“Hmmm ....”
Gojo mendongak, menemukan langit mendung. Ia merogoh saku dan mengambil ponsel. Langsung menekan nomor Ijichi.
“Ijichi?”
“Ada apa, Gojo-san?”
“Kunci kamar [Name] yang dulu ada padamu, 'kan? Tolong pindahkan ranjangnya ke tempat lain.”
“E-eh, tapi perabotan itu memang untuk kamar asrama. Kepala Sekolah bisa marah—”
“Tak masalah. Hanya sebentar, doang,” balas Gojo santai. “Saat kau memindahkannya, pastikan [Name] tak melihatmu, paham? Aku tutup.”
Gojo mengembangkan senyum, tampak bunga-bunga mengelilingi diri sang pria. Menandakan ia begitu senang.
“Anda tampak senang, ya, Tuan.”
Raut muka Gojo berubah datar, lantas menoleh ke kanan. Menemukan Daw berdiri tak jauh dari dia.
“... Aku tidak senang lagi karena kedatanganmu,” balas Gojo dingin.
“Ah, maaf.”
Gojo mengapit dagu. “Apa ini kebetulan? Atau sudah direncanakan? Kalian mungkin menganggap aku mudah untuk ditemukan, ya?” Tersirat nada tajam di sana.
Yah, ia merasa diremehkan.
Daw menghela napas. “Yang pertama adalah kebetulan, dan sekarang sudah direncanakan.”
Gojo diam.
“Ada yang mau saya bicarakan dengan Anda. Apa Anda punya waktu, Tuan?”
꒰꒰꒱꒱
“SEJAK KAPAN KALIAN PACARAN?” teriak Nobara.
“SUMPAH, GOJO-SENSEI DAPAT CEWEK?!” Yuuji memasang wajah kaget.
[Name] meringis, mendengar teriakan protes dari anak-anak—kecuali Panda dan Megumi—cukup membuat diri kesusahan. Sedikit pusing siapa yang akan ia jawab pertanyaannya lebih dulu.
“Baiklah. Tenang dulu,” kata [Name]. Ia tersenyum lega saat anak-anak itu menurut. “Bagaimana kalau kita ke asrama?”
“Aku nggak percaya, tapi masa [Name]-sensei?” bisik Nobara pada Maki.
“Dia dipaksa si bodoh, mungkin?” balas Maki sambil melangkah menuju jalan asrama.
[Name] menangkup satu pipi. Aku juga tak menyangka dia akan mengejarku hari itu ..., batinnya sambil mengingat hari di mana Gojo mengejarnya untuk menyatakan perasaan.
“Hei, [Name]. Hujan sudah mulai turun, lho.”
Gadis itu tersentak. Bebas dari lamunan sekejap. Ia mengangguk. “Oke.” Lalu menyusul anak-anak yang sudah agak jauh berjalan.
“Jadi? Sejak kapan kau menjalin hubungan dengan Satoru?” tanya Panda. Mengulang pertanyaan Nobara yang belum sempat terjawab.
“Kami baru satu minggu, kok. Pada hari keberangkatanku, dia menyatakan perasaannya waktu itu,” balas [Name] senang. Rona merah menghias wajah gadis itu.
“Semoga bertahan lama, ya. Satoru kelihatan seperti orang yang mudah bosan.” Panda menyentuh moncongnya. “Aku tak bisa membayangkan dia bertahan dengan satu wanita.”
[Name] terkekeh. “Aku tak pernah berpikir seperti itu setelah melihat semua tindakannya padaku.”
Mungkin karena cinta dan kebahagiaan yang terasa atas perasaan itu. Si gadis tak pernah sekalipun memikirkan Gojo bisa dengan mudah beralih 'menatap' wanita lain. Entahlah. Ini hanya sebuah keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me : Relationship
FanficHubungan kasih yang berhasil terjalin setelah seorang gadis melewati perjuangan untuk meluluhkan hati sang pria. "Aku hanya menyukai Gojo Satoru. Kumohon, lupakan aku." Sekarang, si gadis harus menghadapi seseorang yang menjadi alasan ia pergi ke Ko...