3. Healing Time

1K 147 54
                                    

A/N : pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak. Entah itu komen, vote dan follow. Thanks_

-

-

"Time flies so fast. Time can heal too the hurt. But You can't invite the heart to forget." ( Kim Jisoo )

_____
__________

Auckland. New Zealand_

Jisoo tertidur di depan perapian dengan satu botol red wine dihadapannya. Ia juga memeluk sebuah photo kecil. Bahkan dalam tidurnya Jisoo mengeluarkan air mata. Malam itu, berbeda dengan Rosie yang sudah terlelap, Lalice justru terbangun karena haus. Niatnya ingin ke dapur mengambil segelas air tetapi langkahnya terhenti saat melihat ibunya merancu. Membuatnya terpaksa menghampiri ibunya karena khawatir. Sesibuk apapun dan seberat apapun masalah yang ibunya hadapi, bagi Lalice Ia mampu melewatinya dengan baik. Tanpa perlu minum-minum seperti yang saat ini Lalice lihat.

"Mom, are you ok?"

"Jennie-ya. Mianhe."

"Mom?"

Lalice mengusap lembut air mata ibunya lalu memberinya selimut karena ibunya memakai piyama tipis malam itu. Tetapi gerakannya terhenti saat sebuah photo kecil terjatuh dalam dekapan Jisoo. Membuat Lalice mengambilnya dan menatapnya dalam.

"Siapa ya? Kenapa sampai membuat Eomma menangis seperti ini. Apa dia adiknya? Tetapi Eomma tak pernah bercerita pada kami selama ini tentang keluarganya?"

Lalice tak ingin mengganggu istirahat ibunya. Setelah menyelimutinya Lalice mengembalikan photo kecil itu ke dalam dekapan ibunya dan berlalu dari sana. Mengambil apa yang ingin Ia ambil di dapur tadi dan kembali ke kamarnya. Namun, saat mengingat photo tadi perasaannya mendadak sesak entah kenapa. Photo kedekatan ibunya dan seseorang yang sangat akrab.

"Ayo tidur Lisa-ya. Besok adalah hari spesial karena akan bertemu Appa."

Setelah itu Lalice benar-benar tertidur. Meski tidurnya harus sedikit terganggu karena suara dengkuran Rosie terngiang ditelinga kirinya sepanjang malam dengan posisi yang kini memeluknya erat.

🍁

Pagi ini Lalice, Rosie dan ibunya sudah berada di toko roti Jessica. Mereka ingin sarapan bersama di sana seperti biasanya sebelum pergi ke makam ayah mereka. Tentu saja Jessica sangat senang dengan kedatangan tiga orang itu. Karena kedua putri Jessica juga cukup dekat dengan Lalice dan Rosie. Terlebih hari ini Ia juga kedatangan Wendy dan Seulgi yang baru saja sampai. Membuat mereka seolah akan melakukan reunian singkat. Hanya saja kurang dua orang. Yaitu Irene dan Jennie. Jisoo nampak sibuk berbincang akrab dengan mereka semua di meja lain. Sementara di meja yang berbeda Rosie juga sibuk bercerita dengan kedua anak Jessica yaitu Karina dan Giselle yang memang sudah sangat kenal dekat karena adik kelas mereka di Sekolah. Sedangkan Lalice hanya terdiam mendengarkan. Tak tertarik dengan obrolan mereka bertiga sama sekali. Ia justru menatap wajah polos Ningning anaknya Seulgi dan juga Winter anaknya Wendy yang baru gabung di meja mereka.

"Dari Korea?" Lalice bertanya sedikit ramah karena sejak tadi tak ada yang menyapa mereka berdua. Ia merasakan sendiri betapa tak enaknya harus berbaur dengan orang asing yang cuek seperti mereka bertiga yang kini sibuk sendiri.

"Ya. Kami sedang liburan di sini." Jawab keduanya kompak.

"Oh, orang tua kalian juga berteman. Pantas saja kalian berdua terlihat akrab." Ucap Lalice saat melirik meja ibunya sekilas. Yang kini tampak tertawa bahagia di sana berbeda dengan semalam yang Ia lihat.

I Still Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang