24

721 135 8
                                    



Kesal dan marah itulah yang jihane rasakan,bisa bisanya Aghni diam diam mengirimnya berbagai hadiah dan bunga tanpa dia sadar bahwa itu darinya.

"Kak gilang kenapa ga tahan Aghni?" Tanya jihane pada asistain nya itu.

"Udah Ji tapi itu anak kabur nya cepet banget" kata gilang.

Jihane mendekati bunga pemberian dari Aghni dan mengambil lalu berjalan kearah gilang dan memberikannya.

"Buang aja kak,aku ga butuh semua pemberian dari dia" kata jihane yang benar benar merasa kecewa pada Aghni.

Gilang merasa tak enak dan sayang untuk membuang bunga indah itu.

"Buang kak...buang aja" kata jihane sambil menolak pinggangnya membuang tubuh nya kearah sebaliknya.

Gilang hanya mengangguk.

****


Aghni pulang dan merentangkan tubuh nya,dia merasa capek dan tanpa sadar dia tertidur pulas di ranjang empuk nya.

Paginya dia terbangun masih dengan pakaian semalam yg belum di ganti,dia langsung mandi karena merasa badan nya lengket dan setelah dia turun.

Ibunya sedang memasak sarapan.

"Pagi Nin...makan dulu baru berangkat kerja kan?" Tanya sang ibu

"Sarapan dulu bu..." jawab Aghni sambil tersenyum dan meminum teh yang sudah di buatkan oleh sang ibu.

Ibu Farida (nama ibu dari Aghni) menyajikan putri nya sarapan dengan omelet dan susu,Aghni makan dengan lahap.

"Oh iya Nin,apa kita pindah Jakarta saja ya?" Tanya ibunya lagi.

Aghni menoleh untuk menatap sang ibu.

"Kenapa?" Tanya nya

"Biar kamu bisa lebih deket toh ke jihane, kalau di Semarang kan jauh,ibu lihatnya kamu kaya ga semangat gituh kalau ga lihat dia"

Aghni terdiam dia mengingat kejadian kemarin saat dia tidak sengaja sial bertemu gilang saat ingin melihat jihane.

"Aghni ketauan bu,kayanya udah ga bisa lagi" kata Aghni suaranya penuh kegalauan.

Sang Ibu hanya bisa prihatin memandang putri semata wayangnya itu hancur kian hari.

***

Jihane memutuskan untuk melepaskan.

Mungkin sudah takdirnya dia dan Aghni tidak bisa bersama,di tambah lagi dia seolah berjuang sendirian,tidak kah Aghni merindunya? Seperti gelora rindu jihane padanya,walau nyatanya jihane tau gadis itu mencoba melihatnya dari kejauhan tapi apa itu sudah cukup bagi Aghni?

Dia tidak habis pikir dengan apa yang Aghni bicarakan dengan mama nya sehingga membuat Aghni menyerah.

Jihane marah pada ibunya untuk beberapa saat tapi dia juga tidak bisa terus menjadi anak pembangkang toh orang tuanya ingin yang terbaik untuk putrinya.

Di sela semua itu sang mama juga kerap mengatur waktunya mengenalkan nya dengan berbagai pemuda kaya muda,belum lagi mendekatkannya dengan lawan main nya di berbagai project film yang di bintanginya.

Kini dia duduk di sebuah restauran tersenyum mendengar gurauan salah satu aktor tampan yang jadi lawan mainnya,pemuda itu tampaknya memang tertarik pada jihane.

Dan dalam usahanya malam itu dia melontarkan berbagai gurauan candaan untuk menarik perhatian jihane,tapi entah kenapa jihane tampak bosan,dirinya hanya mengaduk makanan nya dengan malas malasan.

Tapi netranya bergulir melihat seseorang berjingkrak jingkrak sambil memanggilnya dengan wajah cemas.

"Al...gw boleh ke belakang sebentar ga? Kayanya asistain gw manggil ada yang penting" tanya jihane pada Al.

Al mengangguk sambil mengelap bibirnya dengan sapu tangan "boleh Ji,silahkan" Al bangkit saat jihane bangkit,mengeluarkan senyum paling memikatnya.

Jihane berjalan cepat menuju gilang yang menunggu nya.

"Aghni ji" kata gilang terbata bata.

Jihane mengerling memandang asistainnya dengan bingung.

Gilang maju mendekat pada jihane dan berjinjit membisikkan nya sesuatu di telinga jihane yang menbuat jihane mendadak kaku di tempat,wajahnya pucat matanya berair.

"Kak antar gw kesana sekarang kak" pintanya dengan nafas tersengal.

***

Jihane menyusuri koridor rumah sakit dengan terburu buru,masih dengan air mata bergelimang di pipi nya.

Di sudut koridor dia bisa mengenali sosok berkerudung yang sedang duduk,sosok itu tersenyum melihat kedatangan nya.

"Ibu...keadaan Aghni gimana bu?" Jihane langsung bersimpuh diantara lutut ibu Farida ibunda dari Aghni.

"Eh Cah ayu..." sapa sang ibu masih tersenyum pada jihane,dia memegang tangan jihane dan tangan satunya mengelap air mata di wajahnya.

"Aghni udah mendingan,tapi masih harus istirahat lagi" jawab nya.

"Mau masuk? Mau lihat Aghni?"

Jihane mengangguk,lalu sang ibu membawanya masuk ke dalam kamar tempat dimana Aghni di rawat.

Jihane melangkah mendekati Aghni yang tertidur lemas diatas tempat tidur rawatnya.

"Nin...sayangku" air matanya menjatuhi pipinya lagi,dadanya terasa sesak dia tidak kuat melihat sosok di cintainya saat ini.

Pelupuk mata Aghni membuka perlahan dan netra kedua mata itu bertemu untuk beberapa saat.

"Jihane?" Aghni mengelus wajah jihane untuk meyakinkan dirinya sedang tidak bermimpi.

Jihane meraih tangan Aghni dan mengecupinya, dadanya masih terasa sakit,sakit sekali sehingga dia tampak sulit bernapas.

"Kamu kok bisa ada disini sayang?"

Aghni yang tampak masih lemas ingin menjawab,tapi jihane menyuruhnya untuk tetap diam,jihane segera melepas sepatunya dan ikut bergabung dengan Aghni keatas tempat tidur lalu memeluknya dengan erat dan sayang.

"Aghni belakangan ini suka telat makan,tadi pagi dia ga sarapan,dan tadi siang pas ibu masak ibu denger dia kesakitan,ibu panik dan langsung telepon ambulans,ibu denger dia panggil nak jihane,dan kebetulan dulu sempet simpan nomer nak gilang,jadi ibu telepon dan ngabarin"

Jihane yang sepertinya lupa dengan keberadaan ibu dari Aghni buru buru duduk.

"Gak papa dilanjut kangen kangenan nya,ibu tunggu di luar ya"

Aghni menggigit bibir bawahnya karena setelah ibunya pergi jihane menatapnya dengan tajam.

"Pokoknya ga ada ya,kamu sampai telat makan lagi,dan aku ga mau kamu diem diem nontonin aku dari jauh" protes jihane.

Aghni menatap nya dengan mata sayu.

"Maafin aku Ji" jihane menutup mulutnya dengan tangan nya,lalu mengelus wajah cantik Aghni

"Aku sayang sama kamu Nin, jangan pernah tinggalin aku lagi yah" jihane memohon dengan mata berkaca kaca menatapnya.

"Iya aku janji,mulai sekarang aku ada buat kamu selamanya jihane"

Sunshine. (Aghni-Jihane) end Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang