Seperti ucapan Haechan tadi. Bahwa dia akan mengantarkan Renjun pergi ke tempat pemotretan. Saat ini Haechan dan Renjun sedang berada di dalam perjalanan menuju tempat pemotretan.
Sampai di tempat pemotretan, Renjun langsung turun, dan langsung menghampiri Harvey. Di belakang Renjun, sudah ada Haechan yang terus mengikuti Renjun.
"Eh Renjun, jadi dateng toh? Gue kira enggak." Seruan yang pertama kali Harvey lontarkan, begitu melihat Renjun.
"Jadi Vey. Tapi gue mau liat pakaiannya sama konsepnya dulu. Kalo pakaiannya minim sama konsepnya vulgar, gue balik." Balas Renjun, yang langsung mengikis jarak sama Harvey, buat ngeliat konsep yang akan ia pakai.
Harvey hanya bisa membalas ucapannya Renjun dengan anggukkan kepala. Setelah menjelaskan tentang konsepnya, dia langsung membawa Renjun menuju ruang ganti. Dia memang membawanya kesana, supaya Renjun bisa melihat dengan sendirinya, baju yang akan dia kenakan untuk pemotretan nanti. Selain itu, Harvey juga membawa Renjun menuju produser, untuk di jelaskan secara detail mengenai konsep permotretan nanti.
Renjun gak sendirian aja ke ruang ganti dan ke produser. Renjun juga membawa Haechan. Ia ingin kekasihnya itu bisa melihat sendiri baju yang akan di pakai oleh dirinya. Serta mendengar sendiri ucapan sang produser akan konsep yang akan dia pakai.
"Gimana yang?" Tanya Renjun, menatap Haechan untuk meminta persetujuan sang kekasih. Saat ini mereka sedang berada di ruang tunggu. Menunggu pemotretan yang akan di lakukan Renjun, kalau misalkan Haechan memperbolehkan dirinya.
"Yaudah. Konsep sama pakaiannya juga gak aneh-aneh." Jawab Haechan. Seperti yang di katakan dia tadi. Bahwasanya dia gak bakalan ngelarang Renjun, dan mmakan mengizinkan Renjun, kalau pakaian sama konsepnya tuh gak aneh-aneh.
Renjun pun tersenyum senang begitu mendengar jawaban yang terlontar dari mulutnya Haechan. "Yaudah kalau gitu, makasih ya yang. Kamu tunggu sini dulu ya. Aku konfirmasi ke Harvey sama ke produsernya dulu." Seru Renjun, yang langsung pergi meninggalkan Haechan.
Haechan hanya bisa diam, mengikuti apa yang Renjun katakan dan Renjun perintahkan tadi. Ia lebih memilih untuk menunggu, seraya memainkan ponselnya di ruang tunggu milik Renjun.
"Udah?" Tanya Haechan, yang langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel, untuk melihat kekasihnya yang baru saja kembali.
"Udah. Aku pemotretan habis ini. Kamu tungguin aku ya yang? Jangan kemana-mana." Pinta Renjun, yang langsung duduk di tengah tengah Haechan. Ia langsung menyenderkan kepalanya di dada bidang milik Haechan.
"Tadi lagi apa?" Tanya Renjun, yang saat ini tengah menatap layar ponselnya Haechan, yang ternyata tengah membuka sosial medianya. Hanya melihat saja, tidak ada niatan untuk apapun.
"Tadi mau main pubg sama Lucas, Jeno. Tapi nanti aja pas kamu pemotretan." Jawab Haechan, yang tidak terganggu dengan Renjun yang saat ini tengah berada di dalam kungkungannya.
Tidak lama Haechan ngomong kayak gitu, Renjun pun langsung di panggil untuk pemotretan. Renjun yang di panggil pun langsung beranjak dari duduknya. "Yang, tunggu ya." Pinta Renjun, mengecup bibir kekasihnya sekilas, dan langsung pergi meninggalkan sang kekasih.
Sedangkan Haechan, dia langsung bermain bersama Lucas dan juga Jeno. Hitung-hitung mengusir rasa sepinya, seraya dirinya tengah menunggu Renjun yang sedang pemotretan.
Sesekali netranya Haechan melirik, untuk melihat kegiatan sang kekasih. Ya walaupun Haechan ini sering terpaku, karena melihat kecantikan paripurna sang kekasig yang gak pernah luntur. Di tambah posenya yang sangat cantik.
*drt drt drt* getaran yang ada di ponselnya Haechan, sukses membuat Haechan memaki. Padahal sebentar lagi dia menang.
Haechan langsung menautkan alisnya, ketika dirinya melihat nama yang tertera di ponsel miliknya. Langsung saja ia mengangkat teleponnya, setelah dirinya melihat dial name yang tertera.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST HIM - HYUCKREN
FanficCERITA INI KHUSUS UNTUK HYUCKREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PAR...