"ADA YANG BERANTEM!"
Seseorang berteriak dari kejauhan. Nuga yang sedang memarkir motornya di pelataran parkir khusus siswa SMA Lentera Victoria hanya bengong ketika segerombolan siswa berlarian menuju ke arah suara teriakan itu berasal. Seolah kehebohan itu tidak penting baginya, cowok itu malah sibuk menata letak motornya yang terlalu rapat dengan motor lain tanpa peduli dengan keadaan sekelilingnya yang semakin ramai.
Nuga baru menyadari bahwa ada yang tidak beres ketika ponsel di saku celana seragamnya tidak berhenti bergetar dan nada notifikasi terus menerus berbunyi. Setelah selesai memarkir, mau tak mau cowok itu akhirnya membuka ponselnya karena penasaran. Satu notifikasi pesan paling baru yang berasal dari Molen, sahabatnya terlihat di layar.
Nug, cepetan ke basecamp skrg! Penting!!!
Dahi Nuga berkerut. Cowok itu melihat sekitarnya dan baru menyadari kalau sumber keributan itu sejak tadi berasal dari arah basecamp Klub Capoeira yang letaknya tak jauh dari pelataran parkir.
"Jangan-jangan..."
Ketua klub capoeira yang biasa disebut Cavaleiro itu segera berlari menuju ke basecamp. Di kepalanya muncul pertanyaan siapa di antara anggota klubnya yang sedang berkelahi hingga menimbulkan keributan sepagi ini di sekolah.
Benar saja, sesampainya Nuga di basecamp Cava, kerumunan para siswa sudah membludak. Mereka membentuk lingkaran sambil bersorak-sorak.
"Udah, jambak aja!" teriak salah satu dari mereka yang terdengar begitu Nuga mendekat.
"Cakar aja cakar!" seru yang lain.
Beberapa di antara mereka bahkan mulai mengangkat ponsel dan merekam. Dengan gesit Nuga segera mendesak maju agar bisa menembus kerumunan itu untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya.
"Citra!" seru Nuga ketika akhirnya bisa menemukan sosok yang menjadi tontonan di tengah-tengah kerumunan itu.
Cewek tomboy bernama Citra yang adalah sahabat Nuga itu sedang menunjuk-nunjuk wajah seorang cewek di depannya yang Nuga kenal bernama Karin. Di dalam lingkaran itu juga ada Molen dan Rendy dua sahabatnya yang lain yang sedang berusaha menenangkan Citra. Sementara itu di belakang Karin, berdiri seorang cewek dengan wajah cemas bernama Dewi yang juga berusaha menenangkan Karin.
"Nuga!" seru Molen yang sedang memegang lengan Citra. "Akhirnya lo datang juga, gue udah kewalahan!"
"Apa-apaan ini, Cit?" tanya Nuga dengan suara lantang sambil melirik Karin yang wajahnya sudah memerah setelah dibentak oleh Citra.
Namun Citra mengabaikan pertanyaan cowok itu. "Ngaca sana!" seru Citra sekali lagi, ditujukan pada Karin.
"Lo, tuh, yang ngaca! Nggak tahu diri!" sentak Karin dengan melotot.
"Lo yang nggak tahu diri! Kalau lo tahu diri, lo harusnya malu datang ke basecamp gue!" balas Citra lagi.
"Udah, udah. Citra, udah!" Nuga berusaha menengahi pertengkaran dua cewek itu.
"Apaan sih lo, Ga! Jangan ikut campur!" semprot Citra sambil mengibaskan lengan saat Nuga berusaha menahannya.
Nuga mendesah panjang. Cowok itu mundur selangkah sambil menggaruk-garuk rambutnya. Sebagai Ketua Klub Capoeira yang sekarang basecamp-nya menjadi tempat adu mulut dua cewek kelas XII yang sama-sama terkenal galak di SMA LV, dia harus bisa mengatasi ini dengan kepala dingin.
"Lo nggak malu apa, dilihatin banyak orang gini, udah dong!" ucap Nuga memperingati Citra sekali lagi. Cowok itu belum tahu apa masalah sebenarnya dan siapa yang salah, tetapi yang paling penting sekarang dia harus bisa menenangkan anggota klubnya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASECAMP
Teen FictionBasecamp Klub Capoeira SMA Lentera Victoria diambil alih! Nuga, si Ketua Klub, tentu saja tidak terima. Apalagi basecamp itu adalah buah perjuangannya mempertahankan klub yang pernah terancam dibubarkan karena kekurangan anggota. Bagaimana jika te...