Deep Affection 9

444 38 7
                                    

"Perpisahan... Adalah bagian dari hidup Kita.."

[Chapter 9]

Xiao Zhan tersenyum tenang. Kejadian-kejadian yang kini terpampang di hadapannya, yang kini dirasakan olehnya adalah hal-hal yang terlalu langka, bahkan terlalu sayang untuk tidak diabadikan. Melihat Yibo menggenggam jemarinya dengan hangat. Yibo yang tiada henti membimbing langkahnya. Menuruti apa yang menjadi inginnya. Mewujudkan hal-hal kecil yang sempat tertimbun dalam benaknya. Yibo yang..

“Biru, tidak apa-apa?”

Zhan menggeleng sambil tersenyum lagi. Ia menjawab Yibo yang menawari balon terbang berwarna biru untuknya. Mulutnya mengatakan kuning, tapi yang tersisa hanya balon yang biru. Tidak mengapa, itulah jawab Zhan baru saja.

Namun Yibo nampak bersikukuh. “Apa benar tidak ada lagi yang kuning? Aku beli berapapun!” tegasnya sedikit memaksa dan tidak sabaran pada si penjual balon.

“Psst!” Zhan segera menarik ujung kemeja yang dikenakan Yibo untuk sekedar memperingati. “Kau tidak lihat di antara balon ini, tidak ada yang berwarna kuning, hn? Kau ini kenapa, sudahlah.. aku tidak akan menangis karena tidak mendapatkan balon kuningnya!”

Yibo nampak kecewa dan tak menjawab. Zhan tersenyum sedih, namun otaknya mencari cara lain untuk membuat kekasihnya tidak kecewa. “Aku ganti permintaanku. Aku ingin balon dalam jumlah banyak..” tutur bibir manis itu, membuat Yibo tersenyum. Maka tanpa ragu ia membeli semua balon yang tersisa, hanya untuk memenuhi keinginan Xiao Zhannya. Hal yang selalu ingin dilakukannya.

“Mintalah sesuatu padaku, Zhan. Apa itu terlalu sulit bagimu? Aku akan senang melakukan hal yang menjadi keinginanmu, hn? Apapun itu..”


Dengan sekumpulan benang balon di telapak tangannya, Zhan melangkah lebih riang, lebih ringan tanpa beban. Satu bagian jemarinya menggenggam erat lengan Yibo, seperti menyerahkan segala bebannya di lengan itu. “Wangyie.. aku ingin meminta sesuatu padamu, lagi..” ucapnya, mengambil jeda sejenak dalam sapuan nafasnya. “Bolehkah?”

Yibo nampak lebih bahagia dari apa yang Zhan duga. Laki-laki yang lebih tinggi darinya itu lalu meremas kecil jemarinya dan berkata “tentu, apapun..” mengundang kedua sudut bibir Zhan untuk tertarik ke atas.

Zhan melepas tautan jemari mereka dan berjalan mendahului Yibo, dalam posisi saling berhadapan. Ia melangkah mundur sambil tersenyum ke arah Yibo. Ia terbangkan satu balon di tangannya untuk terbang ke arah langit. “Aku ingin kau mengatakan kau mencintaiku..”

Wo ai ni..”

Zhan diam sejenak, hanya untuk merasakan debar jantungnya mendebar kata cinta itu. Bibirnya berpura-pura mencibir tak suka. “Benarkah? Semudah itu?” ucapnya, meski tatapan Yibo terpancar tulus dan lurus ke arahnya. Dia lalu menerbangkannya lagi. “Katakan sekali lagi, Wangyie..” ucapnya, masih dalam posisi berjalan mundur.

“Aku.. mencintaimu.. sangat..”

Zhan tertawa ringan, menumpahkan bahagianya. Lalu diterbangkan lagi satu balonnya. “Aku ingin kau membuktikannya, sekarang..” tuturnya, bersamaan dengan sang balon yang terbang jauh ke langit, bersama harapannya yang sepertinya, akan segera Yibo wujudkan dengan..

Kecupan kecil. Beberapa saat lalu, tepat setelah Zhan mengucapkan harapnya, Yibo benar-benar mewujudkannya. Seperti tak ingin ia berhenti untuk tersenyum. Lalu diterbangkannya lagi satu balonnya. Bahkan ketika kedua telapak tangan Yibo masih menghangatkan wajahnya. Ia menutup kedua matanya lalu bergumam pelan. “Aku.. ingin kau membuktikannya..”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang