Hai, Hacin!Sudah siapkan untuk sebuah chapter yang makin akan memperjelas semuanya?
Tarik napas dulu...
Keluarkan...
pelan...
Oke!
Siap?
Vote dan jgn lupa comment recehnya ya syg!
Happy Reading!
......
******Sepasang mata itu terbuka setelah mendengar suara petir yang begitu keras.
Aelin terbangun dalam keadaan jantung yang berdebar keras.
Napasnya naik turun.
Berpikir bahwa apa yang dialaminya semua hanya mimpi saja, tetapi ternyata dia terbangun di dalam mobil dengan Arlo yang menatapnya khawatir.
"Are you okay?" Arlo langsung sigap membukakan botol minuman memberikan Aelin minum agar dia tenang
Aelin memang baru bisa tidur setelah kejadian ini. Aelin cukup takut untuk bertemu dengan keluarga Jaivee, jadi Arlo membawanya untuk istirahat di mobil dulu. Hari sangat gelap, pukul dua dini hari.
"Gimana keadaan Jaivee?" Aelin bertanya pada Arlo yang menutup kembali botol minumannya.
Arlo tersenyum. "Dia baik-baik aja. Operasinya berjalan lancar. Dia juga sudah sadar." Arlo menarik napas pelan. "Dia lagi sama keluarganya sekarang."
Aelin lalu menelan ludahnya, dia bersandar di kursi mobil Arlo, melihat ke jendela. Aelin masih merasa sangat sedih dengan apa yang terjadi. Lebih sedih lagi, karena dia tidak punya keberanian untuk hadir di sana, dan melihat keadaan Jaivee. Tetapi, di sisi lain. Aelin merasa lega, karena ternyata Jaivee sudah baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaivee and His Coffee
RomanceJaivee mengakhiri hubungan dengan Aelin karena alasan-alasan yang berat untuk dijelaskan. "Gue ngerasa kita udah nggak sejalan lagi, kita sering berantem belakangan ini." Aelin tidak mengatakan apa pun hari itu selain hanya menteskan air mata. Dia t...