"Diam tidak selamanya emas"
Beberapa orang beralasan jika diam adalah cara terbaik untuk menghindari masalah semakin rumit tapi bagaimana jika masalah tidak pernah terselesaikan hanya karena tidak ada penjelasan yang berarti.
Sana sudah beberapa hari tidak kerja, lagi pula butik tersebut miliknya, ia mau bekerja dimanapun itu hak dia. Sana malas untuk keluar, terlebih jika ia berangkat kerja, maka Tzuyu akan dengan mudah menemuinya.
Sementara di sisi lain, Tzuyu yang sedang berkumpul dengan teman-temannya mulai merasakan kehampaan. Sudah seminggu ia tidak bertemu dengan Sana tapi Tzuyu mencoba untuk lebih mengerti, mungkin Sana sedang sibuk dengan pekerjaannya, lagipula saat ini memang momentum butik mempersiakan model baru untuk tahun baru.
"Gue engga liat cewek lo" ketidak hadiran Sana disetiap kumpul tentu menjadi pertanyaan. Terlebih dalam sehari Tzuyu dan Sana pasti ada waktu untuk bertemu, entah sekedar makan siang bersama atau mengantar Tzuyu ke tempat biasa.
"Engga tau, dia lagi sibuk kali, soalnya tiap ke butik juga engga ada dia" balas Tzuyu seadanya, juga setidaknya ia sudah berusaha menemui Sana walaupun yang dicari tidak pernah ada.
Sebagai anggota termuda di perkumpulan tersebut, mereka bisa mengerti jika Tzuyu memang masih awam dalam hubungan asmara. Mereka juga tahu jika selama ini Tzuyu baru berpacaran hanya dengan Sana.
"Lo engga chat dia dek?" Jackson, kaka tertua juga owner cafe dimana Tzuyu kini berada menghampiri adik bungsunya dan memberikan secangkir kopi panas.
"Engga bang, kan dianya juga sibuk, nanti gimana kalo dia marah? Lagi juga tau kan Tzuyu jarang banget pegang hp" kompak para pria yang berada meja tersebut tertawa.
"Tzu... Tzu.. Lo jangan ada pikiran pengen poligami deh, satu cewek aja lo gabisa urus anjir" goda salah seorang dari mereka.
"Dek, kalo cewek diem ya jangan ikut diemin dia lah. Makin menjadi lah mereka! Kejar! Kalo engga bisa ketemu, minimal chat duluan!" kekeh Jackson sementara yang lain hanya mentertawakan kelakuan Tzuyu.
Tzuyu hanya heran, jika tidak bisa memberi kabar artinya pasangannya sedang sibuk. Rasanya percuma mencari mereka atau memberi kabar terlebih dahulu, toh tidak akan ada jawaban. Jakcson menyikut lengan Tzuyu, mengisyaratkan jika mereka harus berbincang berdua, lagipula ini ranah asmara, orang lain tidak perlu tahu sampai detail permasalahan yang dialami adiknya tersebut.
=====
"Kamu siap buat nikah?" Tzuyu terkejut mendengar pertanyaan itu. Bagaimana Jackson bisa menyimpulkan seperti itu setelah ia menceritakan awal mula Sana dan Tzuyu saling diam.
"Ini amit-amit ya. Ga mau juga abang ada pikiran jelek. Cuma mungkin dia ada trigger yang bikin dia pengen nikah sekarang. Entah emang tuntutan dari orangtuanya atau mungkin ada seseorang yang ganggu dia dan ya pengen kalian resmi biar yang ganggu dia menjauh tapi sih kemungkinan yang kedua itu jauh dari kata mungkin haha soalnya kalo bener ada yang ganggu pasti dia ngomong ke kamu kan?"
Tzuyu tak merespon apapun, ia masih terkejut tentang pertanyaan tentang pernikahan. Bagaimana jika Sana benar-benar ingin cepat menikah, sementara ia belum punya pekerjaan tetap, terlebih ia masih kuliah. Uang hasil kerja sampinganpun ia pakai untuk biaya kuliah karena tak ingin merepotkan orangtuanya. Lantas ia akan menafkahi Sana dengan apa?
"Bang, Tzuyu sih pengen nikah--"
"Pikir-pikir aja dulu, biaya semester ini aja kamu dibayarin abang haha. Masa nanti beli beras mau minta ke abang juga, ga mungkin dong? Kelak kalo kamu nikah dan income Sana lebih dari kamu, jangan pernah minta seribupun buat kebutuhan rumah tangga ke dia. Inget pride sebagai laki-laki"
=====
"Mantan-mantan lo yang lain emang engga diundang Nay?" Chaeyoung membuka satu persatu kartu undangan pernikahan Nayeon dan calon suaminya nanti.
"Engga, cuma lo doang" Chaeyoung mendelik kala Nayeon mengatakan itu, lalu si perempuan tertawa puas. Chaeyoung sangat benci ketika Nayeon mengatakan jika mereka adalah bekas pasangan kekasih. Lalu ia bergidik seolah jijik mendengar kalimat tersebut.
"Mina gue undang ya" Chaeyoung hanya tersenyum sinis kala Nayeon mengatakan hal tersebut. "Eh dia kan mau jadi bridesmaid gue, gimana lo udah ngomong?" tidak ada jawaban dari Chaeyoung, hanya helaan nafas panjang yang ia berikan seolah menjelaskan jika itu hanya akan menjadi angan-angan saja.
"Selain Mina deh, Lo obses banget pengen jadiin dia bridesmaid. Mantan gue kan banyak" Nayeon mendelik mendengar itu. Bukankah menjadikan Mina sebagai bridesmaid dipernikahannya adalah keinginan Chaeyoung.
"Gue tau ko dia udah engga punya cowok tapi gue engga yakin buat balikan lagi. Dia---"
"Gue kan alesannya? Gue kan mau kawin juga Chaeng" Chaeyoung mengangkat kedua bahunya, ia pun tidak mengerti mengapa Mina bisa sampai secemburu itu pada Nayeon, padahal ia memperlakukan Nayeon selayaknya teman.
Lantas Chaeyoung beranjak menuju dapur untuk membawa camilan. "Ya mungkin emang akal-akalan dia aja kali Nay, emang udah males juga balikan sama gue". Nayeon mengekori kemana perginya Chaeyoung
Dengan tangan sibuk membuka bungkus camilan, sodoran tangan berisi camilan ia berikan kepada Nayeon. Si perempuan membuka mulut untuk menerima makanan yang diberikan Chaeyoung. Dengan terampil Chaeyoung menyeka bumbu dari camilan yang mengotori wajah Nayeon.
"Lagi lo buru-buru nikah. Hamil duluan apa?" dengan cepat Nayeon memukul mulut Chaeyoung.
"Lo ngomong gitu kayak gatau tempat, kedengeran bokap gue aja mampus nanti" sementara Chaeyoung hanya tertawa
"OM NAYEON HAM--" Nayeon menyumpal mulut Chaeyoung dengan camilan
"Gue aja masih setengah-setengah ini. Gue kan masih mau main bareng sama anak-anak, sama lo juga. Cuma ya kan lo tau Jeongyeon jealousnya kayak gimana sama lo!" Seolah diberi ide Chaeyoung tiba-tiba memeluk Nayeon, yang dipeluk hanya terkejut tapi jujur ia menikmati itu.
"Gue ada ide! Gue tau Jeongyeon pengen cepet-cepet nikah sama lo! Yaudah lah!! Gue mau minta ijin ke om Akira, gue juga mau nikahin Mina!" Nayeon tersenyum tipis dengan tangan perlahan melepaskan pelukan Chaeyoung
"Yaudah semoga sukses deh"
Ada masukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
He's a 10 but.... (Michaeng X Satzu ff)
Fanfic--Completed-- *GENDER BENDER* Mina dan Sana terobsesi dengan angka sepuluh, namun mereka bingung memberikan nilai tersebut pada pria spesial masing-masing. Tzuyu yang bernilai lima namun dengan sifat yang tak terduga. Ataupun, Chaeyoung dengan nil...