3. Tidak Boleh Pacaran

1.8K 445 108
                                    

Haiii ... selamat malam. Apa kabar kalian semua?👋 Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Amin. 😇🤲

Selamat Natal buat teman2 yang merayakan dari mami sekeluarga.🙏 Kiranya berkat2 Tuhan mengalir dalam keluarga kita semua, amin. Kiranya di akhir tahun ini, kita bisa merefleksikan lagi jalan-jalan yang sudah kita lalui sepanjang tahun 2022 ini. Kiranya juga kita semua sehat2 dan diberkati dari hari ke hari, amin. 😇🤲

Ayo semangat menyambut tahun baru. 🥳🥳🥳

Happy reading ...

🌷🌷🌷

Gimana mau ada aliran listrik, kalo setiap kali ketemu yang ada hanya petir sambar-menyambar?

🌷🌷🌷

Eric Ilyas Leonathan: Luke Voyage

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eric Ilyas Leonathan: Luke Voyage

Tiffany Gray marah karena aku tidak menunggunya selesai kuliah.

Aku sudah berjanji pada Randu untuk pulang bareng karena kami ada janji makan siang bersama keempat saudaraku yang lain. Kebetulan bang Axel lagi libur hari ini dan dia mengajak kami semua makan siang.

Kupikir, aku harus sering-sering menghabiskan waktu dengan kedua abang kesayanganku itu sebelum mereka pulang ke Jakarta bersama pasangan masing-masing.

Audric sering meledekku untuk segera menikah seperti dirinya. "Nikah muda itu enak, Ric. Kita udah punya teman tidur tetap yang halal. Emang kayak lo yang tidur bareng Randu."

Aku mengernyit dan protes. "Siapa yang tidur bareng Randu sih?! Kamar kita mah masing-masing ya! Randu tuh yang hobinya ganti-ganti pacar!"

Randu menyikut rusukku dengan mata melotot sedangkan Audric terbahak-bahak. "Lo mau bayar gue berapa, Ran untuk tutup mulut ke bou Al?"

"Gue nggak punya pacar ya!" seru Randu ngotot. "Mereka aja yang pada naksir gue! Nggak mungkinlah gue tolak!"

"Kuliah yang bener, Ran!" tegur bang Axel, sang abang tersayang.

"Kuliah sih bener, Bang," jawab Randu. "Tapi kan lumayan kalo ada yang nemenin tidur!"

"Kampretlah!" maki bang Axel sambil menoyor kepala Randu.

"Lo yakin burung pipit lo udah pinter bangun, Ran?" ledek Audric sambil terkekeh.

Randu misuh-misuh. "Asem lo semua!"

Aku buru-buru mengangkat tangan kananku dan mencium ketiakku. "Sorry, bro. Ketek gue wangi parfum. Lo doang kali yang asem."

"Siapa yang hari gini keteknya masih asem?!" Kelsey muncul dari dapur. "Biar kugosok pake tawas sampe rontok bulu keteknya!"

Tanpa sadar aku mengepit kedua ketiakku dan langsung menunjuk Randu.

"Keteknya Randu, Kel."

"Belum pernah dalam sejarah keluarga kita, ada yang keteknya bau asem. Sini lo, Ran!"

Watching You (Kezra & Eric) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang