Chapter 15 : Delete Scene

578 89 116
                                    


Chapter ini adalah bagian dari adegan di chapter 15 yang tidak dipublikasikan pada versi Wattpad. Dan untuk beberapa chapter ke depan, cerita akan berfokus pada kisah Felix dan ayahnya. Tapi kisah penuhnya bisa kalian baca di Fizzo.

Di sini hanya akan diberitahukan konflik dasarnya saja.

Selamat membaca😚😚😚

••••

    Felix melangkahkan kakinya memasuki kantin kampus tanpa ada seorang pun yang mengekorinya, pasalnya Steve yang terlalu takut untuk mendekat justru memilih membolos di kelas pertama demi menghindari Felix. Dan jika sudah begini mungkin Steve juga akan membolos dalam kelas selanjutnya.

    Dengan langkah yang malas Felix berjalan di antara para mahasiswa yang tengah bergurau dengan makanan yang penuh di mulut mereka. Felix kemudian duduk di salah satu bangku kosong dengan raut wajahnya yang terlihat begitu kusut sejak pagi tadi. Pandangannya kemudian berkeliling dan menemukan anak-anak Black Dragon yang juga tengah berkumpul di sana dan dalam sekejap mata, penglihatannya menangkap sosok sang ketua geng yang tengah bergurau dengan teman-temannya. Melihat hal tersebut pun Felix memalingkan wajahnya sembari menyunggingkan senyumnya.

    "Bisa ketawa juga, lo," gumam Felix yang terdengar seperti sebuah cibiran yang jelas-jelas ditujukan pada Daniel yang sempat melihat sekilas ke arahnya meski tak mendengar apa yang baru saja ia katakan.

    Tak berniat memesan makanan, Felix justru mengambil sebotol air mineral yang terdapat di meja tepat di hadapannya. Dia membuka tutup botol dan terhenti ketika ia hendak meminum air mineral di tangannya karena kedatangan seseorang yang membuat tatapan malasnya mengarah kepadanya yang tidak lain adalah Lisa—mahasiswi Fakultas Kedokteran yang baru memutuskan Steve.

    "Felix, lo nggak suka sama cewek?" tegur Lisa dengan nada menuntut begitu sampai di hadapan Felix.

    "Apaan sih lo? Datang-datang gak permisi dulu langsung nanya. Gue nggak suka sama, lo." Felix menyahuti teguran Lisa dengan malas, memalingkan wajahnya sembari menuangkan air mineral ke dalam mulutnya.

    "Jadi bener lo suka sama cowok."

    Pernyataan lantang Lisa sontak membuat semua orang menatap ke arah Felix dengan mata membulat dab beberapa orang yang sempat tersedak, tak berbeda dengan Felix. Tepat setelah penyataan itu terucap Felix tidak sengaja menyemburkan air di dalam mulutnya dan tepat mengenai wajah Lisa yang sempat memejamkan matanya. Dan hal itu pula yang membuat Felix semakin terkejut, dia pun berdiri dengan gelagapan.

    "So-sos-sorry, sorry. Gue nggak sengaja."

    Felix segera melarikan diri sebelum Lisa mengamuknya.

    "Bang, gue ngutang dulu ..." teriak Felix sebelum menghilang dari kantin dan meninggalkan keributan di dalam kantin yang membuat Daniel menarik seulas senyumnya, sedikit merasa geli dengan pertunjukkan yang baru ia saksikan di depan matanya.

    "Beneran si Felix, gay?" ujar salah satu anggota geng Black Dragon yang memancing lainnya untuk menanggapi topik itu dengan serius.

    "Pantesan aja, dia nempel terus sama si Steve."

    "Kayaknya kebalik deh. Gue liatnya justru si Steve yang selalu ngikutin si Felix."

    "Wah ... bahaya tuh dua anak. Kalau sampai beneran, kelas kita bakal tercemar."

    "Nggak usah dipeduliin, palingan juga cuma akal-akalannya tuh anak." Daniel menyahuti, namun tak mengingkari bahwa dia masih mempertahankan senyumnya atas apa yang baru saja terjadi pada Felix. Tentu saja dia tidak mempercayai rumor semacam itu karena ia mengenal Felix dengan sangat baik.

RINDU SUARA ADZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang