Hari Minggu. Pukul 09.00.
Gojo mengalihkan pandangan dari jam tangan. Menilik kerumunan di depan gedung Bandara. Ia bersedekap. Sedikit bersandar pada kap mobil.
Netra biru di balik kacamata bergerak acak. Mengamati satu per satu orang—terutama wanita—yang keluar dari Bandara. Itu ia lakukan guna menemukan sang gadis, sebab diri sudah tak sabar untuk bertemu dengan pujaan hati.
“Sakit! Ueueue.”
Gojo membelalak sampai berdiri tegak. Menangkap pemandangan sang gadis menuntun pamannya yang kesulitan berjalan. Gojo kemudian fokus pada tangan Haruto yang merangkul [Name].
“Cih.” Ia menghampiri mereka.
“Paman harusnya hati-hati kalau jalan. Jadi tabrak orang, 'kan, pas keluar pesawat?” ucap [Name] dengan nada khawatir.
“Paman fokus sama hal lain, sih,” balas Haruto dengan nada bercanda dan agak meringis.
[Name] menggeleng. “Kalau begitu, aku mau telepon Satoru dulu.” Ia merogoh saku celana. Mengambil benda pipih itu dari sana.
Ia mengernyit—tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel—saat Haruto melepas rangkulan disusul pekikannya. Kemudian, tubuh sang gadis ditarik ke arah lain. Langsung dipeluk dengan erat.
“Eh?” [Name] mengerjap. Tanpa sadar menghirup aroma maskulin yang khas.
“Satoru?” katanya spontan. Kemudian mendongak ke kanan. Langsung disuguhkan wajah Gojo. “Satoruu~” [Name] membalas pelukan pria itu erat.
“HEI! INI SAKIT, TAU?!” Haruto menangis palsu sembari memegang kakinya yang terkilir.
“Oh. Mana kutahu,” balas Gojo cuek. Mengeratkan pelukan pada tubuh sang gadis.
“Dasar anak muda.” Haruto berusaha bangkit, agak kesusahan sebab tak ada penopang.
“Eh? Kakak kenapa bisa jatuh?”
Pria mata hijau itu menoleh ke belakang. Menemukan Ari melangkah mendekat, lalu berjongkok.
“Biar kubantu, Kak,” katanya. Tersirat nada khawatir pada suaranya.
“Satoru ke sini sejak kapan?” [Name] mendongak. Tersenyum ceria hingga mata tertutup.
“Beberapa menit lalu, sih.”
“Kamu nungguin aku?”
Gojo bungkam, melepas pelukan. Menggenggam kedua tangan [Name]. “Aku akan mengantarmu ke asrama.”
[Name] mengulum bibir. “Soal itu ....” Ia meringis. Tiba-tiba merasa tak enak memberi tahu Gojo jika ia harus tinggal di rumah sang paman.
“Soal apa?” Gojo menaikkan sebelah alis.
“[Name]-chan harus tinggal di rumahku,” sahut Haruto. Berhasil membuat Gojo melirik.
“Kenapa?” Pria itu menatap sang gadis.
“Kakekku yang minta. Dia mengizinkanku tinggal di Jepang selama ... aku tinggal di rumah Paman.”
“Kau sangat menuruti Kakekmu, ya?” Gojo mengapit dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me : Relationship
FanficHubungan kasih yang berhasil terjalin setelah seorang gadis melewati perjuangan untuk meluluhkan hati sang pria. "Aku hanya menyukai Gojo Satoru. Kumohon, lupakan aku." Sekarang, si gadis harus menghadapi seseorang yang menjadi alasan ia pergi ke Ko...