat dadanya sakit. Tersenyum lirih saat menatap wajah putri semata wayangnya untuk pertama kali yang kini sudah tumbuh remaja. Seseorang yang kehadirannya dulu tidak dia inginkan.

"Tidak bisakah__kau memanggilku Mommy, Lisa-ya. Walau harus sekali saja disisa hidupku, aku mendengarnya."

"Mommy? Jangan harap. Pernah'kah kau memikirkanku selama ini, jika aku adalah putrimu?
Bahkan___kehadiranku saja aib bagimu. Jadi___ jangan salahkan aku jika aku tak bisa menerimamu."

"Jangan seperti itu Lisa-ya, bagaimana'pun juga Nyonya Rubyjane adalah ibu kandungmu. Appa dan Eomma pasti takkan suka mendengarnya."

"Sampai kapan'pun, Ibuku adalah Jisoo Eomma. Dan kau satu-satunya saudaraku. Kau harus ingat itu selamanya, Rosè-ya."

Rosè terdiam. Ia bahkan sangat tahu sesakit apa perasaan Lisa saat mengetahui jika kedua orang tuanya bukan'lah orang tua kandung Lisa. Ia bahkan terluka saat mengetahui kisah hidupnya yang tak diinginkan oleh ibu kandungnya sendiri.

Lagi-lagi wanita yang memiliki segalanya itu harus tersakiti perasaannya oleh putrinya sendiri tanpa menyalahkan siapapun.

"Maafkan aku putriku. Aku tahu___kau sangat membenciku. Aku'lah orang yang sudah membuatmu seperti ini. Membuatmu menderita dan terluka karena keegoisanku. Andai waktu dapat diputar kembali, aku ingin menjadi ibumu yang baik. Meski kau mungkin akan malu disepanjang hidupmu karena memiliki seorang ibu yang selalu tidur dengan laki-laki manapun."

_______

🖤💖

Selamat membaca karya ke-8ku.
Semoga kalian suka.
Siapin tisu yang banyak jangan lupa. Karena aku gak janji apakah ada moment manis disini atau tidak.
Jadi jangan berharap lebih ya_

( 31.08.2022 ) kembaran Lalisa_ ♡♡♡♡

I Still Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang