2++

3.8K 110 6
                                    


Jeon Jungkook pria berusia 38 tahun hidup dalam kesendirian di sebuah apartemen. Kehidupan yang dahulu sangat berwarna kini tak ada artinya. Sepeninggal mendiang sang istri tercinta.
Park Jimin adalah seorang pria berparas cantik dan bertubuh indah itu telah pergi 3 tahun silam meninggalkan Jeon Jungkook dalam kenangan manis yang kini sangat menyakitkan jika di ingat.

Jeon Jungkook selalu berdoa kenapa tuhan, meminta memberikan satu kesempatan bagi nya untuk menghabiskan setidaknya 1 hari saja bersama sang istri. Ia ingin menikmati surya yang perlahan menghilang di ufuk barat bersama sang istri. Mulut dan tubuh nya seakan tak ada lelah meminta kepada Tuhan. Bersujud dari tempat ibadah ke tempat ibadah lainnya, meminta kepada sang Dewa-Dewi untuk mengabulkan permintaannya. Dia tak lelah dan tak akan pernah lelah. Dia hanya mau istrinya hanya mau Park Jimin seorang.

Mata itu terbuka ketika cahaya sang fajar mengintip masuk melalui celah-celah jendela kamarnya. Beranjak bangun untuk menghela nafas barang sejenak. Merasakan kesendirian yang telah menghantui nya selama beberapa tahun terakhir ini.

Tok.. tok..tok

Jungkook mengernyit ketika pintu kamarnya berbunyi dari luar, menandakan seseorang mengetuknya. Merasakan aneh siapa yang berani mengganggu nya di pagi hari seperti ini. Seingatnya tidak ada yang tau dan tidak ada yang bisa mengakses apartemen ini selain dirinya.

"Kookie bangunlah ini sudah pagi.."

Degg...

Suara itu, suara lembut itu, suara yang sangat Jungkook rindukan, suara yang sangat di nantikan nya. Dengan gerakan tergesa Jungkook menuruni ranjang, berlari ke arah pintu kamar dan membuka nya dengan kasar hingga di lihatnya sosok malaikat yang selama ini selalu dia minta kepad sang tuhan. Dia adalah...

"Jimin..." Panggil Jungkook pada sosok itu.

Air mata Jungkook mengalir deras, di dekap nya sosok itu, menghirup rakus aroma harum tubuh khas darinya. Aroma strawberry lembut dan susu vanilla. Sosok itu membalas lembut pelukan sang pria, mengusap punggung sang dominan yang sedang meraung mengucapkan kata-kata rindu.

" Jimin, kau benar jimin kan? Jimin istri ku?" tanya Jungkook beruntun sembari menangkup pipi mulus itu.

"Hha ada apa dengan mu kookie, tentu saja aku istrimu PARK JIMIN. Astaga berapa lama kau tidur hingga melupakan istri mu sendiri... Ck ck" Sosok yang bernama jimin itu terkekeh menjawab pertanyaan sang pria.

"La-lalu bagaimana bisa kau ada di sini sayang?" Tanya Jungkook masih penasaran.

"Yakk.. ya karena aku itu istri mu makanya aku di sini, jika aku istri tetangga apartemen ini berarti aku tidak akan ada di sini. Ahh sudahlah pergilah mandi, kau harus bersiap untuk pergi ke kantor. Aku ada di dapur untuk membuatkan mu sarapan dan kopi hangat". Jawab jimin dan suruhnya kepada Jungkook, kemudian pergi untuk kembali ke dapur membuat sarapan.

Jungkook masih termenung di depan pintu kamar, pikirannya campur aduk, bagaimana bisa jimin di sini? Apa selama ini dia hanya bermimpi? Atau ini adalah kesempatan yang di berikan Tuhan padanya. Ya ini pasti kesempatan itu!. Jungkook berlalu masuk ke dalam kamar hanya untuk sekedar mencuci wajah dan sikat gigi. Untuk mandi dia tidak perduli, dia akan melakukannya nanti.

Jungkook menyusul sang istri yang saat ini berada di dapur, melingkar tangannya di pinggang ramping milik istri manis nya, menyadarkan dagu di bahu sempit itu seraya memberikan kecupan-kecupan pada tengkuk sang istri.

"Aku merindukanmu sayang" bisik Jungkook pada telinga jimin.

Jimin merasa tersentak ketika merasakan sesuatu melingkar pada pinggangnya itu hanya tersenyum. Dia mengusap lembut tangan tersebut. Menoleh kepada sang suami yang sedari tadi menganggu acara membuat kopi nya.

𝕤𝕙𝕠𝕠𝕥 𝕤𝕥𝕠𝕣𝕪 𝕜𝕠𝕠𝕜𝕞𝕚𝕟 (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang