"Kak Haechan." Panggilan seseorang, ketika Haechan dan Renjun sedang jalan beriringan. Baik Haechan maupun Renjun, mereka berdua langsung berhenti ketika nama Haechan di panggil.
"Kak Haechan kan bener? Aku kira salah orang hehehe." Ucap Garam, yang saat ini sudah ada di hadapan Haechan, dengan senyumannya yang mengembang.
Haechan meringis begitu mendengar penuturan Garam. Ia langsung mengalihkan tatapannya menjadi menatap Renjun yang ada di sampingnya. Ia langsung memperhatikan mimik wajahnya Renjun. Takut Renjun salah paham aja. Padahal kan mereka baru aja baikkan setelah insiden dirinya yang kepergok tawuran tadi.
Itu aja usaha Haechan buat ngebujuk Renjun itu susah. Harus pakai usaha yang ekstra, dalam mengembalikan moodnya Renjun yang sedang marah. Renjun itu kalo marah emang gak bisa lama-lama, tapi bisa seharian cuekin Haechan. Bener-bener kayak gak nganggep Haechan ada di muka bumi. Haechan bener-bener di diemin, udah gitu Renjun ini selalu bikin wajah yang buat Haechan takut dan merasa bersalah saat itu juga.
"Kak Haechan. Gimana bingkisan yang aku kasih? Udah kakak makan semua kan? Rokoknya gimana kak? Aku gak salah beli kan?" Tanya Garam yang terdengar sangat antusias. Dia juga langsung mendekati Haechan, ketika mengatakan rokok.
Di sekolah ini emang gak boleh ngerokok. Jadi, ketika Garam berbicara sangat pelan dan juga sangat dekat, ketika mengucapkan kalimat rokok.
Remjun langsung menautkan alisnya, ketika melihat tingkah agresive perempuan bernama Garam ini. 'Perlu di suciin nih akhlak-nya.' Batin Renjun merengus, saat melihat tingkahnya Garam, yang sangat kegatelan dengan kekasihnya ini.
Haechan yang merasakan adanya aura negative, dan tidak enak di sekitarnya. Ia langsung menjauhi Garam, dan langsung merangkul pinggangnya Renjun yang sedang bersedikap dada.
Garam yang melihat Haechan yang menjauh. Dia langsung mengalihkan tatapannya ke tangan Haechan yang tengah merangkul orang yang di sebelahnya. Garam juga langsung tersadar kalau Haechan tengah bersama seorang wanita. "Ini siapa ya kak?" Tanya Garam dengan nada polosnya, seraya menatap Renjun, yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan datar.
Renjun membelalak kaget ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya Garam. Bisa-bisanya ada orang yang gak kenal dirinya. Padahal dia primadona di sini setelah Karina dan juga Winter. Circle pertemanan-nya juga bagus, gak ecek-ecek dan nyaris sempurna.
Ada sang primadona Karina dan juga Winter, dia primadona ketiga setelah mereka berdua. Primadona-nya line anak luar. Ada Giselle yang merupakan cabe-cabean blasteran Jepang, yang tingkahnya lebih pedes daripada cabe Indonesia. Ada Ningning yang merupakan anak emas blasteran China. Anak kesayangan emak bapaknya, guru sampe kepala sekolah. Dengan mulut yang super duper pedas, mengalahi pedasnya mie abang ade.
Bisa-bisanya ada orang yang gak kenal Huang Renjun? Perlu di kasih pelajaran ketenaran nih. Renjun diem aja, dia mencoba untuk sabar dan gak jawab pertanyaannya Garam. Ia ingin tau apa jawaban yang akan di berikan Haechan, akan pertanyaan yang di lontarkan Garam. Ia ingin tau apakah Haechan ini akan menganggapnya sebagai kekasih atau bukan.
"Dia pacar gue. Huang Renjun namanya. Mungkin habis lulus, ganti marga jadi Lee Renjun." Ujar Haechan, yang langsung menoleh. Netranya menatap wajahnya Renjun yang sangat datar. Langsung saja dia mencium bibirnya Renjun, tepat di hadapan Garam, setelah menjawab pertanyaannya.
"Loh kak Haechan udah punya pacar? Aku--"
"Udah tau kan kalo Haechan ini udah punya pacar? Jadi udah tau kan, lo harus ngapain sama cowo yang udah punya kekasih? Kalo lo masih harga diri sih lo bakal ngejauhin. Tapi kalo harga diri lo udah gak ada sama tingkat kegatelan lo udah level gak bisa di ruqiyah, lo tetep deketin pacar gue." Potong Renjun, menatap Garam dengan tatapan julidnya. Tapi bagi Haechan, ini sudah masuk ke tahap siaga satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST HIM - HYUCKREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK HYUCKREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PAR...