5

900 129 3
                                    




"Jihane?" Panggil Aghni dia baru saja tiba di rumah Jihane,tanpa sengaja dia memergoki Jihane bersandar di depan pintu seperti mau menangis.

" eh Nin kamu baru sampai?" Tanya Jihane bergerak salah tingkah berusaha menutupi gelagat sedihnya.

"Kamu gak papa Ji?" Tanya Aghni

" gak papa Nin" jawab Jihane memaksakan untuk tersenyum.

" Ji, kamu ga usah ragu untuk cerita ke aku,im heres for you" kata Aghni mengelus lengan nya,dan pada saat itu tubuh Jihane lemas dan memeluk Aghni erat,dia tidak bisa membendung air matanya lagi.

"Aku putus sama dia Nin" katanya dalam pelukan Aghni.

Sejujurnya Aghni juga tidak tahu harus berbuat apa di sisi lain dia senang dengan kabar ini tapi dia juga bisa melihat air mata Jihane yg terlihat sangat sakit akan masalahnya ini, ini jelas sekali kan bahwa Jihane mencintai orang itu.

" yang sabar Ji, semua akan baik baik saja..." dia mengambil tisu dari dalam tas nya lalu membasuh air mata Jihane sampai tak tersisa di wajah cantik.

" kamu orang baik, Tuhan pasti akan memberikan pengganti yang tak kalah baik nya untuk kamu nanti"

Jihane berusaha untuk tegar dan tersenyum walau belum sepenuh nya luka terobati.

" makasih yah Nin, kamu memang My bestfriend deh, kaya sahabat ku cuman kamu doang yang paling mengerti aku" kata Jihane tersenyum.

" ya udah jangan nangis lagi, nanti cantik nya hilang" kata Aghni dengan nada usilnya.

Jihane terkekeh sambil mencubit pipi nya.

" kamu ngapain kesini?" Tanya Jihane lagi.

" oh ini aku bawa makanan dari ibu ku, dia sedang datang terus masak dan aku bawa buat kamu, cobain nih masakan ibu ku"  kata Aghni menunjukkan sebuah kantong plastik yang dia bawa untuk di Jihane dan keluarga nya.

" wah wah...kok kamu ga ajak ibu mu sekalian kesini sih? Yuk masuk dulu" Jihane merangkul Aghni dengan sayang.

" ibu kayanya masih capek Ji, itu juga datang dia langsung masak, dia sih minta ikut tapi aku kasihan mana Jakarta macet jadi ku suruh istirahat tadi dia" jawab Aghni sambil menutup pintu apartemen Jihane.

Jihane berteriak memanggil sisa penghuni rumah nya, selama di Jakarta dan tinggal di apartemen dia hanya tinggal ber 3 dengan mama dan Asistain nya gilang.

Nancy chedid ibu dari Jihane menyambut nya memberikan pelukan hangat untuk Aghni,saat Jihane sibuk menyusun makanan buatan ibu Aghni di meja makan.

" wah bawa apa nih nak Aghni?" Tanya sang mama.

" itu masakan ibu ku tante, dia lagi ada di Jakarta, " jawab Aghni sambil menaruh bokong nya diatas kusir di depan meja makan panjang di ruang makan keluarga chedid.

" jadi ngerepotin ibu mu deh nak Aghni, makasih banyak ya" kata mama chedid.

" enggak kok tante, ibu malah seneng banget masak nya semangat lagi" jawab Aghni sambil terkekeh.

" lain kali, ajak kesini ya nanti gantian tante masakin." 

Aghni mengangguk, karena Jihane dan mama nya sibuk, Aghni mengambil ponsel dari dalam tas nya, dia sudah merasa kan bahwa ponsel nya sebenarnya dari tadi bergetar karena dia memasang dengan mode getar.

Dia membaca pesan dari seseorang sambil senyam senyum, Jihane tak sengaja memperhatikan kesibukan nya dengan ponsel nya.

" kamu ikut makan kan Nin? Siapa sih kaya nya kamu seru banget nih" jihane

Sunshine. (Aghni-Jihane) end Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang