Note Penulis : Masih ingat dengan scene terakhir yang pernah dipublis di Wattpad?
Waktu itu Licia dan Fahri membawa Felix ke dokter. Dan ini adalah chapter terbaru yang melanjutkan bab-bab yang sudah pernah dipublis di sini.
★★★★
Daniel keluar dari kamarnya, bersiap untuk pergi. Namun, ketika ia sampai di tengah anak tangga, langkahnya terhenti. Tatapan was-wasnya tertuju pada sosok Ardian yang tampak tengah menunggunya di bawah tangga. Setelah berhasil menghindari Ardian, pagi itu dia justru harus bertatap muka dengan sang kakak tiri. Dalam hati Daniel merutuki si satpam rumahnya yang mengatakan bahwa Ardian telah meninggalkan rumah, tapi ternyata si satpam telah membohonginya.
Daniel terlihat ragu, ingin berbalik arah tapi sudah pergi terlalu jauh, tapi jika terus berjalan ia akan berhadapan dengan Ardian. Usia mereka terpaut cukup jauh, jadi hal yang wajar jika Daniel merasa segan terhadap Ardian. Dan karena sudah terpojok, Daniel pada akhirnya melanjutkan langkahnya.
Tatapan mengintimidasi Ardian mengikuti pergerakan Daniel. Masih terlihat jelas bekas luka di wajah Daniel, dan hal itulah yang menjadi pusat perhatian Ardian.
"Berhenti di situ," tegur Ardian ketika Daniel hendak menjauh.
Daniel kemudian berhenti dan bertemu pandang dengan Ardian. Tak ada pembicaraan hingga Ardian yang memulainya.
"Tawuran lagi?" tegur Ardian.
Daniel tak menjawab.
"Baru kemarin dinasehatin."
Daniel tetap diam seribu kata. Dia memang ketua geng motor saat berada di luar, tapi di dalam rumah dia hanyalah si bungsu.
"Kenapa diem aja? Tawuran sama siapa sekarang?"
"Anak dirgantara," sahut Daniel, baru bersedia untuk membuka mulut.
"Kakak nggak liat beritanya pagi ini."
"Bukan tawuran kayak biasanya, cuma tawuran antar kelompok."
"Masalah apa lagi sekarang?"
Daniel kembali diam. Dia sudah memberikan jawaban yang jujur sebelumnya, tapi untuk pertanyaan ini dia merasa ragu untuk memberikan jawaban.
"Kok diem lagi?" tegur Ardian.
"Mendingan Kakak nggak tahu masalahnya. Ini cuma urusan anak muda."
"Jadi maksud kamu, kakak udah tua."
Daniel dalam hati merutuki dirinya sendiri yang salah berbicara. Dia kemudian berdalih. "Bukan itu maksud aku?"
"Terus? Kalah taruhan atau rebutan cewek?"
Pandangan Daniel yang sempat teralihkan lantas kembali pada Ardian. Pilihan kedua hampir sama dengan kasus kali ini. Tapi dia lebih memilih untuk bungkam.
Ardian kembali berbicara, "kakak juga pernah di usia kamu sebelum kakak jadi tua. Kamu pikir kakak nggak tahu apa-apa tentang kehidupan kamu. Sebelum kamu mulai, kakak udah berhenti."
"Felix digebukin anak-anak Dirgantara," celetuk Daniel, mengorbankan Felix demi menghilangkan kesalahpahaman yang hampir saja terjadi.
Dahi Ardian mengernyit. "Felix?"
Daniel mengangguk. "Pulang dari sini dia ketemu anak-anak Dirgantara dan digebukin."
"Terus, sekarang gimana keadaan Felix?"
"Dia baik-baik aja."
"Jadi itu alasannya? Anak-anak Dirgantara gebukin Felix dan kamu balas gebukin anak-anak Dirgantara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU SUARA ADZAN
Teen FictionKetika suara Adzan menerpa pendengaran nya. Saat itu, kesepian menghampiri diri Felix. Mengusik jiwa nya. Mempertanyakan akan keberadaan diri nya. Membuat nya selalu merasakan kerinduan yang begitu dalam. Menciptakan sebuah tanya yang tak mampu ia j...