PROLOG

2K 505 239
                                    

Haiii ... Selamat malam minggu. Apa kabar kalian semua?👋 Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Amin ... 😇🤲

Yukk ... mari kita mulai perjalanan hidup Eric dan kisah cintanya dengan si tomboy yang keras kepala, Kezra Dimitri. 😍

Untuk yang lain, sabar2 ya ... 🙏

Oh iya, mami mau minta maaf karena Kamis kemarin ga bisa update karena paksu sakit. Ga enak juga mengumumkannya di story. Maaf ya. Makasih utk perhatian dan kesabaran kalian. Sehat2 kita semua ya. 😇

Happy reading ...

🦋🦋🦋

"Ealahh ... siapa sih yang tega buang kamu di pembuangan sampah seperti ini, Nak?" gerutu pak Ranto sambil mengangkat seorang bayi laki-laki telanjang yang menangis keras dari tempat pembuangan sampah.

"Ya ampun ... kamu seganteng ini, Nak ..."

Pak Ranto memeluk bayi itu dan berjalan meninggalkan tempat sampah raksasa itu dan berjalan sejauh satu kilometer menuju sebuah rumah gubuk di pinggiran tempat pembuangan sampah itu.

"Bu ..." Pak Ranto memasuki rumah gubuk itu sambil memanggil istrinya.

"Iya Pak?" Bu Ninik membukakan pintu gubuk itu dan terkejut melihat bayi dalam gendongan suaminya. "Ini apa toh, Pak?"

"Bayi, Bu! Bayi! Akhirnya Tuhan kirim anak untuk kita, Bu!"

"Haa?" Bu Ninik melongok tak percaya lalu sesaat kemudian matanya berkaca-kaca. "Siapa toh yang tega membuang bayi seganteng ini, Pak? Putih dan bersih kayak bayi-bayi orang kaya ya, Pak?"

Pak Ranto terkekeh. "Iya Bu, Bapak nemuin di pembuangan akhir. Dia nangis kelaparan."

"Tapi kita nggak punya susu, Pak."

"Bapak ada sedikit uang, Bu biar Bapak beli susunya sebentar ya. Ibu bersihkan bayinya ya."

"Baju-bajunya, Pak?"

"Pake sarung Bapak dulu, Bu. Nanti kita pikirkan baju-bajunya." Pak Ranto segera berlari ke luar rumah menuju sebuah mini market yang berada di seberang tempat pembuangan sampah itu.

Dengan uang seadanya, hasil dari penjualan barang dari memulung sehari ini, pak Ranto membeli sekotak susu bubuk dan sebuah botol untuk bayi. Sambil menghitung-hitung uangnya, pak Ranto mendesah sedih. Istrinya hanya akan mendapat sedikit dari penghasilannya hari ini.

Tidak apalah ... yang penting bayi itu minum susu, pikirnya dalam hati.

Begitu tiba di rumah, pak Ranto agak terkejut melihat bayi laki-laki itu berada dalam pelukan tetangga mereka.

"Lho mbak Tini ngapain di sini?" Pak Ranto lebih terkejut lagi melihat mbak Tini sedang menyusui bayi itu.

"Aku yang panggil mbak Tini, Pak. Aku ingat mbak Tini bilang ASI-nya berlimpah dan mbak Tini juga bawain baju-baju Agus waktu baru lahir."

Mbak Tini terlihat menutupi dadanya dengan kain panjang dan mengangguk tersenyum pada pak Ranto.

"Emang Agus nggak perlu baju, mbak Tini?" tanya pak Ranto masih dalam keadaan bingung.

"Agus kan udah 6 bulan, Pak Ranto tapi ASI saya masih banyak dan bajunya udah kekecilan. Jadi, mohon izin saya kasih ASI ke bayinya pak Ranto ya."

"Iya ... iya, nggak apa-apa. Kami malah terima kasih banget."

Bu Ninik mendekat pada pak Ranto. "Pak, bayinya untuk kita aja ya, Pak. Jadi anak kita." Wajah bu Ninik terlihat sendu.

"Tadinya Bapak mau lapor ke Polisi dulu, Bu."

Watching You (Kezra & Eric) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang