Chapter 46 [New Chapter+Tokoh Baru]

76 8 1
                                    

"Gue mau diapain nih?" batin Felix.

Untuk kali pertama Felix merasa terancam. Dia sedikit terkejut karena baru menyadari bahwa wajah Rahel terlihat mirip dengan Brian.

"Dia nggak akan nyuruh gue nyium kakinya, kan?" batin Felix kembali, mengingat kembali kebiasaan kakak Rahel yang menyuruh seseorang mencium kakinya.

Felix berdiri meringkuk. Menghindari kontak mata dengan Rahel, ia menegur dengan gugup. "K-kamu mau ngapain?"

"Aku mau ngomong sama kamu," ujar Rahel dengan raut wajahnya yang tampak datar.

"Y-ya udah, ngomong aja. Tapi mundur dulu."

"Kamu itu kenapa, sih, Felix? Kamu menghindar dari aku?"

"E-enggak," sangkal Felix.

"Terus ini apa namanya? Kalau kamu ngomong, liat aku."

Felix kembali menelan ludahnya dan memberanikan diri untuk memandang Rahel. "Udah, kamu mau ngomong apa?"

"Aku mau minta maaf ke kamu, tapi selama ini kamu menghindar dari aku. Aku tahu kamu ngelakuin itu karena Brian. Dari jauh-jauh hari aku udah mau minta maaf ke kamu atas apa yang udah Brian lakuin ke kamu."

"Kan yang salah Brian, kenapa kamu yang minta maaf?" Felix perlahan mendapatkan keberanian, menyadari bahwa Rahel adalah orang yang pernah mengisi hatinya.

Dan saat itu, di ujung lorong tempat mereka berada, Ardian yang baru saja datang harus menghentikan langkahnya ketika melihat adegan pemalakan romantis yang tengah dilakukan oleh Rahel. Ardian kemudian memilih untuk menunggu hingga kedua orang itu menyelesaikan urusan mereka.

Rahel kemudian menarik kembali tangannya dan berbicara dengan lebih lembut. "Kamu baik-baik aja, kan?"

Felix menggeleng, namun dengan cepat ia meralat jawabannya. "Baik."

"Brian gangguin kamu lagi?"

"Udah nggak pernah ketemu lagi."

"Aku bener-bener minta maaf, gara-gara aku Brian mukulin kamu."

"Bukan Brian yang gebukin aku," celetuk Felix.

Rahel tertegun. "Bukan Brian?"

"Cuma anggota Red Tiger, Brian nggak ada di sana. Lagian ini bukan salah kamu, sebelum kamu dateng, anak-anak Red Tiger udah buat masalah duluan sama aku. Jadi kamu nggak perlu minta maaf."

"Kalau gitu kenapa kamu hindarin aku terus sejak insiden itu?"

Felix terlihat tengah mencari alasan. "Ya ... anu ... bukan gitu ... gue cuma ngerasa nggak enak sama Brian."

"Ngerasa nggak enak gimana?"

Felix berbicara dengan lebih berhati-hati, mencoba memberikan jawaban yang masuk akal. "Ya ... Brian, kan musuhnya Daniel, Daniel temen aku dan kamu adeknya Brian. Aku nggak enak aja sama Daniel."

"Terus aku temenan sama kakaknya Daniel dan nggak ada masalah," celetuk Rahel, tampak ia yang belum menerima keputusan Felix. "Ini nggak ada hubungannya sama masalah yang dulu, kan?"

"Hah? Yang dulu?" Felix tertegun. "Masalah yang mana?"

"Waktu aku putusin kamu?" celetuk Rahel.

Felix melanjutkan ketertegunannya, disusul oleh Ardian yang ikut tertegun.

"Mereka pernah pacaran?" batin Ardian.

"Kamu nggak benci aku gara-gara itu, kan?"

Mata Felix mengerjap. Raut wajahnya terlihat datar. "Mau jawaban jujur?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RINDU SUARA ADZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang