He's... 4

582 73 19
                                    

Perlahan Mina mengetuk pintu kamar kakanya. Entah kenapa akhir-akhir ini pikirannya sedang kalut dan sepertinya ia perlu bercerita kepada kakanya. Walaupun ia tahu jika Sana tidak akan sebijaksana Momo, setidaknya ada yang mendengar keresahannya.

"Sana, gue masuk ya" tanpa dipersilakan oleh pemilik kamar, Mina langsung masuk.

"Lo lagi mandi ya?" Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur milik Sana yang cukup hmmm berantakan.

Ia menatap layar ponsel dan membuka instagram. Beberapa kali ia menggulir layar ponselnya dan yang ia cari tidak ditemukan. Setelah beberapa saat menunggu, akhrinya Sana keluar dari kamar mandi dengan masih menggunakan handuk.

"Lo ngapain dikamar gue? Hmm tau deh, mau curhat kan? Yaudah bikinin dulu teh chamomile tapi bilang dulu ke mamah soalnya punya mamah" ini yang Mina maksud dengan 'Sana itu perhitungan',  jika Mina meminta pertolongan atau sekedar mendengar curhatan maka harus ada imbalan. Dengan berat hati Mina bangkit dari kasur dan beranjak menuju dapur.

Selang sekian menit ia masuk lagi ke kamar "Gue suruh mba aja, sekarang dengerin gue mau cerita"

"San, kalo cowok gapernah posting foto lo di instagramnya, lo bakalan marah ga?" Mina membuka percakapan dengan pembahasan asmara.

"Gue sih biasa aja, toh Tzuyu engga terlalu gimana ke sosmed, lagi lo tau kan Tzuyu kayak gimana orangnya"

"Tapi—yaudah gue anggap bukan Tzuyu deh. Ini cowok beneran, Tzuyu kan bukan cowok" kekeh Mina dengan membenarkan posisinya menjadi terduduk.

"Lo mau curhat atau mau hina Tzuyu nih?!" dengus Sana sembari membuka lemari untuk mengenakan pakaian.

"Gue mention mantan lo aja deh ya, yang kata lo bucin banget. Si Yuta nih, lo aneh engga kalo misalkan dia udah punya cewek tapi engga pernah posting foto ceweknya seudah putus sama lo" Beberapa saat Sana terdiam, ia memikirkan kalimat yang mungkin bisa diterima oleh Mina.

"Aneh sih tapi gue kan engga bisa baca pikiran orang ya. Maksud dia kayak gitu bisa aja karena ceweknya engga mau atau ya mungkin Yuta jaga perasaan gue hahaha eh engga gue pun, ya mungkin ada cewek lain atau engga ceweknya engga secantik gue haha" Mina hanya mengangguk-angguk mendengar cerocosan kakaknya.

"Kenapa? si Chaeyoung itu? Tiba-tiba lo ser-seran lagi?" Biasanya jika tuduhan Sana salah, maka Mina akan mengamuk tapi kali ini adiknya hanya diam.

"Gue—" Baru saja Mina membuka mulut, suara ketukan pintu mendistraksi.

"Neng, teh nya" Pelakunya adalah ART di kediaman mereka. Mina hanya mendengus lalu keluar dari kamar Sana. Melihat itu Sana hanya melongo. Adiknya menjadi aneh, walaupun dari awal dimatanya Mina memang sudah aneh.

===============

"Mina kayaknya galau berat" Ucap Sana saat sedang menyuapi Tzuyu. Mata si pria yang awalnya terfokus pada laptop lantas mengalihkan pandangannya ke arah pujaan hati. Tzuyu menyeka saos yang ada di ujung bibir Sana lalu ia menjilat jarinya.

"Mina tuh engga gini. Kalo masalah cowok, segimana suka dikibulin juga gapernah segalau ini" Kembali Sana menyodorkan potongan ayam berlumur saos.

"Masa?" Sana hanya mendengus mendengar itu. Lalu menyuap potongan ayam ke mulutnya. Tzuyu tersenyum melihat itu.

