Deep Affection 8

225 29 2
                                    

Perpisahan.. adalah bagian dari hidup kita..”

[CHAPTER 8]

Yibo melupakan gelas berisikan air yang hendak dibawanya untuk Zhan. Ia tahu bahwa baru saja bel rumah mereka berbunyi, menandakan ada seorang tamu berkunjung. Ia sadar, membiarkan Zhan menyambut tamu mereka bukanlah ide yang cukup baik.

Setitik air di lengannya Yibo usapkan pada bajunya sendiri. Ia mengambil langkah untuk kembali menghampiri Zhan di ruang tamu. Ada. Zhan tengah berdiri di ambang pintu. Pintupun masih terbuka. Namun ia sedikit heran. Mengapa Zhan hanya berdiam diri di sana? Apa ia tak menyambut tamunya?

Segera Yibo lebih mendekati Zhan. “Siapa yang datang?” tanyanya. Ia semakin membuka pintu dan terheran kala tak mendapati siapapun di depan pintu tersebut. Lalu dipandanginya sebuket mawar merah yang kini ada di tangan Zhan. “Dari siapa?”

Zhan nampak melamun meski tidak sepenuhnya. Bola matanya bergerak untuk menatap Yibo. Ia angkat sedikit bunga di tangannya. “Apa aku bersalah padanya, Wangyie?” ucapnya kebingungan. “Aku- aku bahkan tidak tahu siapa dia. Kupikir dia temanmu. Lalu dia hanya mengatakan ‘lupakan saja, Ge..’ padaku dengan nada kecewa. Aku..”

“Ssst..” sela Yibo, hanya untuk menghentikan ocehan panik Zhan.

Yibo tersenyum dan mencoba untuk membawa Zhan masuk. Ia mengaping pria manis itu agar terduduk di sofa dengan nyaman. Ia raih bunga di tangan Zhan lalu meletakannya di atas meja. Dalam sekejap ia mengecup kening dan mengusap-usap lengan Zhan untuk menenangkannya.

“Biar aku yang menyusulnya. Kau tunggu di sini, jangan ke mana-mana!” peringat Yibo setelahnya. Ia tatap Zhan dengan penuh akan keyakinan. Ia berharap bahwa Zhan benar-benar akan menurutinya.

Sesungguhnya Yibo terlalu cemas untuk meninggalkan Zhan meski hanya sebentar saja. Ia terlalu takut. Maka saat ia keluar untuk memastikan siapa tamu yang datang tadi, ia mengunci pintu rumah tersebut, seolah mengunci Zhan di dalam. Tak mengapa, demi kebaikan..

Yibo nampak berada di bawah langit terang saat itu. Tak ada reaksi berarti dari wajahnya, termasuk disaat dirinya telah mendapati apa yang dia cari. Seseorang yang kini tengah berdiri tak jauh darinya. Seseorang yang ia yakin, orang tersebut baru saja berkunjung ke rumahnya. Orang yang dicarinya. Orang yang berdiri sambil bersandar pada dinding tak jauh dari rumahnya.

Yibo mendekat. “ Ling He, Kenapa tidak masuk?”

Ya. Sosok itu adalah Ling He. Dia yang bertamu. Dia yang memberi bunga pada Zhan, dan dia yang kini.. tengah menelan pahit hidupnya sendiri. Bahkan senyum  yang ia berikan kini terhadap Yibo, nampak kecut.

“Aku sudah tahu, bahwa hari ini akan datang. Tapi aku tak menyangka sakitnya akan seperti ini!”

Yibo hanya menatap Ling He dengan serius. “Kau pikir hanya kau?” ucapnya pada Ling He. “Apa kau tahu bahwa suatu saat nanti ia juga bisa melupakanku?! Kau hanya membuatku ketakutan sekarang ini, Zhang Ling He! Kau sama sekali tidak membantu!” dengus Yibo.

“Aku..”

“Jangan!” sela Yibo kemudian. Tatapannya berubah sendu dan penuh harap, menatap lurus ke arah Ling He. “Jangan katakan seberapa sakitnya, Ling He. Jangan mengatakannya. Aku belum siap, bahkan jika hanya membayangkannya saja..”

Mata Zhan melebar ketika mendapati Yibo telah datang dan nampak di ambang pintu. Ia segera menghampiri Yibo, dan lalu langkahnya berhenti ketika didapatinya sosok di samping pria itu. “Kau?”

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang