"Aku pikir, kita tidak akan bertemu lagi." Pria itu berujar dengan senyum yang sangat menggoda. Seolah, dia sudah sangat terbiasa menghadapi wanita.
"Tentu saja," balas Leana tegas. "Aku pelayan di sini. Aku akan selalu bertemu Anda. Emm ...," Nada suara Leana perlahan melembut. "Aku minta maaf soal kemarin."
"Tidak apa. Aku tampan. Kau pasti terpesona. Aku bisa maklum."
Leana menatapnya tidak percaya. Pria ini, entah bagaimana. Terlihat seperti playboy dan Leana tidak tahu. Mengapa seorang playboy bisa menjadi seorang Priest.
"Jika kau pelayan di sini. Bisakah kau membantuku?"
Pria itu mengucapkannya dengan suara dan tatapan mata yang mengunci. Seolah dia yakin, setiap kalimat yang terlontar dari bibirnya. Tidak akan membuat wanita manapun mau menolak.
Leana cukup tidak menyukainya. Namun, dia harus bertindak profesional. "Tentu, Tuan butuh apa?"
"Buku-buku di sini tidak bisa dipinjam keluar dari kuil. Sungguh sayang, harus menghabiskan waktu membaca seharian di sini. Bisakah Anda merangkum beberapa bacaan untukku?"
"Tentu. Jenis bacaan seperti apa?"
Pria itu memberi Leana sebuah gulungan. Begitu gulungan itu dibuka, kertasnya jatuh dan menjalar di lantai.
"Kau bisa melakukannya, Nona?"
"Ya," ujar Leana lemah.
"Ya, aku yakin kau bisa."
Leana sama sekali tidak tertarik melihat senyum menggodanya. Mata biru itu seakan membelai Leana di dalam udara. Tatapan itu mungkin menjengkelkan. Namun, sangat hangat. Leana rasa dia sudah gila, jika berpikir pria itu menarik.
"Bagaimana saya harus mencari Anda? Saya tidak tahu, nama Anda."
Sial. Bertambah lagi pekerjaanku. Aku semakin jauh dari upaya menyelamatkan kaisar.
"Kau ingin memanggilku apa?" Pria itu balik bertanya pada Leana.
"Tentu saja Tuan. Sapaan yang terhormat. Maksudku Tuan yang terhormat."
"Ya, aku suka itu. Aku akan memberi upah untuk setiap rangkuman bacaan. Kita akan bertemu lagi. Jangan khawatir. Aku sendiri yang akan mendatanganimu."
Pria Yang Terhormat itu berlalu pergi meninggalkan Leana yang masih mematung. Dia tidak menuju pintu. Melainkan hilang ke dalam rak buku. Tepat saat punggungnya menghilang, Clara dan Priestes magang masuk dengan suara-suara ceria.
Langkah sang Saintess tiba-tiba terhenti. Dia menatap Leana dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Apa ada anggota tambahan?" ujar Clara dengan lembut. Pertanyaannya terdengar dua arah.
Leana buru-buru membungkuk. "Maaf Nona. Saya tadi bersih-bersih di sini. Saya akan segera pergi."
Dengan kepala masih menuduk. Leana berjalan dengan perasaan bersalah melewati Clara. Namun, entah mengapa. Ia bisa merasakan tatapan kebencian dari rombongan tersebut.
...
Kesibukan Leana semakin sulit di prediksi. Akhir-akhir ini, para senior memberinya banyak pekerjaan. Bahkan, tugasnya sebagai pengajar diambil alih oleh Clara. Hal itu terjadi, setelah mereka mengadakan pertemuan di perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILAS
FantasyMature & Smut (21+) Wanita itu dijodohkan dengan seorang kaisar yang kuat dan dingin. Tetapi, pernikahan itu berubah secara tidak terduga ketika beberapa pemberontak melakukan kudeta. Beberapa hari kemudian, prajurit membawanya ke alat pemenggal kep...