"Eh by the way, aku mau nanya" raut wajah kesal Sana berubah menjadi penasaran.

"Kamu serius engga sih sama aku?" Tzuyu dibuat tertawa dengan pertanyaan Sana. Tentu saja, kali pertama Sana mengajukan pertanyaan semacam itu walaupun hubungan mereka sudah sangat dekat.

Setelah waktu yang mereka lalui bersama, bahkan Tzuyu sudah mengenalkan Sana pada keluarga besarnya, bisa-bisanya Sana mempertanyakan keseriusan dirinya. 

"Perlu aku jawab pake kalimat nih? Jadi kamu engga bisa ngerti maskud treatment aku?" Sana diam, Tzuyu memang baik tapi jika tidak diungkapkan dengan kata-kata, bisa saja itu hanya etika Tzuyu pada perempuan yang memang seperti itu.

Sana masih diam, entah kenapa setelah diiming-imingi pernikahan yang akan dibiayai Momo, Sana merasa ingin segera menikah dengan Tzuyu. Lagipula umur Tzuyu sudah cukup untuk menikah.

"Yaudah skip deh, aku mau nanya lebih jauh tapi kayaknya engga etis hehe" tawa sarkastik Sana membuat Tzuyu terkejut terlebih saat si perempuan bangkit dari kursi, dengan cepat Tzuyu menahannya.

"Kenapa sih?" Tzuyu merasa panik, takut jika ia salah bicara atau menyinggung Sana.

"Aku bilang engga ada apa-apa ih" dan terjadi lagi, Sana dengan sifatnya yang seperti itu keluar, lantas yang bisa Tzuyu lakukan hanya membiarkannya seperti itu sampai amarahnya mereda dengan sendirinya.


=====


Matanya memandang seisi rumah, namun tak ada seorangpun disana. Bisa dipahami, waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, mungkin keluarganya sedang beristirahat dikamar masing-masing. Sana mulai melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga menuju kamarnya. Tepat sebelum pintu kamar kedua, Sana melihat pintu kamar sang adik terbuka.

"Lo belum tidur?" Tanya Sana sekedar basa-basi 

"Abis nelpon ka Momo, gue abis curhat. Lagian curhat sama lo engga nemu solusi" Sana masih menahan diri, lagipula tubuhnya terlalu lemah untuk sekedar menjambak rambut adiknya. 

"San, menurut lu wajar ga jauhin pria hanya karena cemburu sama satu perempuan yang ada di hidup dia dan engga seharusnya dicemburuin juga" Sana mendekati ranjang dan duduk disamping adiknya yang sedang tiduran.

"Bahasa lebay banget, Fiersa Besari lo?" Sana tertawa kecil kala Mina melemparkan bantal pada dirinya

"Kan, udah sana deh, gue makin marah kalo lagi galau gini terus ada lo disekitaran gue" Dengus Mina dengan menelungkupkan badannya. Tarikan nafas yang cukup dalam membuat Sana mengerti, jika fase galau Mina sepertinya lebih menyakitkan dari pada dirinya saat ini.

"Gue tadinya mau curhat tapi kayaknya engga jadi. Gini gue tanya, siapa? emaknya? atau kakanya?" Sana mencoba menebak wanita yang membuat Mina cemburu

"Mantannya" Dan jambakan Sana pun kini dilakukan setelah mendengar adiknya bersuara. Mina hanya mengaduh karena ia pun tahu jika Sana akan memberikan reaksi seperti ini.

Melupakan sesi curhat, pertikaian mereka malah semakin menjadi karena Mina tak mau kalah. Walaupun gigitan atau cubitan mereka layangan satu sama lain tapi Mina dan Sana masih tertawa seolah itu adalah lelucon biasa bagi mereka.












udah kecium konfliknya? soalnya ini ga akan banyak chapternya wkwkwk

He's a 10 but.... (Michaeng X Satzu ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang