02

13.4K 1.3K 59
                                    

Haechan menghentikan langkahnya saat diujung koridor menemukan seseorang yang beberapa kali terakhir ini sering membuatnya penasaran.

Matanya memicing, memindai setiap gerakan lelaki itu. Sebenarnya tidak ada yang aneh, hanya saja pendiamnya itu lebih-lebih membuat aneh semua orang sehingga dia dijauhi.

Haechan berpikir, bukankah jika cucu pemilik sekolah biasanya memanfaatkan ini untuk ketenaran?

Tapi si alpha dominan itu tidak.

Haechan menjadi lebih penasaran saat alpha itu membuat barier, atau penghalang tak kasat mata yang tinggi untuk semua orang. Dan itu cukup menakutkan untuk omega seperti dirinya.

Jadi untuk memecahkan rasa penasaran yang semakin tinggi dia melangkah, mendekat, dan memutuskan untuk menyapa walau ia tau hasilnya akan seperti apa.

Namun sebelum Haechan sampai, Mark sudah berlalu ke arah lain, tanpa menoleh dan sepertinya dia tau kalau ada yang mau mendekat.

Haechan mendengus, bibirnya mencebik kesal.

"Padahal feromon omega yang belum heat tidak akan semenyengat itu. Ish, dasar hidung silet." Kesalnya. Dia berbelok ke arah asrama.

Haechan baru saja dari ruang guru untuk menyerahkan tugas, disepanjang koridor dia menggerutu kesal. Langkah kakinya terus melangkah menuju kamarnya yang terletak paling ujung dilantai satu.

Tapi matanya mengerjap melihat dua orang petugas sekolah tengah menggotong sebuah lemari kedalam kamar persis disebelah kirinya.

"Oh? Siapa yang pindah kesini?" Tanyanya pada Felix yang berdiri didepan pintu kamar.

"Kau tebak."

Haechan menoleh, menatap Felix dengan aneh.

"Tebak? Memangnya kenapa? Anak baru, ya? Loh, bukannya ini semester akhir?"

Felix berdecak pelan, menatap Haechan dengan malas. Dia agak kesal karena tidur sorenya tergganggu aktivitas kamar sebelah.

"Mark Lee, si alpha dominan itu pindah kesini."

"Hah?"

Felix mengangguk, "nama penghuni untuk setiap kamar tertera nama dia."

"Loh, bukannya ini blok omega? Lagipula untuk apa dia pindah dari lantai 3 yang super besar dan nyaman itu?"

Felix mengangkat bahunya menandakan tidak tahu menahu.

"Apa disuruh oleh pihak sekolah? Tapi kenapa?" Tanya Haechan lagi dengan penasaran.

Mark Lee yang seorang cucu pemilik sekolah, yang dari kelas satu memiliki kamar sendiri dilantai tiga tiba-tiba pindah ke lantai yang kamarnya lumayan sempit.

Itu tentu aneh, apalagi pindahnya di blok kamar omega. Lantai satu kamar alpha itu didepan pintu masuk asrama, lalu beta terakhir omega.

Kebetulan lantai satu kamarnya biasa, lantai duapun tidak jauh berbeda, kecuali lantai tiga yang rata-rata dihuni oleh murid kaya yang membayar lebih untuk kamar asrama karena tidak mau mempunyai rommate. Atau alasan lainnya karena dilantai tiga itu kamarnya luas-luas dengan fasilitas yang lumayan lengkap.

Sekarang rasa penasarannya naik satu level.

"Ayo masuk."

Haechan menoleh, dia melihat Felix berjalan gontai ke dalam kamar. Setelah memandangi pintu kamar sebelah yang sudah tertutup Haechan akhirnya masuk. Menyimpan tasnya dikursi belajar dan berjalan kearah kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, sambil mengusak rambutnya yang basah Haechan duduk dipinggiran kasur. Matanya menatap Felix yang sedang memainkan ponsel sambil tiduran.

Si Alpha DominanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang