2 new

11.3K 117 2
                                    

Sekarang aku sedang bersiap untuk berangkat kerja setelah aku mandi tadi aku langsung memandi kan anak ku sekarang anak ku sudah berumur enam bulan, yah sudah tiga bulan berlalu sejak kepergian mama mertua ku dan ini sudah menjadi bulan ke enam aku mengurus anak tanpa seorang istri, kondisi papa mertua ku juga masih sama seperti terakhir kali di ceritakan dia selalu saja mengurung diri di kamar tapi untung nya dia tidak pernah menolak lagi jika ku ajak makan tapi setelah makan dia akan langsung masuk ke kamar nya lagi, sekarang papa menjadi lebih pendiam dan murung bahkan setiap ada karyawan toko papa yang datang untuk memberikan laporan keuangan aku yang menghandle sekarang.

Sebelum nya aku sudah menyiap kan sarapan karena tadi pagi aku terbangun lebih awal, memang sudah biasa aku lakukan jika aku bangun lebih awal aku akan memasak sarapan tapi jika tidak sempat ku lakukan aku akan membeli nya di pinggir jalan sana, sebenar nya dulu kami tidak biasa membeli makanan dari luar tapi sejak kepergian dua wanita cantik di rumah ini dan aku yang terkadang sibung kerja terpaksa lah itu kami lakukan makannya kadang jika sempat aku akan memasak sendiri, tapi jika untuk makanan anak ku aku tidak pernah membeli nya aku akan memasak nya sendiri atau kadang juga ibu ku datang mengantar makanan, iya aku bisa memasak makanan anak ku itu diajari oleh ibu.

Setelah semua selesai juga rapi dan anak ku juga sudah siap aku langsung menggendong nya lalu mengambil tas kerja ku dan juga tas perlengakapan anak ku dan kami keluar kamar untuk berangkat, saat di depan pintu kamar papa ku ketuk pintu nya sekali dan sudah pasti tidak mendapat jawaban ku buka perlahan pintu nya sedikit lalu memasukan kepala ku melihat kedalam ternyata papa sedang duduk di ranjang nya dengan pandangan lurus ke depan.

"pa" panggil ku dan tanpa kata dia menoleh melihat ku.

"rama sama kara pergi dulu ya kalau papa mau makan siang itu rama udah siapin semua di meja papa bisa angetin aja" kata ku dan papa hanya mengangguk pelan menanggapi ku.

Aku sebenar nya prihatin melihat papa seperti itu dia terlihat sangat frustasi jika kalian melihat penampilan papa sekarang kalian pasti juga akan berpikir hal yang sama dengan ku rambut yang mulai memanjang dan tidak terawat dan kumis serta jambang yang lebat menghiasi wajah nya tapi terlihat berantakan karena papa tidak merawat nya sebenar nya aku ingin memberitahu papa untuk pergi ke tukang cukur tapi aku tak enak apalagi papa masih dengan kondisi seperti ini, aku memaklumi itu semua sebenar nya karena aku saja yang hanya kehilangan seorang istri sangat terpukul apalagi papa yang kehilangan istri dan anak nya sekaligus dalam waktu yang berdekatan apalagi usia papa dan mama sudah lama pasti suka duka nya yang mereka lalui sangat bekesan dan sulit di lupakan.

Sekarang aku sedang mengemudi kan mobil ku menuju rumah orang tua ku untuk mengantar kan anak ku kesana dulu setelah itu baru aku berangkat kerja, memang seperti ini setiap hari nya karena tidak mungkin aku membawa anak ku ikut kerja bersama ku apalagi dia masih kecil aku tak tega untuk melakukan itu, ibu juga menyarankan agar kara tinggal di sana saja dulu minimal sampai dia berusia dua tahun tapi aku tak mengiyakan aku selalu menjawab untuk berpikir dulu dan ibu mengerti akan jawaban ku.

"eh cucu oma udah datang" sambut ibu saat kami sudah keluar mobil.

"bu nitip kara ya nanti pulang kerja rama ambil lagi" kata ku.

"iya sini kara nya biar sama oma nya dulu ya" kata ibu sambil mengambil alih kara yang ada di gendongan ku.

"ini bu perlengkapan nya, kalau gitu rama pamit kerja dulu" kata ku.

"iya hati hati" balas ibu, dan aku kembali masuk ke mobil dan membawa mobil ku ke arah kantor untung saja rumah ibu ku dan kantor searah jadi aku tidak perlu pulang balik.

Sampai di kantor aku pun mulai mengerjakan perkerjaan ku yang sudah diantar kan di atas meja ku sampai sore tiba baru aku pulang dengan menjemput kara terlebih dahulu.
.
.
.
.
.

TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang