Chapter 8

395 26 2
                                    

Derek memacu kudanya ke dalam hutan. Mengikuti jalur yang dilalui oleh patung shabti. Patung lilin sihir yang ia gunakan untuk mengisi perannya sebagai Silas, sementara ia menyamar sebagai Derek.

Patung itu walau memiliki kehendak bebas. Ia masih membagi pikirannya dengan Derek. Sejauh ini, beberapa kelinci dan rubah yang disediakan oleh kekaisaran sudah Derek bunuh selama perjalanan.

Lalu, munculah hal yang ia tunggu-tunggu. Sebuah anak panah menerjang shabti. Patung itu menghindar dengan gesit. Memacu kudanya untuk berlari.

Semilir angin bergerak dari balik telinganya, anak panah kembali melayang dan menancap batang pohon di depan. Tepat saat itu terjadi, kuda yang ia tunggangi tersandung oleh tali kasat mata. Membuat shabti terlempar dari atas pelana.

Kuda yang ketakutan itu pun jatuh dengan kedua kaki depan terluka. Shabti menarik pedang dari sarung pedangnya. Dari balik semak-semak, muncul beberapa orang berpakaian ninja.

"Yang Mulia," ujar salah seorang dari mereka. "Kami ingin berbicara sebentar."

"Berbicaralah di neraka." Patung shabti itu mewarisi kepandaian seni berpedang Silas sebagai swordmaster.

Dia melesat bagai kilat. Sedetik kemudian, orang-orang itu sudah terkapar tidak bernyawa. Shabti tidak repot-repot membersihkan wajahnya yang ternoda darah.

"Aku tahu kau di sana," ujar shabti pada seseorang dibalik bayangan pohon. Wajah di bawah tudung itu tersenyum samar lalu melangkah keluar dari tempat persembunyiannya.

"Bagaimana kabarmu Silas? Apakah perburuannya menarik?"

Shabti itu tidak menjawab. Dia menatap dingin pada orang tersebut. Angin berembus di sekitar mereka.

"Kami tidak akan berhenti, Silas." Dia berucap dingin. "Kau tidak akan duduk lebih lama di singgasana. Tahta itu bukan milikmu."

"Kalau kau ingin kursi. Akan kukirim ke rumahmu."

Pria dibalik tudung itu tertawa parau.   "Aku senang kau perhatian padaku. Sayang, aku ingin berbicara lebih banyak denganmu. Tampaknya seseorang mendekat."

Sebuah ledakan asap menutupi jarak pandang shabti. Saat asap itu menghilang pria misterius dan jasad yang sebelumnya tergeletak. Kini menghilang tanpa jejak.

...

Perburuan pertama selesai menjelang tengah hari. Hasilnya akan di umumkan saat malam. Para pesuruh sibuk mengumpulkan hewan-hewan mati di penjuru hutan.

Leana menunggu cemas kedatangan Derek. Dia harus segera kembali ke tenda saat matahari tepat di atas kepala.

Lalu, dilihatnya Derek yang melambai dari atas kuda hitam. Pria itu melompat turun dan berjalan menghampiri Leana.

"Bagaimana?" tanya Leana penasaran.

"Aku lapar."

"Bukan itu, Kaisar," bisik Leana sambil melirik sekitar.

"Oh, dia baik-baik saja. Aku melindunginya diam-diam."

"Orang-orang Ganjaa pasti ada di sini dan mengawasi," ujar Leana mengeluarkan pendapat.

"Kurasa iya."

"Jad, mengapa mereka ingin membunuh Kaisar?"

Derek berkedip mendengar pertanyaan tersebut. "Kau tidak tahu?"

Leana menggeleng. "Aku tidak tahu. Tapi, bukankah menjadi kaisar akan membuatmu tidak disukai oleh orang lain?"

Derek terdiam sejenak. Lalu menatap sesuatu dibalik punggung Leana. Dante ada di sana, tanpa pakaian ninjanya. Berdiri berbaur bersama para kesatria kekaisaran. Dia mengganguk pada Derek dan berjalan pergi.

SILAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang