Besok paginya~~
"Kenapa lo Arthit?" Tanya Type karena tak biasanya wajah Arthit ditekuk.
"Gue disuruh P'Tum untuk jaga Kongpop" jawab Arthit membuat Type, Kao, dan Third saling pandang.
"Nikmati aja Arthit" ujar Type, Kao, dan Third bersamaan membuat wajah Arthit makin ditekuk.
???
"Sawadhee khab P'Tum" ucap seorang pemuda tampan dengan salah satu tangan memegang ponsel di telinganya dan berdiri menatap kamar yang ada di sebrangnya.
"Wadhee khab Nong" balas pemuda lain. "Ada apanih telpon malam-malam?" Tanyanya.
"Maaf mengganggu malamnya P'Tum" ujar pemuda awal basa basi.
"Hahahaha tak apa Nong" ujar Tum setelah tawa. "Jadi ada apa nih?" Tanya Tum lagi yang mulai penasaran.
"Phi kenal dengan P'Arthit, kan?" Tanya pemuda awal setelah membasahi bibirnya dengan lidah untuk mengurangi gugup.
"Arthit? Ohh Ai'Oon!" Ujar Tum setelah ingat satu-satunya orang bernama Arthit yang ia kenal.
"Ai'Oon?" Tanya pemuda yang menghubungi Tum.
"Iya itu nama panggilan Arthit" jawab Tum. "Memang ada apa dengan Arthit?" Tanya Tum yang mulai khawatir dengan junior favoritnya.
"Tidak ada apa-apa dengan P'Arthit, P'Tum" jawab pemuda tampan dengan gelagapan.
"Terus kenapa Nong Kongpop telpon Phi?" Tanya Tum setelah merasa lega mendengar jawaban dari pemuda di sebrang sana.
"Kong mau minta tolong sama P'Tum..." Jeda Kongpop sedangkan Tum hanya diam menunggu lanjutan yang akan dibicarakan oleh Kongpop. "Minta tolong untuk ngomong sama P'Arthit untuk jaga Kong" lanjut Kongpop.
"Kongpop lo masih waras, kan?" Tanya Tum karena tak habis pikir dengan permintaan dari sepupunya yang satu ini.
"Kong masih waras Phi!" Ujar Kongpop tak terima dengan apa yang kakak sepupunya katakan.
"Kongpop, lo boleh minta yang lain asal jangan yang ini" tawar Tum.
"Nggak Kong mau P'Arthit jagain Kong dikampus" tolak Kongpop.
"Apa yang harus Ai'Oon jagain dari lo?" Tanya Tum pasalnya Kongpop bukanlah anak usia 5 tahun yang harus diawasi setiap kegiatannya.
"Lo bisa dinner sama P'Phone di restoran P'Arm" Tawar Kongpop karena tak bisa menjawab pertanyaan dari kakak sepupunya. "Dan gue yang bayarin biaya lo semalam penuh" lanjut Kongpop. Dapat dipastikan dompetnya akan dikuras habis oleh kakak sepupunya itu.
"Oke gue setuju" setuju Tum tanpa pikir bagaimana nasib junior favoritnya keesokan harinya.
"Makasih P'Tum" ujar Kongpop dengan riang setelah mendapat jawaban dan pamit untuk tidur ia akhiri panggilan yang berbuah manis untuk dirinya.
Kembali lagi ke pagi hari yang cerah, Kongpop sedang berjalan dengan langkah yang sangat ringan dan jangan lupakan senyuman yang dapat menaklukan para wanita dan uke-uke diluar sana memasuki area fakultas teknik sambil membayangkan hal-hal baik yang akan terjadi hari ini.
"Ceria banget hari ini" ujar Pete sambil menyenggol bahu Kongpop dari belakang. "Ada apasih?" Tanya Pete penasaran.
"Ada hal baik yang akan terjadi hari ini" jawab Kongpop dengan mata yang berbinar.
"Yakin banget lo ada hal baik yang terjadi hari ini" ujar Pete tak percaya.
"Lihat aja bentar lagi terjadi" ujar Kongpop saat melihat seorang head hazer berjalan dengan wajah kesal dan jangan lupakan segelas es kopi ada ditangan kanannya.
"Nih" ujar Arthit sambil mengarahkan segelas es kopi ke hadapan Kongpop.
"Untuk saya Phi?" Tanya Kongpop sambil menunjuk dirinya sendiri dengan wajah polos dan melupakan Pete yang berada disebelah dirinya.
"Bukan, untuk raja ubur-ubur!" Jawab Arthit dengan ketus tapi tangan kirinya mengambil tangan kanan Kongpop dan menggantungkan plastik yang berisi gelas es kopi. Lalu pergi dari sana sambil berjalan dengan kaki yang menghentak-hentak.
"Katanya untuk raja ubur-ubur!!" Teriak Kongpop.
"Kongpop!!!" Bentak Arthit dengan wajah yang memerah, kemudian Arthit melanjutkan jalannya dengan langkah yang lebih lebar. Sedangkan yang dibentak mencoba untuk menahan tawanya.
"Lihat P'Pete hal baik udah terjadi" ujar Kongpop dengan wajah riang sambil menunjukkan es kopi yang diberikan oleh Arthit.
"Hahaha iya udah terjadi" balas Pete dengan tawa hambar.
Di fakultas sebrang lebih tepatnya fakultas hukum Sarawat yang sedang berjalan sendirian dan sesekali tersenyum untuk membalas senyuman dari adik tingkat yang berjalan lawan arah darinya, tiba-tiba mendengar suara teriakan yang amat nyaring.
"Huwaa P'Type!!" Teriak seorang pemuda sambil berlari.
"Tinee tunggu!!" teriak seorang pemuda lain yang mengejar dibelakangnya.
"Huuaa P'Sarawat tolongin gue" ujar Tine sambil bersembunyi dibelakang tubuh tegap Sarawat.
"Minggir Phi" ujar pemuda gemulai dihadapan Sarawat.
"Nggak boleh" tolak Tine sambil membuat posisi menyamping tubuh Sarawat.
"Tine, Green mau ngomong sesuatu" ujar pemuda yang ada dihadapan Sarawat.
"Nggak mau!!" tolak Tine kemudian ia berlari meninggalkan Green bersama Sarawat yang tak tau apa-apa. "P'Arthit!! P'Type!!" teriak Tine sambil berlari.
"Tiiiineee!!" Panggil Green dengan suara yang melengking.
???
Yang Arthit tak tau.
"P'Tum jangan lupa kasih tau P'Arthit soal kopi Kong" ujar Kongpop melalui panggilan seluler.
"Lo nelpon gue pagi-pagi cuman untuk ini" balas Tum dengan nada ketus.
"Pokoknya P'Arthit harus anterin Kong kopi setiap pagi, kalau nggak dinner P'Tum batal" ancam Kongpop.
"Oke Kong Phi kasih tau Arthit dulu ya" balas Tum dengan nada yang lembut, kemudian telepon dimatikan secara sepihak oleh Kongpop.
Ai'oon
Ai'oon tolong jagain Kongpop selama di kampus ya
Oh ya tolong kasih ke dia es kopi pagi ini ya
INGAT INI PERINTAH DARI MANTAN HEAD HAZER
DAN LO NGGAK BISA NOLAK ARTHITTBC
Semoga kalian suka ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Uke Rasa Seme Rasa Uke
FanfictionArthit, Kao, Thrid, Tine, dan Type lima orang pemuda manis yang memiliki sifat tak semanis wajah mereka. Kongpop, Pete, Khai, Sarawat dan Tharn lima orang pemuda yang memiliki muka sangar tapi sebenarnya perilaku mereka tak sesangar muka mereka.