Deep Affection 5

456 45 6
                                    

You doesn’t know how many words I’ve whispered everyday for you to come, or how many times I cried out at night that I missed you. A million prays maybe would not bring you to me, I know because I tried, neither would a million tears, I know because I cried. – Xiao Zhan

I screamed a silent scream. You don’t need to know. But the stars know. The moon knows. Every drop of my tears know. Every beat of my heart know, missing you is worst than death. – Yibo

It’s pain to know what I want. I want to reach you. It hurts even more to know I can never have you. But It’s okay. It is really okay. Because I love you. – Ling He

[CHAPTER 5]

Yibo mengernyit. Di antara ruangan sepi yang kini ditempatinya, ia terlihat bingung. Sedang ponsel yang kini di genggamnya masih menyisakan bunyi bising berulang-ulang. Ia tak berniat untuk beranjak dari posisinya. Terduduk rapih di kursi kerjanya dengan satu kaki yang menindih kaki lainnya. Sang ponsel berada di antara jemari Yibo. Jemari yang akhirnya hanya memutar-mutar tubuh ponsel itu di sana.

Sedang Yibo akhirnya beranjak dari posisinya. Menghampiri jendela ruangannya sambil melonggarkan dasi miliknya. Belum menyerah, akhirnya ia hubungi nomor lain. Ia menunggu dan akhirnya sedikit tersenyum.

“Ge..” sapanya dengan sedikit pelan, menunggu jawaban dari ujung sana.

“Kuan ge, bisa aku minta bantuanmu, Ge?” ucap Yibo kemudian.

“Sudah dua hari ini aku kesulitan untuk menghubungi Xiao Zhan. Tak terjadi sesuatu dengannya, kan?”

Diam adalah hal yang Yibo lakukan selanjutnya. Menanti Haikuan berucap di ujung sana, meski tetap tak membuatnya merasa lega dengan penjelasan yang jauh dari apa yang diinginkannya. Nafasnya masih berhembus perlahan dan tersendat, seperti meragu akan suatu hal. Ada segurat kecewa pula di wajah tampan tersebut.

“Begini ge, aku belum bisa kembali ke China dalam waktu dekat ini. Aku ingin kau menjaganya untuk sementara waktu..” tutur Yibo. Meski suara Haikuan terdengar kurang yakin di ujung sana, namun “aku yakin kau bisa menjaganya untukku. Jikapun kau sibuk karena pekerjaanmu, masih ada Zhanjin ge, kan?” bujuk Yibo dengan sabar.

Namun tetap Yibo mendengar sebuah ketidakyakinan dari nada bicara sang gege, meski Yibo belum tahu alasan “mengapa kau seperti tidak ingin?”, alasan Haikuan yang nampak meragu.

“Aku akan mengirimu uang untuk keperluannya, dan juga keperluanmu bila perlu. Lakukan untukku, ya?”

Hening dari ujung sana. Sepertinya sosok di balik ponsel tersebut mulai menimang-nimang tawarannya, membuat Yibo akhirnya tersenyum. “Aku tahu kau setuju!” simpulnya. “Jaga dia untukku! Sampaikan ucapan salamku untuknya Ge. Aku mengandalkanmu..”

Beginilah yang terjadi. Yibo yang akhirnya dapat bernafas lega karena baru saja dirinya menjamin keselamatan sang kekasih pada orang yang ia percaya. Maka haripun nampak cerah di matanya..

Sedang di sisi lain, semua tetap terjadi. Mengalun di tiap detik dan menitnya. Perih yang begitu serasa menyayat kulitnya, kulit beserta lembaran hidup dia yang adalah seorang Xiao Zhan. Mendekam dalam sel untuk beberapa hari dan entah itu sampai kapan, meski itu saja mampu membuat berat badannya menurun, mungkin. Membuat kulit putihnya memucat.

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang