5 hari sudah terlewati semenjak yoora menanyakan sebuah pertanyaan yg membuat lidah jeno medadak kaku tidak bisa menjawab
Hari hari berjalan seperti biasanya, ya seperti biasa
Hari ini yoora sedang melamun diatas kursi rodanya, ia sendiri di tengah taman rumah sakit
Masih sama ia termenung, kejadian kemarin masih terputar di pikirannya. Kejadian sang ayah yang hampir membunuhnya kejadian itu sungguh tidak bisa yoora lupakan seumur hidupnya.
Ia masih ingat betul bagaimana kerasnya sang papa membanting tubuh nya tanpa rasa kasihan dan bagaimana kata kata menyakitkan itu terlontar dari mulut sang ayah dan kakak sepupu kesayangangannya.
Tetapi yang perlu dia ingat. Dia tidak pernah membenci orang tua dan saudara saudaranya.
Ia memeluk robekan syal yang dibuatkan oleh mamanya sebelum meninggal.
"Mama maaf syal nya rusak" ucapnya pelan sambil terisak.
Sungguh. Demi tuhan ia tidak akan kembali ke rumah itu lagi.
"Selamat pagi anak baik" sapa jeno, sambil berjongkok di depan yoora.
Yoora menghapus jejak air matanya. "Hari ini gaada jadwal?" Tanyanya
Jeno menggeleng pelan sambil menghadap wanitanya. Iya wanitanya yang saat ini dia lindungi dari keluarganya sendiri.
"Aku bawa alat rajut, mau dibenerin sama sama ga? Aku udah belajar ngerajut sedikit kok" ujar jeno sambil menunjukan seperangkat alat rajut yang ia bawa dari rumah neneknya.
Yoora mengangguk, setelah mendapat persetujuan dari yoora. Jeno segera mendorong kursi rodanya ke bawah pohon rindang rumah sakit.
Jeno duduk ditanah menghadap ke yoora yang sedang duduk di atas kursi rodanya. Ia mengambil benang dan alat rajut lainnya. Setelah itu ia mulai merajut syal yoora agar seperti baru nantinya.
"Kabar kak taeyong gimana? Dan yang lainnya juga" tanya yoora sambil menatap wajah tampan pria di depannya yang sedang serius merajut syal nya.
"Gatau semenjak kejadian itu aku gamau ketemu mereka" ujar jeno dengan wajah juteknya.
Yoora tersenyum. "Gaboleh gitu, gapapa kalo kamu memang marah sama mereka aku hargain dan memaklumi itu. Tapi kalo kamu membenci mereka di tempat kerja itu namanya ga profesional dong"
Jeno memberhentikan kegiatannya,Dan menatap wajah yoora. "Kenapa sih kamu masih baik sama mereka?" Tanyanya sedikit kesal.
Yoora terkekeh mendengar jeno menjawab dengan kesal. "Bagaimanapun mereka pernah memperlakukan aku baik, mereka merawat aku, membiayai kebutuhanku. Jadi aku gaada alasan membencinya apalagi itu keluargaku"
"Seburuk buruknya mereka memperlakukan aku, mereka tetap keluargaku kak. Dan gaakan ada yang bisa ngerubah itu"
Jeno benar benar tercengang mendengar balasan yoora barusan. Ia sungguh tidak menyangka terbuat dari apa hati perempuan dihadapannya ini.
"Aku kadang ga ngerti kenapa kamu baik banget sama mereka, kadang aku juga bingung kenapa kamu gak bisa membenci mereka" ujar jeno .
"Jangan bikin aku makin jatuh terlalu dalam ra" lanjut jeno.
Yoora tertawa mendengar jawaban jeno. " aku ga ngapa ngapain, ngapain jatuh coba?"tanyanya sambil meledek jeno.
Jeno lagi lagi hanya menatap yoora dalam diam. "Aku mau ngejawab pertanyaan yang kemarin kamu tanyakan di kamar boleh?" Tanya jeno hati hati.
Yoora mengangguk. "Iya, boleh."
"Kalo kamu tanya kita ini apa, jujur aku juga ga bisa jawab. Tapi yang jelas aku ada disini bantu kamu, meluk kamu. Aku akan selalu siap jadi rumah kedua buat kamu. Singkatnya aku udah jatuh sedalam dalamnya sama kamu" jelas jeno sambil menatap lekat manik lawan bicaranya.
"Aku gamau terlalu buru buru, kondisi kamu juga masih kaya gini aku gamau nantinya bakal memperburuk keadaan. Aku gamau egois, aku mau ngerawat kamu dulu. Untuk urusan kita diurus nanti sembuh dulu. Jalanin aja dulu kita yang sekarang." Lanjut nya.
"Makasih seenggaknya aku tau gimana perasaan kamu" balas yoora.
Jeno mengangguk lalu melanjutkan kegiatannya, ia merajut syal yoora dengan telaten dan teliti.
"JADI"Yoora tersentak kaget mendengar pekikan jeno. "Liat liat jadi kaya baru kan?" Tanya jeno sambil menunjukan syal yoora yang ia benahi dengan bangga.
Yoora mengangguk senang. "Bener bener persis, makasih kak"
Jeno tersenyum lalu memakaikan syal nya di leher yoora. Jeno sangat senang menghabiskan waktunya dengan wanita di depannya, jeno senang bercerita apapun. Bagi nya yoora adalah hal wajib yang harus dia lindungi baik fisik maupun batin.
Sungguh ia ingin menghabiskan seluruh waktunya bersama yoora jika ia bisa, ia ingin menjaga wanitanya selama ia mampu.
🎧🎧🎧
"Ra" panggil jeno pada yoora yang tengah tertawa karena menonton variety show yang dibintanginya.
Yoora menolehkan kepalanya sedikit tetapi matanya masih fokus pada layar di depannya.
Sungguh jeno hanya bisa menghela nafas jika yoora sudah fokus pada sesuatu yang menurutnya menarik.
"Yoora ditaruh dulu handphone nya, ayo minum obat dulu"titah jeno lalu mengambil handphone yang di pegang yoora.
Yoora mencibik kesal dan menatap jeno malas. "Lagian kapan sih aku pulang?!" Ucapnya jengah.
Yoora benar benar sudah muak dengan rumah sakit belum lagi ia harus diinfus dan juga kontrol dokter setiap sore.
Selagi yoora mengomel jeno buru buru menyuapi obat sirup ke mulut yoora, yang disuapi tentu saja berhenti mengomel dan menatap tajam jeno.
"Kalo gamau obat gimana mau pulang cepet?" tanya jeno pada yoora yang menatap tajam dirinya.
Yoora memajukan bibirnya yang menandakan dia sedang kesal "cape tau disuntik mulu, sakit"
Jeno yang tadinya sedang membersihkan bekas bekas obat yoora yang sudah habis dan beralih menatap yoora yang sedang menunduk.
"Geseran dikit coba" suruh jeno pada yoora. Yoora segera menggeser badannya dan jeno ikut duduk sambil meluruskan kakinya diatas ranjang.
Jeno merangkul tubuh mungil yoora dan menyadarkan tubuh yoora pada dada bidangnya. Ia mengelus rambut yoora dengan lembut.
"Maaf ya" ucap jeno pelan.
Yoora mendongak menatap rahang tegas jeno
"Maaf untuk?" Tanyanya."Kalo aku datengnya di waktu yang tepat kamu ga bakal ada disini."ucap jeno yang setia mengelus rambut yoora sambil sesekali ia mainkan.
"Ga kok, gaada yang salah disini aku malah seneng kok di kasih tuhan cobaan begini" jawab yoora dengan senyum yang merekah dari bibirnya.
"Hm? Kenapa gitu?"
"Karena kalo kita masih di kasih cobaan sama tuhan itu artinya tuhan masih sayang, masih inget sama kita. Dan aku malah lebih takut kalo tuhan ga ngasih aku cobaan" lanjut yoora.
Jeno mencubit pelan hidung yoora. Ia benar benar definisi yang sempurna baginya, benar benar wanita yang tidak hanya cantik paras tetapi hatinya juga.
Jeno bersumpah di dalam hati ia akan menjaga yoora selama ia mampu dan menjadikan yoora wanita nya suatu saat nanti.
***
Halo? I guess? Setelah 2 tahun rest nulis aku pikir buat ngelanjutin berkat temen temenku yang gacape nyuruh aku buat lanjutin hahahah
Yang masih baca, hope you like it ya.
See yaa next week.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoora's Life | Bts,Nct
Fiksi PenggemarKisah hidup kim yoora bersama para idolanya