Even I wont be myself tomorrow, there are things i wish i could remember everything about you and to feel that your love for me never changes. – Xiao Zhan
Flowers cannot blossom without sunlight. Life cannot live without love. And you are more than a sunshine and love to me. Whoever you are tomorrow there is me, a person who always thinks you are perfect in every way. – Yibo
…
Pip.
Yibo termenung setelah ia pastikan sambungan ponselnya tertutup sudah. Ia genggam ponselnya tersebut cukup erat dan merapatkannya di mulutnya. Mungkin tanpa sadar ia melakukannya, karena terlalu memikirkan hal lain..
“Darimana kau tahu bahwa orang yang bernama Jili ini mengetahui di mana keberadaan Zhan?”
“Kau tidak ingat? Jili adalah kawan Zhan sewaktu mereka bekerja di bar dulu, Wang Yibo!”
Dengan segenap kesadarannya yang kembali Yibo meraih jaket dan kunci mobilnya seketika. Hari memanglah sudahlah malam. Terlalu banyak menit yang Yibo lewatkan untuk mencerna ungkapan Zanjin padanya. Maka tak bisa lagi ia menunda waktu. Ia segera pergi..
[CHAPTER 7]
Maka di sinilah kaki seorang Wang Yibo menapak. Bersama Zanjin yang saat ini di sampingnya. Satu pandangan ia berikan, pada tempat dimana dirinya tak pernah menyangka, bahwa Xiao Zhan, kekasih hati yang dicarinya sekian lama ini berada di sana. Di tempat dimana di dalamnya para penjahat bersarang.
Bahkan jemari Yibo sempat meremas kerah pakaian Jili tadi malam jika saja Zanjin tak menahan kepalan tangannya agar tak menyentuh wajah Jili. Yibo dapat merasakan kala itu, bagaimana bergetarnya tubuh Jili sambil menjelaskan detail kejadian yang menimpa Zhan, hingga..
“Dia dipenjara setelah membunuh ibunya sendiri! Kabar ini bahkan meluas di seluruh pemberitaan China. Apa kalian benar-benar tak pernah mendengarnya sama sekali?”
Yibo mengernyit tak percaya akan kata Jili yang kembali terngiang di otaknya. Ia tak percaya karena tak mendengar dan tak melihatnya secara langsung. Namun ini wajar, mengingat ia tengah berada di negri lain kala itu, juga keberadaan Zanjin yang tersembunyi karena masalahnya.
Hingga Yibo akhirnya percaya. Mencoba untuk percaya, setidaknya mengenai alamat penjara dimana kabarnya Zhan berada kini. Jili yang memberikan semua detailnya. Juga alamat dimana kini Yibo menapaki lantainya. Ada sedikit getar hatinya kala menatap tempat tersebut.
Bagaimana Zhan? Baik-baik sajakah ia di dalam sana selama ini?
Semua kecemasan itu terus bergelayut di benak Yibo, hingga akhirnya di sebuah lorong ia terdiam. Langkahnya terhenti. Seluruh tubuhnya merasakan lemas yang begitu memuncak kala mendapati tiga sosok yang tengah berjalan di antara lorong tersebut. Lorong yang begitu redup karena sedikitnya asupan cahaya yang ada.
Namun di antara remang itu Yibo dapat mengenali salah satunya. Dia yang dicarinya. Dia yang begitu Yibo rindui. Dia yang begitu Yibo cintai. Dan dia yang begitu Yibo kasihi!
Yibo meneguk kecut ludahnya..
Bagaimana mungkin kekasih hatinya benar-benar mengenakan pakaian yang sama dengan narapidana lainnya? Bagaimana mungkin kekasih hatinta berjalan begitu lunglainya seolah menimbang beban yang berat di punggungnya?!
“Zhan..” desah Yibo putus asa, penuh akan kekecewaan. Mungkin saja Zanjin yang di sampingnya itu dapat mendengarnya. Namun Yibo mana peduli? Ia hanya sedang terpaku pada sosok Zhan yang kini berjalan sambil menundukan wajahnya. Sedang pandangan miris Yibo yang lainnya terhadap Zhan terus mengalir tak berbatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
FanfictionBukan lagi seorang pelacur - atau gigolo secara istilah benarnya. Kini Xiao Zhan milik Wang Yibo, meski hanya seorang simpanan! Salah, karena di sini Xiao Zhan yang menginginkannya. Kemana takdir akan membawa mereka? Sequel You Reflect Me... Ini ang...