[Name] duduk di pinggir ranjang. Tepat di samping Gojo yang tidur. Tampak pulas. Hingga mengundang senyum terukir di wajah sang gadis.
Tangan kanan terangkat, mengusap pelan surai putih si pria. “Satoru, bangun, ya? Sudah pagi, lho.”
Tak lama, kelopak matanya terbuka. Memperlihatkan keindahan netra. Mata itu menatap sang gadis sebentar, lantas tertutup lagi.
“Hari apa?” tanyanya.
“Selasa.” [Name] menusuk pipi Gojo dengan jari telunjuk. “Bangun, yuk. Aku sudah masak sarapan buatmu.”
Gojo menyentuh tangan [Name] yang menusuk pipi, lantas bangkit dan langsung memeluk tubuhnya. Menenggelamkan wajah di ceruk lehernya, menghirup aromanya yang dapat menenangkan diri.
“Hari ini mungkin bakal hujan.” [Name] menepuk-nepuk punggung Gojo pelan. “Kupikir kita harus cepat-cepat pergi, 'kan?”
Ia melepas pelukan, kemudian berdiri. “Satoru mandi dulu, ya?” Dia melangkah ke dapur.
Gojo bergeming. Menatap kepergian sang gadis dengan mata mengantuk. Lantas, bergerak turun dari ranjang, menyusul [Name] dan memeluknya.
“[Namee]~”
Gadis itu menyentuh tangan Gojo yang melingkar di leher. “Kamu mandi dulu, ya?”
“... Jam berapa sekarang?”
[Name] melihat jam dinding yang berada di atas bingkai pintu keluar. “Pukul delapan.”
Gojo melepas pelukan, melangkah ke kamar mandi yang letaknya berlawanan arah dapur. “Ke pemakaman Suguru, ya ....”
[Name] bungkam, melihat punggung Gojo yang mulai mengecil sejauh pria itu jalan. Kemudian menghilang dari balik pintu kamar mandi.
Dia teringat akan cerita persahabatan sang kekasih dengan teman yang sudah tiada. Waktu itu, mendengarkan suara Gojo berbicara cukup membuat [Name] sadar jika pria itu benar-benar menghargai hubungan pertemanannya dengan Geto.
Namun, harus kandas karena ideologi dan kematian.
[Name] menghela napas. “Aku masih ingat karena itu juga ... Satoru jadi menaikkan 'tembok'nya.”
꒰꒰꒱꒱
[Name] mengulum bibir. Mengamati Gojo berdiri di depan jalan masuk pemakaman. Tampak mendongak, mungkin saja menatap langit mendung.
“Satoru ....”
“Aneh banget, ya,” kata Gojo tiba-tiba.
[Name] mengerjap. “He?”
”Bukan apa-apa.” Pria itu melangkah. Menapaki jalan pemakaman.
Kenapa tiap ia pergi ke tempat ini ... selalu saja mendung?
Gojo berhenti melangkah. Menatap batu nisan bertuliskan nama sang kawan. Ia berjongkok. Menaruh buket bunga di permukaan batu itu. Bergeming.
[Name] hanya diam dan mengamati. Sembari memikirkan perasaan sang pria saat ini. Kehilangan seseorang itu mengerikan, bahkan berhasil melumpuhkan orang kuat seperti Gojo.
Yah, bagaimanapun ... dia juga manusia.
“Hei, [Name],” panggil Gojo dengan suara berat.
“Hm?” Gadis itu mendekat.
“Aku mau bertanya.” Si pria berdiri. Berbalik menghadap sang gadis, tapi menunduk. Poni menutup area matanya hingga tak terlihat.
“Silakan.” [Name] tersenyum. Setenang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me : Relationship
FanficHubungan kasih yang berhasil terjalin setelah seorang gadis melewati perjuangan untuk meluluhkan hati sang pria. "Aku hanya menyukai Gojo Satoru. Kumohon, lupakan aku." Sekarang, si gadis harus menghadapi seseorang yang menjadi alasan ia pergi ke Ko...